Ratusan Pengunjung Putar Balik karena Tidak Penuhi Syarat di Borobudur
Ratusan pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur tidak bisa berwisata karena tidak memenuhi syarat kunjungan. Selain belum divaksinasi, sebagian di antara mereka tidak bisa berkunjung karena membawa anak-anak.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Ratusan orang yang hendak berwisata ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terpaksa putar balik. Mereka tidak dapat memenuhi persyaratan kunjungan yang diberlakukan selama masa uji coba pembukaan obyek wisata itu. Selain karena masih membawa anak-anak berumur di bawah 12 tahun, banyak wisatawan juga belum divaksinasi Covid-19.
”Sekalipun informasi tentang syarat kunjungan wisata tersebut sudah banyak dipublikasikan dengan berbagai cara dalam beragam media, banyak orang ternyata belum cukup teredukasi, belum memahami aturan tersebut dengan baik,” ujar Pelaksana Tugas General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi, Minggu (3/10/2021).
Banyaknya orang yang akhirnya tidak jadi berwisata tersebut karena rata-rata mereka tergabung dalam satu rombongan. Ketika ada satu orang atau lebih diketahui belum divaksinasi, misalnya, maka hal itu membuat seluruh rombongan membatalkan kunjungan dan beralih ke tempat lain.
Jamaludin mengatakan, aturan terkait syarat kunjungan terus ditegakkan. Hal yang menjadi fokus perhatian dari uji coba pembukaan Taman Wisata Candi Borobudur adalah pelaksanaan protokol kesehatan dan bagaimana menciptakan kunjungan wisata yang aman.
”Tidak lagi terpaku pada target kunjungan wisatawan. Saat ini, kami harus lebih memfokuskan diri pada upaya untuk memberikan jaminan pada setiap orang bahwa berkunjung ke Candi Borobudur adalah wisata yang aman karena orang-orang yang ada di dalamnya adalah mereka yang terjamin sudah tervaksinasi dan segala sesuatu di dalamnya terawasi dengan standar protokol kesehatan secara ketat,” ujarnya.
Penegakan terkait syarat kunjungan juga terus dilakukan sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat semakin memahaminya sebagai bentuk adaptasi terhadap situasi pandemi.
Sebelum masuk ke kawasan candi, setiap wisatawan yang datang juga harus terlebih dahulu mengakses aplikasi PeduliLindungi. Karena sering kali terjadi kendala teknis terkait server dan aplikasi, Jamal mengatakan, pihaknya berupaya mengatasi dengan memberikan alternatif bagi wisatawan, yakni cukup dengan menunjukkan bukti vaksinasi.
Uji coba pembukaan kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur mulai dilaksanakan pada Sabtu (18/9/2021). Sejak hari pertama kunjungan hingga sekarang, jumlah wisatawan yang datang berkisar 400-800 orang per hari.
Selama dua minggu terakhir, jumlah kunjungan wisatawan di akhir pekan sudah mulai merambat naik, berkisar 700-1.000 orang per hari. Angka kunjungan tertinggi sejauh ini tercatat 1.204 orang pada Sabtu (2/10/2021).
Wisatawan, menurut Jamaludin, saat ini sudah berdatangan dari berbagai daerah dari dalam dan luar Jawa. Wisatawan asing juga mulai terlihat, tetapi diduga mereka adalah warga ekspatriat yang memang sudah lama tinggal di Indonesia.
Kendatipun tidak bisa dikunjungi untuk kepentingan berwisata, TKL diputuskan tetap dibuka untuk tujuan lain.
Sementara itu, di Kota Magelang, simulasi kunjungan wisatawan sudah dua kali dilakukan di Taman Kyai Langgeng (TKL). Namun, hingga saat ini, TKL diputuskan belum dibuka karena masih dalam penilaian. TKL juga belum resmi mendapatkan sertifikat CHSE (kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih mengatakan, kendatipun tidak bisa dikunjungi untuk kepentingan berwisata, TKL diputuskan tetap dibuka untuk tujuan lain. Hal itu, di antaranya, untuk aktivitas belajar di luar sekolah ataupun rapat-rapat dinas dan instansi.
”Selain dilarang memanfaatkan wahana air, semua orang yang datang ke TKL untuk tujuan belajar ataupun rapat tetap akan diawasi dengan standar protokol kesehatan secara ketat,” ujarnya.
Ketika sudah mendapatkan sertifikat CHSE, menurut Wulandari, TKL dan Kebun Raya Tidar hanya akan dibuka seminggu sekali di hari biasa. Upaya ini untuk mengantipasi lonjakan pengunjung yang dikhawatirkan terjadi saat kasus Covid-19 sudah cenderung landai seperti saat ini.