Kasus Covid-19 Kembali Naik, DIY Siapkan Langkah Penanganan Khusus
Kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali naik selama dua hari terakhir. Pemda DIY akan memantau tren kasus dalam beberapa hari selanjutnya. Jika terus meningkat, akan diambil langkah penanganan khusus.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Setelah melandai cukup lama, kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menunjukkan tren kenaikan selama dua hari terakhir. Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan pentingnya protokol kesehatan secara ketat mengingat pandemi belum usai. Jika kasus terus meningkat, akan diambil langkah penanganan khusus.
”Imbauan saya, hati-hati. Pandemi Covid-19 ini belum selesai. Nyatanya setiap hari kan ada orang yang positif Covid-19,” tutur Sultan saat ditemui di kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta, Jumat (5/11/2021).
Tren kenaikan kasus Covid-19 di DIY mulai terjadi pada Rabu (3/11/2021). Pada hari tersebut, berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY, jumlah kasus Covid-19 di DIY bertambah 89 kasus. Dari 89 kasus baru itu, sebanyak 37 kasus berasal dari Kabupaten Sleman, 35 kasus dari Kabupaten Bantul, 7 kasus dari Kabupaten Gunungkidul, 5 kasus dari Kabupaten Kulon Progo, dan 5 kasus dari Kota Yogyakarta.
Jumlah kasus Covid-19 pada Rabu lalu itu naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan hari sebelumnya. Pada Selasa (2/11/2021), jumlah kasus Covid-19 di DIY hanya bertambah 29 kasus. Bahkan, sehari sebelumnya atau Senin (1/11/2021), jumlah kasus baru Covid-19 di provinsi tersebut hanya 13 kasus.
Sementara itu, pada Kamis (4/11/2021), jumlah kasus Covid-19 di DIY bertambah sebanyak 48 kasus. Meski menurun dibandingkan Rabu (3/11/2021), jumlah kasus tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Apalagi, sejak 14 Oktober hingga 2 November 2021, jumlah kasus baru harian Covid-19 di DIY tidak pernah melebihi 40 kasus.
Menanggapi kenaikan itu, Sultan menyatakan, Pemerintah Daerah DIY masih akan melihat kondisi beberapa hari selanjutnya. Jika kenaikan kasus Covid-19 terus terjadi, Pemda DIY akan mengambil langkah-langkah khusus untuk melakukan penanganan.
Dua hari ini harus dilihat, apakah ada kecenderungan turun atau enggak. Kalau dua hari ini naik terus, harus ada penanganan. (Sultan HB X)
”Dua hari ini harus dilihat, apakah ada kecenderungan turun atau enggak. Kalau dua hari ke depan naik terus, harus ada penanganan,” ujar Sultan yang juga merupakan Raja Keraton Yogyakarta.
Sultan juga meminta dinas terkait dan pemerintah kabupaten/kota di DIY untuk segera menangani kluster penularan Covid-19. Penanganan dilakukan dengan tracing atau pelacakan serta testing atau pengetesan agar mata rantai penularan dari kluster tersebut bisa diputus. ”Kalau ada kluster tetapi cepat ditangani kan tidak menular,” tuturnya.
Kluster takziah
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, menyatakan, kenaikan kasus Covid-19 itu antara lain terjadi akibat kluster penularan Covid-19 dalam acara takziah di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Kluster takziah itu menyebabkan munculnya kasus Covid-19 di sejumlah sekolah di Sedayu, misalnya SD Negeri Sukoharjo dan SMK Negeri 1 Sedayu. Belakangan, penularan Covid-19 dari kluster takziah tersebut meluas ke Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul.
Secara khusus, peningkatan kasus Covid-19 itu juga tampak dari bertambahnya jumlah kalurahan atau desa di Kabupaten Sleman yang masuk kategori zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Sleman pada 31 Oktober 2021, ada empat desa yang tergolong sebagai zona merah.
Empat desa yang masuk sebagai zona merah itu adalah Desa Caturtunggal di Kecamatan Depok, Desa Mororejo di Kecamatan Tempel, Desa Sinduharjo di Kecamatan Ngaglik, dan Desa Umbulharjo di Kecamatan Cangkringan. Padahal, berdasarkan data per 17 Oktober 2021, jumlah desa di Sleman yang tergolong zona merah tinggal satu, yakni Caturtunggal.
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 di DIY selama dua hari terakhir menjadi bukti nyata Covid-19 masih ada. Oleh karena itu, Huda berharap, masyarakat benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
”Ini bukti kalau Covid-19 di DIY masih betul-betul ada. Dengan aktivitas yang sudah mendekati normal ini, semestinya semuanya harus disiplin protokol kesehatan,” ujar Huda.
Huda menyatakan, penerapan protokol kesehatan itu sangat penting untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 di DIY. Selain itu, Pemda DIY dan jajarannya juga harus terus gencar melakukan pelacakan dan tes untuk mencegah penularan meluas.
”Protokol kesehatan masih menjadi nomor satu. Kalau itu dilakukan, insya Allah tidak ada gelombang ketiga seperti prediksi para ahli,” tutur Huda.