Jemput Bola, Jateng Tawarkan Puluhan Proyek kepada Investor
Central Java Investment Business Forum 2021 digelar. Ada 10 proyek kategori Investment Project Ready to Offer, 18 prospektif, 31 potensial, dan 7 kawasan industri. Pada hari pertama, sudah ada 26 peminatan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Lebih dari 60 proyek ditawarkan kepada para calon investor dalam Central Java Investment Business Forum atau CJIBF 2021 yang berlangsung Rabu-Kamis (10-11/11/2021). Acara tersebut sebagai ajang jemput bola dalam rangka menggenjot capaian investasi, yang juga bakal menopang perekonomian daerah dan nasional.
CJIBF 2021 merupakan kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Bank Indonesia, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan Bank Jateng. Acara bertema ”Rebuilding Agri-industries for Economic Acceleration” itu diikuti oleh 256 orang, yang berasal dari 10 negara asing, juga dalam negeri.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jateng Ratna Kawuri dalam CJIBF 2021 di Semarang, Rabu siang, mengatakan, ada lebih dari 60 proyek yang ditawarkan. Sebanyak 10 berkategori Investment Project Ready to Offer (IPRO), 18 prospektif, dan 31 potensial. Juga, ada 7 kawasan industri di Jateng.
Pada one-on-one meeting (Rabu) tadi pagi, telah dihasilkan 26 kepeminatan, dengan rencana investasi Rp 3,97 triliun dan 1,61 juta dollar AS.
”Pada one-on-one meeting (Rabu) tadi pagi, telah dihasilkan 26 kepeminatan, dengan rencana investasi Rp 3,97 triliun dan 1,61 juta dollar AS,” kata Ratna.
Sejumlah proyek yang ditawarkan antara lain investasi PSEL Jatibarang (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik) di Kota Semarang dan pengembangan Aqua Edu Culture Park Panjang Island di Kabupaten Jepara. Adapun ketersediaan kawasan industri di antaranya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang, dan Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jateng, realisasi investasi di Jateng pada semester I-2021 mencapai Rp 25,28 triliun atau 47,2 persen dari target Rp 53,53 triliun. Dari jumlah itu, penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 16,18 triliun dan penanaman modal asing Rp 9,09 triliun. Jumlah proyek sebanyak 10.065 proyek dengan serapan tenaga kerja 93.965 orang.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, CJIBF merupakan cara menjemput bola dalam situasi sulit akibat terdampak pandemi Covid-19. Pemprov Jateng pun terus mencari pasar-pasar yang nontradisional dengan cara-cara baru, termasuk insentif-insentif serta pelayanan yang lebih mudah.
Kendati telah dihajar habis-habisan oleh pandemi Covid-19, Jateng tak putus asa. ”Apa-apa yang masih berpeluang, kami jemput bola. Bersama BKPM dan Presiden, kami pernah bicara tentang bagaimana agar kawasan industri di Batang jadi tempat menarik dan seksi. Agar kita bisa bertanding dengan beberapa negara lain,” jelasnya.
Setelah acara CJIBF 2021, Ganjar pun menyiapkan investment tour yang mempersilakan para calon investor melihat langsung kawasan-kawasan industri. Para bupati/wali kota disebutnya siap menyambut.
UMKM dan pengusaha lokal
Sekretaris Utama Kementerian Investasi/BKPM Ikmal Lukman menjelaskan, dari data sejak 2017, Jateng selalu masuk top 5 provinsi di Indonesia dengan capaian investasi terbesar. Lima sektor tujuan investasi terbesar meliputi listrik, gas, dan air, gudang dan telekomunikasi, industri tekstil, jasa lainnya, serta industri makanan.
Ikmal menambahkan, dalam menarik investasi, baik penanaman modal asing maupun dalam negeri, pemerintah selalu berkolaborasi dengan UMKM dan pengusaha lokal di daerah, termasuk Jateng. ”Melalui kerja sama tersebut, kami harap investasi yang masuk bermanfaat bagi perekonomian Jateng,” ucapnya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menuturkan, Jateng merupakan salah satu pusat investasi di Indonesia yang berpotensi untuk terus ditingkatkan. Dengan jumlah populasi lebih dari 13 persen di Indonesia, Jateng sangat strategis untuk pertumbuhan perekonomian nasional.