Guru TPA Positif Covid-19 Nekat Mengajar, 15 Orang di Bantul Tertular
Kluster Covid-19 muncul di Desa Srigading, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Penularan itu terjadi setelah adanya seorang guru taman pendidikan Al Quran (TPA) yang positif Covid-19, tapi tetap mengajar.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Kluster penularan Covid-19 muncul di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penularan terjadi setelah seorang guru taman pendidikan Al Quran (TPA) setempat yang dinyatakan positif Covid-19 diketahui nekat mengajar. Akibatnya, terjadi penularan yang menyebabkan 15 orang dinyatakan positif Covid-19.
Camat Sanden Deni Ngajis Hartono menjelaskan, penularan Covid-19 di Desa Srigading itu berkaitan dengan kluster Covid-19 di SMK Negeri Sedayu, Kecamatan Sedayu, Bantul. Menurut Deni, ada seorang guru SMK Negeri 1 Sedayu yang tinggal di Srigading dan mengajar TPA di rumahnya.
”Guru SMK itu dinyatakan positif Covid-19. Tapi, nuwun sewu (mohon maaf), dia termasuk yang agak ngeyel. Jadi, sebelum isolasi mandiri, dia masih sempat mengajar TPA di rumahnya,” kata Deni, saat dihubungi, Senin (8/11/2021).
Deni menyatakan, sebelum mengajar TPA, guru yang bersangkutan sebenarnya sudah mendapat pemberitahuan bahwa dirinya positif Covid-19. Namun, dia tetap nekat mengajar TPA. Oleh karena itu, para murid TPA yang melakukan kontak erat dengan sang guru pun langsung diminta menjalani tes reaksi berantai polimerase (PCR).
Berdasarkan hasil tes PCR tersebut, enam murid TPA dinyatakan positif Covid-19 pada Rabu (3/11/2021). Setelah itu, petugas melakukan tracing atau pelacakan terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan murid TPA yang positif Covid-19.
Orang-orang yang melakukan kontak erat itu kemudian diminta menjalani tes PCR. Hasilnya, sembilan orang lain terkonfirmasi positif Covid-19 pada Jumat (5/11/2021). Mereka yang terkonfirmasi positif itu, antara lain, orangtua murid TPA yang sebelumnya dinyatakan positif.
Sebelum mengajar TPA, guru yang bersangkutan sebenarnya sudah mendapat pemberitahuan bahwa dirinya positif Covid-19. Namun, dia tetap nekat mengajar TPA.
”Total ada 15 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka ini ada dari murid TPA dan keluarga murid TPA. Murid-murid TPA ini usia sekolah dasar,” tutur Deni.
Setelah dinyatakan positif Covid-19, sebanyak 15 warga Desa Srigading itu menjalani isolasi. Sementara aktivitas TPA di rumah sang guru sudah dihentikan sementara.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY Didik Wardaya mengaku belum mendapat laporan mengenai seorang guru SMKN 1 Sedayu yang masih nekat mengajar TPA meski sudah dinyatakan positif Covid-19. ”Kami belum cross-check peristiwa itu dan posisi guru itu, kan, ada di rumah, bukan dalam konteks mengajar di sekolah. Jadi, pemantauan kami belum sampai ke sana,” tuturnya.
Didik menyatakan, jika ada guru yang terkonfirmasi positif Covid-19, mereka harus melakukan isolasi agar tidak menularkan ke orang lain. ”Kalau ada pengajar yang positif Covid-19, ya, tidak boleh mengajar dulu di sekolah. Artinya, mereka harus mengikuti ketentuan isolasi,” katanya.
PTM dihentikan
Didik memaparkan, untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19, aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) di seluruh SMA dan SMK di Kecamatan Sedayu, Bantul, dihentikan sementara. Penghentian sementara dilakukan setelah munculnya kasus Covid-19 di sejumlah sekolah di Sedayu.
Selain di SMKN 1 Sedayu, sekolah lain di wilayah tersebut yang juga diketahui muncul kasus Covid-19 adalah SMP Negeri 2 Sedayu serta SD Negeri Sukoharjo. Aktivitas PTM di tiga sekolah tersebut telah dihentikan sementara sejak beberapa waktu lalu.
Didik menyebut, total terdapat empat SMA dan SMK di Sedayu. Dia menambahkan, sejak 3 November 2021, kegiatan PTM di empat sekolah tersebut dihentikan sementara selama 14 hari. ”Selama 14 hari dilakukan pembelajaran jarak jauh lagi atau belajar dari rumah untuk SMA dan SMK di wilayah Sedayu,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Bantul Isdarmoko memaparkan, PTM di seluruh SD dan SMP di Kecamatan Sedayu juga dihentikan sementara. Dia menyebut, total terdapat 24 SD dan 4 SMP di Sedayu.
Menurut Isdarmoko, kegiatan PTM di SD dan SMP di Sedayu itu dihentikan sementara selama 14 hari sejak 5 November 2021. Dia menambahkan, penghentian sementara itu dilakukan berdasarkan hasil evaluasi sesudah munculnya kasus Covid-19 di beberapa sekolah di Sedayu.
”Pembelajaran di masa pandemi ini, kan, yang diutamakan keselamatan dan kesehatan warga sekolah. Dengan demikian, kalau PTM ada seperti itu (kasus Covid-19), akan dievaluasi,” ungkap Isdarmoko.