Masyarakat di Sumatera Barat dibebaskan memilih vaksin Covid-19 yang tersedia agar minat mengikuti vaksinasi meningkat. Capaian vaksinasi Covid-19 di provinsi ini merupakan yang terendah kedua di Indonesia.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Dinas Kesehatan Sumatera Barat membebaskan warga memilih jenis vaksin Covid-19 selama stoknya masih tersedia. Langkah ini ditempuh agar meningkatkan minat masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Capaian vaksinasi Covid-19 di Sumbar masuk kelompok terendah secara nasional.
Kepala Dinkes Sumbar Arry Yuswandi, Jumat (8/10/2021), menjelaskan, informasi tentang jenis vaksin Covid-19 sudah beredar luas. Masyarakat sudah bisa membaca dan mempelajari karakteristik setiap jenis vaksin. Untuk menarik minat, warga boleh memilih jenis vaksin yang diinginkan.
”Sekarang semua jenis vaksin Covid-19 ada di Sumbar. Maka, siapa yang mau divaksinasi, ya, silakan pilih selagi stoknya ada. Intinya supaya masyarakat mau ikut vaksinasi agar herd immunity segera tercapai,” kata Arry.
Dalam kegiatan vaksinasi Covid-19 yang diadakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang di aula kantor Gubernur Sumbar, Kamis (7/10/2021), misalnya, ada tiga jenis vaksin yang disediakan, yaitu Sinovac, Moderna, dan Pfizer. Saat mendaftar, warga bisa memilih jenis vaksin sesuai keinginan dan kebutuhan.
Menurut Arry, segala cara sedang diupayakan agar capaian vaksinasi Covid-19 di Sumbar meningkat. Sejauh ini capaian vaksinasi Sumbar untuk suntikan pertama masih rendah secara nasional.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, hingga 6 Oktober, capaian vaksinasi Sumbar suntikan pertama baru 23,93 persen, peringkat kedua terbawah dari 34 provinsi di Indonesia. Adapun rata-rata capaian vaksinasi nasional 46,41 persen.
Saat mendaftar, warga bisa memilih jenis vaksin sesuai keinginan dan kebutuhan.
Adapun data Dinkes Sumbar menyebutkan, hingga 7 Oktober 2021, capaian vaksinasi Covid-19 Sumbar 1.055.803 orang atau 23,83 persen dari total sasaran. Rinciannya, SDM kesehatan 40.898 orang (126,26 persen), petugas publik 289.685 orang (68,67 persen), warga lansia 39.775 orang (8,12 persen), masyarakat umum dan rentan 517.496 orang (17,87 persen), serta remaja 167.949 orang (28,48 persen).
Selain membolehkan warga memilih jenis vaksin, kata Arry, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dibantu instansi lainnya, juga gencar melakukan gebyar vaksinasi Covid-19. Dinkes mengupayakan setiap pekan ada gebyar vaksinasi. Kegiatan vaksinasi massal itu relatif efektif dalam menumbuhkan minat masyarakat untuk ikut vaksinasi.
”Vaksin tersedia, vaksinator ada. PR kami sekarang bagaimana mendatangkan orang untuk divaksin. Kalau menunggu di fasilitas kesehatan, warga tidak kunjung tiba. Yang tiba cuma 4-5 orang dan paling banyak 10 orang. Dibuat gebyar baru mereka datang. Kadang warga tertarik ikut karena temannya juga ikut,” ujarnya.
Di samping gebyar vaksinasi, Pemprov Sumbar juga mengeluarkan kebijakan vaksinasi Covid-19 sebagai syarat mengunjungi mal dan pusat perbelanjaan. Jika tidak ada kartu vaksinasi atau surat keterangan lainnya, warga tidak diizinkan masuk. Aturan ini mulai diterapkan sejumlah mal di Padang.
Dinkes Sumbar juga memberikan pendampingan terhadap daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah. ”Kalau mereka kekurangan tenaga, kami bantu pelatihan bagi vaksinator. Kalau kurang vaksin, kami tambah suplainya,” ujar Arry.
Berdasarkan data Dinkes Sumbar pada 7 Oktober, lima daerah dengan capaian vaksinasi suntikan pertama terendah dari 19 kabupaten/kota di Sumbar berstatus kabupaten. Daerah itu adalah Agam (10,26 persen), Pasaman Barat (10,75 persen, Padang Pariaman (12,23 persen), Pesisir Selatan (13,61 persen), dan Solok (16,82 persen).
Sementara itu, lima daerah dengan capaian vaksinasi tertinggi di Sumbar adalah Kota Padang Panjang (60,95 persen), Kota Bukittinggi (55,49 persen), Kota Solok (49,72 persen), Kabupaten Dharmasraya (40,73 persen), dan Kota Sawahlunto (40,25 persen).
Secara terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Agam Khasman Zaini mengatakan, capaian vaksinasi Covid-19 di kabupaten ini memang masih rendah. Hal ini tidak terlepas dari masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti vaksinasi.
Meski demikian, kata Khasman, upaya vaksinasi oleh satgas bekerja sama instansi lainnya, seperti TNI-Polri, tetap gencar dilakukan. Beberapa hari terakhir gebyar vaksinasi ramai diikuti warga. Gerai vaksinasi di puskesmas juga tetap dibuka setiap hari.
”Dalam tiga hari terakhir sangat banyak yang ikut vaksinasi. Pada gebyar vaksinasi di GOR Rang Agam, Rabu (6/10/2021), misalnya, dari target 1.000 orang yang mendaftar 1.386 orang. Kami pun akhirnya membuka kembali hari Kamis (7/10). Itu pun masih membeludak,” kata Khasman.
Menurut Khasman, dalam mempercepat capaian vaksinasi, satgas menggunakan pendekatan terhadap instansi, kelembagaan, dan keorganisasian, seperti sekolah. Dengan pendekatan itu, koordinasi lebih mudah dilakukan. Walakin masyarakat umum juga tidak lepas dari perhatian.
Khasman mengimbau masyarakat Agam agar bersedia mengikuti vaksinasi dalam upaya mempercepat tercapainya kekebalan kelompok. Dengan demikian, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) bisa ditiadakan. Agam saat ini berada pada PPKM level 2. Meskipun levelnya rendah, beberapa kegiatan masih dibatasi.
”Dalam instruksi Mendagri disebutkan, kalau capaian vaksinasi sudah lebih 60 persen, suatu daerah diperbolehkan mengadakan kegiatan keramaian dengan menerapkan protokol kesehatan. Ini diharapkan mendorong masyarakat untuk ikut vaksinasi. Sekarang di Agam kegiatan masih sangat terbatas karena capaian vaksinasi belum sampai 60 persen,” ujarnya.