Di Klaten, Nyawa Saudara Sendiri Melayang akibat Dendam Salah Sasaran
Seorang ibu rumah tangga, di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dilaporkan tewas setelah meminum air mineral. Minuman itu diduga diberi racun kakak iparnya sendiri. Ada indikasi bahwa almarhum korban salah sasaran.
Oleh
nino citra Anugrahanto
·3 menit baca
Dusun Panggang Welut, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, geger. Salah seorang warganya tewas setelah meminum air putih dari kulkasnya sendiri, Senin (1/11/2021). Ironisnya, dia diduga korban salah sasaran rencana busuk yang dirancang kakak iparnya sendiri.
Sigit Nugroho (39), warga setempat, tidak pernah mengira keluhan tentang rasa pahit air mineral di dalam kulkas adalah percakapan terakhirnya dengan Hani Dwi Susanti (31), istrinya. Sayang, kala itu dia tidak terlalu menggubrisnya karena sibuk memperbaiki plafon rumah. Maklum, hujan mulai sering membasahi bumi Taji, sekitar 20 kilometer dari pusat kota Klaten.
Perhatiannya baru terfokus 15 menit kemudian. Hani tiba-tiba terjatuh. Tidak hanya itu, istrinya juga tidak sadarkan diri. ”Dia sempat muntah-muntah,” kata Sigit.
Kejadian ini membuatnya kebingungan. Tetangga sekitar rumah dipanggil untuk membantunya membawa Hani ke rumah sakit.
Akan tetapi, sebelum itu terjadi, naluri menuntun Sigit mencicipi air pahit yang dikeluhkan istrinya. Tidak lama kemudian, hasilnya fatal. Lidah Sigit panas. Ototnya kejang. Bersama istrinya, Sigit juga ikut mendapat perawatan di rumah sakit.
Beruntung Sigit hanya mencecap sedikit minuman maut itu. Penanganan medis menyelamatkan nyawanya. Senin sore dia diperbolehkan pulang. Namun, tidak demikian dengan Hani. Dia meninggal.
Kabar itu tiba di Polres Klaten. Polisi lantas menyelidikinya kasus kematian tidak wajar ini. Hasilnya, berujung pada penangkapan S, kakak ipar korban. ”Dia belum ditetapkan tersangka karena pemeriksaan masih dilakukan,” kata Kepala Polres Klaten Ajun Komisaris Besar Eko Prasetyo, saat ditemui di Surakarta, Selasa (2/11/2021).
Eko mengatakan, tempat tinggal S tidak jauh dari rumah korban. Namun, S ditangkap di Wonogiri, sekitar 60 km dari Klaten, pada Senin, sekitar pukul 04.00 atau 18 jam setelah Hani tewas.
Eko menambahkan, sudah menyita barang bukti berupa potasium. Diduga, bahan kimia tersebut digunakan terduga pelaku untuk meracuni korban. Namun, Hani kemungkinan korban salah sasaran. Eko mengatakan, terduga pelaku sesungguhnya menyimpan dendam pada Sigit.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Klaten Ajun Komisaris Guruh Bagus Eddy Suryana mengungkapkan, ada tanda-tanda yang janggal dari jenazah korban. Ditemukan bahan kimia korosif pada tenggorokan dan lidah korban.
Untuk itu, lanjut Guruh, otopsi terhadap jenazah korban pun dilakukan. Pihaknya telah mengirim sampel otopsi ke laboratorium forensik. Saat ini pihaknya masih menanti hasil pengkajian dari laboratorium tersebut guna memastikan penyebab kematian korban.
Sampai di rumah, saya lihat salah satu pintu rumah tidak terkunci. Padahal, saya ingat sudah mengunci semua pintu sebelum berangkat. (Sigit Nugroho)
Sempat bersitegang
Sigit tidak terkejut saat S dijadikan terduga pelaku. Alasannya, tiga hari sebelumnya, dia dan S bersitegang. Tanpa tahu penyebabnya, S tiba-tiba melontarkan kata-kata kasar. Sigit naik pitam dan menantang terduga pelaku berduel.
”Kenapa, kok, sampai dilontari kata-kata tersebut? Penyebabnya kenapa saya tidak tahu,” kata Sigit.
Akan tetapi, setelah itu, Sigit tidak ambil pusing. Dia bahkan melancong ke Baturetno bersama istri dan anggota keluarga lainnya, Minggu (31/10/2021). Pergi pagi, dia pulang pukul 20.30.
”Sampai di rumah, saya lihat salah satu pintu rumah tidak terkunci. Padahal, saya ingat sudah mengunci semua pintu sebelum berangkat,” kata Sigit.
Dia lalu memeriksa barang-barang miliknya. Hasilnya tidak ada barang yang hilang dan langsung pergi tidur. Namun, tidak disangka, kehilangan itu terjadi keesokan harinya. Hani pergi meninggalkan Sigit untuk selamanya setelah jadi korban salah sasaran dendam kerabatnya sendiri.