Covid-19 Muncul di Sekolah, Agam Hentikan Pembelajaran Tatap Muka
Pemkab Agam, Sumatera Barat, menghentikan kegiatan sekolah tatap muka mulai Senin (26/4/2021) ini. Kebijakan ini sebagai antisipasi meluasnya kasus Covid-19 yang muncul di sejumlah sekolah beberapa pekan terakhir.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menghentikan kegiatan sekolah tatap muka mulai Senin (26/4/2021). Kebijakan itu dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya kasus Covid-19 setelah kemunculan kasus positif Covid-19 di berbagai sekolah di Agam beberapa pekan terakhir.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam, Isra, Senin (26/4/2021), mengatakan, kebijakan ini berdasarkan kesepakatan anggota Satgas Penanganan Covid-19 Agam dan seluruh anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Agam dalam rapat, Jumat (23/4/2021) lalu.
"Terhitung hari (Senin) ini sekolah tatap muka di Agam dihentikan. Kegiatan dialihkan ke sistem daring," kata Isra saat dihubungi dari Padang, Senin siang. Evaluasi kebijakan itu akan dilakukan setelah Lebaran.
Menurut Isra, kebijakan ini diambil karena terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di Agam beberapa pekan terakhir, sejalan dengan tren kasus di Sumbar. Kasus Covid-19 muncul di sejumlah sekolah di Agam, seperti di SMA 1 Lubuk Basung, SMA 2 Lubuk Basung, SMP 2 Lubuk Basung, dan sekolah lainnya.
Kondisi tersebut, kata Isra, dikhawatirkan memunculkan kluster penularan Covid-19 di sekolah-sekolah. Apalagi masyarakat mulai abai dalam menerapkan protokol kesehatan.
Penghentian sementara sekolah tatap muka ini berlaku untuk semua sekolah di Agam, mulai dari PAUD, SD, SMP yang dikelola pemkab, SMA dan SMK yang dikelola pemprov, hingga madrasah yang dikelola Kementerian Agama.
Selama belajar daring, kata Isra, guru tetap masuk ke sekolah secara bergiliran, sesuai kebutuhan sekolah. Ia mengimbau guru selalu mengingatkan siswa untuk ikuti pembelajaran daring serta selalu menerapkan protokol kesehatan agar terhindari dari Covid-19.
Orangtua juga diimbau untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak dan memastikan belajar sesuai jadwal yang ditetapkan guru. "Jika orangtua tidak disiplin, anak tidak disiplin karena mencontoh orangtuanya. Apabila tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan, semakin lama anak-anak belajar dari rumah. Dengan tren kasus yang terus naik tentu tidak akan dapat izin sekolah tatap muka," ujar Isra.
Agus Wandra, guru SDIT H Djalaluddin, Agam, mengatakan, sekolahnya mulai memberlakukan pembelajaran daring Senin ini. Terakhir kali sekolah tatap muka diadakan pada Sabtu (24/4/2021) lalu. Adapun guru tetap ke sekolah tetapi secara bergiliran sesuai jadwal.
"Pembelajaran daring sudah dimulai tadi. Penugasan mata pelajaran ataupun kegiatan Ramadhan disampaikan secara daring melalui aplikasi WhatsApp ataupun penugasan dari rumah," kata Wandra, Sabtu.
Wandra berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga sekolah tatap muka bisa kembali diadakan sebab tidak semua materi bisa disampaikan secara daring. "Apalagi materi banyak yang tertinggal, sebentar lagi hendak ujian semester. Jadi, harapannya, ada pembelajaran tatap muka kembali dengan tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Wandra.
Harapannya, ada pembelajaran tatap muka kembali dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. (Agus Wandra)
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Agam, Khasman Zaini, mengatakan, dua pekan terakhir kasus Covid-19 di Agam melonjak tajam. Selama dua pekan, setidaknya ada 181 orang positif Covid-19 di Agam.
"Kasus itu kebanyakan berasal dari dunia pendidikan. Ada yang dari MAN 5 Agam, SMA 2 Lubuk Basung, SMA (Agam) Cendikia, dan IPDN Baso," kata Khasman. Di IPDN Baso, misalnya, hingga Kamis (22/4/2021), lanjut Khasman, sedikitnya ada 36 praja terpapar Covid-19.
Selain menghentikan pembelajaran tatap muka Satgas Covid-19 Agam juga merevitalisasi dan memperkuat kembali posko Covid-19 mulai dari tingkat kabupaten sampai tingkat jorong. Pemantauan terhadap masyarakat yang pulang dari rantau juga dilakukan.
Menurut Khasman, konjakan kasus di Agam diduga terjadi karena penerapan protokol kesehatan mulai longgar di tengah masyarakat. Setelah setahun menghadapi pandemi, masyarakat mulai abai. "Kami berharap masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Virus ini nyata, sudah banyak buktinya. Sampai virus ini benar-benar hilang, obat yang paling ampuh adalah protokol kesehatan," ujarnya.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar, hingga Minggu (25/4/2021), jumlah kasus positif Covid-19 di Agam sebanyak 2.486 orang. Dari total jumlah itu, 50 orang meninggal, 2.204 orang sembuh, dan sisanya sedang dirawat ataupun diisolasi.
Agam saat ini berstatus daerah zona oranye atau risiko sedang penularan Covid-19 bersama 15 kabupaten/kota lainnya di Sumbar. Adapun tiga daerah lainnya di Sumbar berstatus zona kuning atau risiko rendah penularan Covid-19, yaitu Pariaman, Padang Panjang, dan Bukittinggi.
Sedangkan di Sumbar, jumlah kasus positif Covid-19 hingga Minggu sebanyak 35.963 orang. Dari total itu, 773 orang meninggal, 32.757 orang sembuh, 428 dirawat di rumah sakit, 1.876 orang isolasi mandiri, dan 129 orang isolasi di tempat karantina kabupaten/kota.