Rasio Pelacakan Kontak Erat Rendah, PPKM di DIY Tertahan di Level 3
Meski sejumlah indikator menunjukkan situasi pandemi Covid-19 di DIY telah membaik, pemerintah pusat masih menerapkan PPKM level 3 di provinsi itu. Kondisi itu diduga terjadi karena rasio ”tracing” yang masih rendah.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Meski sejumlah indikator menunjukkan situasi pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta telah membaik, pemerintah pusat masih menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 3 di provinsi itu. Salah satu masalah yang diduga menyebabkan PPKM di DIY belum turun level adalah rasio tracing atau pelacakan kontak erat yang masih rendah.
Berdasarkan data Pemerintah Daerah DIY, pada Jumat (8/10/2021), jumlah kasus baru Covid-19 di provinsi itu 37 kasus dan jumlah kasus meninggal sebanyak satu kasus. Sementara itu, jumlah orang yang menjalani tes pada hari tersebut sebanyak 7.406 orang. Oleh karena itu, positivity rate atau perbandingan jumlah tes dan jumlah kasus positif di DIY pada Jumat ini sekitar 0,5 persen.
Data itu menunjukkan, kondisi pandemi Covid-19 di DIY telah membaik. Kondisi itu antara lain tampak dari jumlah kasus harian Covid-19 di DIY yang telah menurun drastis. Sejak 24 September 2021, jumlah kasus harian Covid-19 di DIY selalu di bawah 100 kasus. Padahal, pada Juli lalu, jumlah kasus harian Covid-19 pernah melebihi 2.000 kasus.
Selain itu, sejak 16 September 2021, jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal di DIY selalu di bawah 10 orang per hari. Bahkan, sejak 5 Oktober, jumlah pasien yang meninggal di DIY selalu kurang dari 5 orang per hari. Padahal, pada Juli-Agustus 2021, jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal di DIY mencapai puluhan orang per hari.
Bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 juga menunjukkan perbaikan signifikan. Pada Juli lalu, banyak rumah sakit yang penuh sehingga tak mampu menerima pasien baru. Namun, mulai 24 September lalu, BOR selalu di bawah 20 persen.
Selain itu, beberapa indikator penanganan pandemi Covid-19 di DIY juga menunjukkan kondisi baik. Angka positivity rate harian, misalnya, selalu di bawah 5 persen sejak 20 September 2021 sehingga sudah sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Namun, rasio tracing atau pelacakan kontak erat di DIY masih tergolong rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Humas Pemda DIY, rasio tracing di DIY pada periode 16 September hingga 3 Oktober 2021 selalu di bawah 4. Ini artinya, dari satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, kurang dari 4 orang yang melakukan kontak erat bisa dilacak.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4805/2021 tentang Indikator Penyesuaian Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pembatasan Sosial dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19, ada tiga kategori terkait rasio tracing. Rasio tracing lebih dari 14 masuk kategori memadai, rasio tracing 5-14 kategori sedang, dan rasio tracing kurang dari 5 tergolong kategori terbatas.
Oleh karena itu, rasio tracing di DIY termasuk kategori terbatas. Masih rendahnya rasio tracing itulah yang diduga menyebabkan PPKM di DIY belum turun level. Sebab, sesuai Instruksi Mendagri Nomor 47 Tahun 2021 tentang PPKM di Jawa dan Bali, penetapan level PPKM berpedoman pada indikator yang ditetapkan Menteri Kesehatan.
Tidak tahu
Meski demikian, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengaku tidak tahu faktor yang menyebabkan status PPKM di DIY belum turun level. Kadarmanta menyebut, sejumlah indikator, misalnya jumlah kasus positif, jumlah kematian, jumlah pasien sembuh, positivity rate, dan BOR, telah menunjukkan kondisi bagus.
Masih rendahnya rasio tracing itulah yang diduga menyebabkan PPKM di DIY belum turun level.
Selain itu, capaian vaksinasi Covid-19 di DIY juga cukup tinggi. Berdasarkan data di situs vaksin.kemkes.go.id milik Kemenkes, hingga 8 Oktober pukul 18.00, vaksinasi dosis pertama di DIY telah mencapai 85,73 persen. Sementara itu, vaksinasi dosis kedua di DIY mencapai 55,55 persen.
Oleh karena itu, Kadarmanta berniat bertanya kepada pemerintah pusat tentang penyebab PPKM di DIY belum turun level. Secara khusus, Kadarmanta juga mengaku akan menanyakan apakah penyebab belum turunnya level PPKM di DIY itu karena masalah tracing. ”Coba nanti kami tanyakan. Apakah ada kaitannya dengan jumlah tracing,” ujarnya.
Kadarmanta mengatakan, dalam proses pelacakan, jumlah kontak erat yang bisa dilacak bergantung frekuensi interaksi yang dilakukan dengan pasien positif Covid-19. Jika seorang pasien positif Covid-19 tidak banyak berinteraksi dengan orang lain sebelumnya, maka jumlah kontak erat yang bisa dilacak bakal sedikit.
”Tracing itu kan harus realistis. Kalau dia (pasien positif) enggak ketemu siapa-siapa, ya bagaimana,” ungkap Kadarmanta.
Terkait vaksinasi, Ketua Tim Percepatan Vaksinasi DIY Sumadi menyatakan, Pemda DIY terus melakukan percepatan proses vaksinasi Covid-19. Dia menyebut, cakupan vaksinasi dosis pertama di DIY ditargetkan bisa mencapai 100 persen pada November 2021.
”Kami perkirakan November bisa sampai 100 persen untuk dosis pertama. Kalau untuk dosis kedua kan tergantung interval dengan vaksinasi dosis pertama,” kata Sumadi yang juga menjabat Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum.