Kasus Covid-19 di Sekolah Terus Bermunculan di DIY
Kasus Covid-19 terus bermunculan di sejumlah sekolah di DI Yogyakarta. Penularan itu terjadi di tengah pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sejumlah jenjang pendidikan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Selama beberapa waktu terakhir, kasus Covid-19 terus bermunculan di sejumlah sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penularan terjadi di tengah pelaksanaan pembelajaran tatap muka di beberapa jenjang pendidikan. Dibutuhan penanganan cepat agar penularan di sekolah tidak meluas.
Kasus Covid-19 itu antara lain muncul di SMK Negeri 1 Sedayu, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Di sekolah tersebut, sedikitnya ada enam murid dan satu guru yang dinyatakan positif Covid-19.
Camat Sedayu Lukas Sumanasa, Rabu (27/10/2021), menjelaskan, kasus di SMKN 1 Sedayu berawal dari adanya satu siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. Siswa tersebut menjalani tes reaksi rantai polimerase (PCR) pada Jumat (22/10/2021) dan dinyatakan positif Covid-19 keesokan harinya.
Menurut Lukas, siswa SMKN 1 Sedayu itu diminta menjalani tes PCR karena melakukan kontak erat dengan saudaranya yang dinyatakan positif Covid-19 sebelumnya. Namun, sebelum menjalani tes PCR, siswa tersebut sempat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Padahal, siswa itu sudah diminta untuk tidak masuk sekolah karena dia masuk dalam daftar kontak erat.
” Dia sudah dipesenin (diberitahu) agar tidak berangkat ke sekolah dan langsung ke puskesmas untuk swab. Ternyata dia masuk sekolah, lalu kami mencari-cari. Kemudian dia dijemput di sekolah untuk swab,” kata Lukas.
Setelah satu siswa itu dinyatakan positif Covid-19, sejumlah siswa dan guru di SMKN 1 Sedayu pun diminta menjalani tes PCR. Berdasarkan hasil tes PCR yang keluar pada Selasa (26/10/2021), ada tambahan lima siswa dan satu guru yang dinyatakan positif Covid-19.
”Mereka (siswa dan guru yang positif Covid-19) tergolong orang tanpa gejala sehingga hanya menjalani isolasi mandiri,” ujar Lukas.
Pembelajaran tatap muka di SMKN 1 Sedayu pun dihentikan sementara untuk mencegah penularan yang lebih luas. Selain itu, petugas juga melakukan tes terhadap sejumlah orang yang melakukan kontak erat dengan siswa dan guru yang positif Covid-19. ”Hari ini ada 29 orang yang menjalani swab PCR dari hasil tracing,” katanya.
Lukas menambahkan, penularan Covid-19 di SMKN 1 Sedayu berkaitan dengan kasus sebelumnya yang muncul di SD Negeri Sukoharjo, Kecamatan Sedayu. Sebab, siswa SMKN 1 Sedayu yang paling awal terkonfirmasi positif Covid-19 merupakan saudara dari siswa SDN Sukoharjo yang dinyatakan positif Covid-19 sebelumnya.
Menurut Lukas, ada delapan siswa dan dua guru SDN Sukoharjo yang dinyatakan positif Covid-19. Penularan di sekolah dasar itu berawal dari adanya satu guru yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain di Bantul, kasus Covid-19 di sekolah juga muncul di sejumlah wilayah lain di DIY. Di Kabupaten Sleman, kasus Covid-19 ditemukan di SMP Negeri 2 Pakem. Di sekolah itu, satu siswa dinyatakan positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama mengatakan, kasus Covid-19 di SMPN 2 Pakem itu diketahui setelah Pemerintah Kabupaten Sleman melakukan tes antigen secara acak terhadap siswa dan guru di sejumlah sekolah pada Kamis (21/10/2021). Tes dilakukan untuk mendeteksi apakah ada penularan Covid-19 di sekolah atau tidak.
Cahya menuturkan, berdasarkan hasil tes antigen itu, ditemukan tiga siswa SMPN 2 Pakem yang positif Covid-19. Pemeriksaan kemudian ditindaklanjuti dengan tes PCR. Namun, dari tiga siswa yang menjalani tes PCR itu, hanya satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
”Setelah adanya satu siswa yang positif Covid-19, kami melakukan tracing. Hasilnya, orangtua dari siswa itu juga terkonfirmasi positif Covid-19,” ujar Cahya.
Sekolah-sekolah yang tidak ada kasus Covid-19 bisa tetap melanjutkan pembelajaran tatap muka.
Cahya menambahkan, ke depan, Pemkab Sleman akan melakukan tes antigen ke sejumlah sekolah lain untuk mendeteksi apakah ada penularan Covid-19 atau tidak. Tes akan dilakukan secara sampling atau hanya menyasar sebagian siswa dan guru, bukan semua siswa dan guru yang ada di sekolah.
Pada September lalu, kasus Covid-19 juga pernah muncul di SD Negeri Panggang 1, Kabupaten Gunungkidul. Di sekolah tersebut, lima siswa dinyatakan positif Covid-19. Penularan berawal dari adanya orangtua murid yang dinyatakan positif Covid-19.
Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X meminta, kasus Covid-19 yang muncul di sejumlah sekolah itu segera ditangani. Penanganan secara cepat itu penting agar penularan Covid-19 di sekolah tidak meluas. ”Yang penting cepat ditangani agar tidak jadi kluster,” ujarnya.
Sultan menyatakan, sekolah-sekolah yang tidak ada kasus Covid-19 bisa tetap melanjutkan pembelajaran tatap muka. Dia menyebut, selama ini, pihak sekolah sebenarnya sudah berupaya maksimal menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Selain itu, penularan terhadap siswa dan guru juga bisa terjadi di luar sekolah.
”Sekolah dan pemda sudah berupaya maksimal. Penularan itu, kan, perlu dilihat apakah dari luar atau dari sekolah,” kata Sultan yang juga merupakan Raja Keraton Yogyakarta.