Meski masih lama, sukarelawan pendukung Puan Maharani telah mendeklarasikan Puan sebagai calon presiden 2024. Alasannya, Puan dianggap menjamin tegaknya NKRI, UUD, dan Pancasila.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kelompok sukarelawan pendukung Puan Maharani (Generasi Muda Perjuangan Nusantara/Gema Puan) mendeklarasikan Puan Maharani sebagai calon presiden Indonesia 2024 di Malang, Jawa Timur, Minggu (10/10/2021).
Mereka menilai Puan sebagai tokoh yang pas memimpin Indonesia karena yang bersangkutan memiliki semangat kuat menjamin tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar, dan Pancasila.
Dukungan sekaligus deklarasi Puan sebagai calon presiden di Malang kali ini merupakan yang pertama di Jawa Timur dan Indonesia. Malang dipilih sebagai lokasi karena dianggap sukarelawan di daerah ini sudah siap.
”Jadi pada hari ini kami mendeklarasikan, pertama kepengurusan Gema Puan Jawa Timur dan Pengurus Gema Puan Kabupaten Malang. Kemudian, deklarasi Puan Maharani sebagai presiden Indonesia 2024,” kata ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gema Puan Jawa Timur, Nanang Sutrisno.
Deklarasi digelar di salah satu hotel di Kota Malang. Hadir pada kesempatan ini puluhan sukarelawan dari sejumlah kota di Jawa Timur. Hadir pula Dewan Pimpinan Pusat dan DPD Jawa Tengah.
Menurut Nanang, ada beberapa alasan dipilihnya nama Puan sebagai calon presiden. Dia menyinggung soal falsafah orang Jawa terkait bibit, bebet, bobot. Soal bibit, Puan merupakan putri mantan presiden, anak mantan Ketua MPR, dan cucu dari presiden pertama Indonesia.
Puan Maharani juga mantan Menteri PMK yang sekarang menjabat sebagai Ketua DPR. ”Itu bibitnya. Kalau bebet atau kiprahnya sudah jelas, bahwa selama ini Puan Maharani adalah Ketua DPR perempuan pertama di Indonesia,” katanya lagi.
Dari sisi kinerja, Puan dianggap sosok pekerja keras dan tidak banyak bicara. Gema menilai sikap Puan menunjukkan seorang negarawan sejati. Adapun soal bobot, Puan sudah diakui di pentas nasional ataupun internasional.
Disinggung soal belum adanya rekomendasi terhadap Puan untuk maju sebagai calon presiden, Nanang mengatakan, pihaknya tidak ada hubungannya dengan partai politik mana pun.
Sebaliknya, Gema akan memberikan rekomedasi terhadap partai, utamanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan—selaku partai yang sudah membesarkan dan dibesarkan Puan Maharani—untuk bisa merekomendasikannya sebagai calon presiden.
Kembali disinggung soal pemilu yang masih lama, Nanang berkilah bahwa yang namanya dukungan itu bisa datang kapan saja. Selama ini banyak calon presiden lain bermunculan, termasuk sukarelawan-sukarelawan dan tim suksesnya.
”Itu bisa kapan saja dilakukan. Namun, yang pasti kami sudah menciptakan momentum bahwa ini perlu dilakukan untuk menunjukkan bahwa pendukung Puan Maharani di Indonesia, di Jawa Timur, itu ada. Itu yang paling penting,” katanya.
Mengenai siapa yang layak mendampingi Puan nantinya, Nanang mengatakan urusan itu mereka serahkan sepenuhnya kepada Puan. Bagaimanapun juga banyak hal yang memengaruhi kontestasi bursa calon presiden. Gema tidak akan mencampuri otoritas tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Gema Ridwan—di hadapan peserta yang hadir—mengatakan, beberapa provinsi sudah siap menggelar deklarasi. Pihaknya akan menggemakan Puan ke seantero Nusantara. Memang dibutuhkan kerja keras untuk berjuang.
”Kami independen. Saya tidak punya KTA (kartu tanda anggota partai). Kita butuh figur, tokoh, negarawan yang bisa memajukan bangsa ini,” katanya.
Dukungan terhadap tokoh politik untuk maju sebagai calon presiden tidak hanya kali ini saja muncul di Jawa Timur bagian selatan. Pertengahan Agustus lalu, dukungan terhadap Ganjar Pranowo maju sebagai calon Presiden 2024 muncul di Blitar Raya. Sukaelawan dan simpatisan pun mendeklarasikan diri sebagai sukarelawan Ganjarist Blitar Raya.