Capaian Vaksinasi Masih Rendah, Pemprov Kalteng Genjot Percepatan
Capaian vaksinasi di Kalteng masih rendah. Pemerintah terus berupaya mendorong percepatan vaksinasi agar aktivitas masyarakat bisa dilaksanakan dan mempercepat pemulihan ekonomi di daerah.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Capaian vaksinasi Covid-19 di Kalimantan Tengah masih rendah. Dari total target 2.036.104 orang, baru 34,85 persen yang terealisasi untuk tahap pertama, sedangkan tahap kedua baru 20,70 persen. Percepatan vaksinasi pun digeliatkan.
Berdasarkan data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, total target yang divaksin mulai dari tenaga kesehatan, warga lansia, remaja, dan masyarakat lainnya 2.036.104 orang. Untuk tahap pertama, baru 709.567 orang divaksin atau 34,85 persen, sedangkan tahap kedua baru 421.538 orang divaksin atau 20,70 persen. Pemerintah juga menyiapkan vaksinasi tahap ketiga untuk 23.341 orang dan sudah 15.437 orang divaksin tahap ketiga atau 66,14 persen.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menggalakkan percepatan vaksinasi untuk memenuhi target ke 14 kabupaten dan kota. Ia pun memantau langsung gerakan percepatan vaksinasi hingga ke pelosok-pelosok.
”Kalau sudah divaksin sesuai targetnya, pertemuan tatap muka (PTM) bisa dilaksanakan, baik di bidang pendidikan maupun lainnya. Begitu juga geliat ekonomi bisa berjalan lagi,” kata Sugianto di sela-sela kunjungan di Kabupaten Sukamara, Rabu (29/9/2021).
Sugianto menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua kepala daerah di 14 kabupaten/kota untuk melakukan percepatan vaksinasi. Salah satu upayanya adalah bekerja sama dengan berbagai lembaga.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul menjelaskan, pembagian jumlah vaksin sudah diatur oleh pemerintah pusat. Melalui pesan singkat, ia menjelaskan, jatah pemerintah daerah untuk vaksin hanya 40 persen, sedangkan TNI dan Polri mendapatkan jatah 60 persen.
”Kebijakan dari pusat seperti itu. Saya tidak bisa banyak komentar karena di luar kewenangan saya,” ujar Suyuti.
Dia menambahkan, selama ini vaksin jatah pemerintah langsung dibagikan ke fasilitas-fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit. Setelah mendapatkan jatah vaksin, petugas kesehatan langsung memberikannya kepada masyarakat sesuai target vaksinasi.
”Pelaksanaannya saat ini ada di kabupaten dan kota. Kami di provinsi hanya mendorong saja dan mengirimkan tambahan vaksinator ke daerah-daerah,” kata Suyuti.
Suyuti mengungkapkan, meskipun capaian vaksinasi masih rendah, kebijakan membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah selama ini cukup efektif menekan kasus baru Covid-19. ”Vaksinasi hanyalah salah satu upaya, tetapi kami terus mengingatkan untuk patuh dan disiplin terhadap protokol kesehatan,” kata Suyuti.
Dari data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, angka terkonfirmasi positif selama 24 jam terakhir 27 kasus sehingga totalnya 46.122 kasus. Selain itu, kasus sembuh bertambah lebih banyak dibandingkan kasus terkonfirmasi, yakni 74 kasus, sehingga totalnya saat ini 44.142 kasus.
Pasien yang dirawat pun berkurang 49 kasus sehingga totalnya menjadi 422 pasien yang masih dirawat di seluruh rumah sakit rujukan di Kalteng. Walakin, kasus meninggal bertambah dua orang dari Kota Palangkaraya dan Kabupaten Barito Selatan sehingga totalnya menjadi 1.558 kasus. Saat ini semua wilayah di 14 kabupaten/kota di Kalteng masuk zona kuning atau risiko penularan rendah.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kalteng menargetkan bisa menghabiskan 10.000-16.000 vial vaksin per hari. Namun, target itu sulit dicapai karena pasokan yang datang terbatas. Pada Rabu sore, Pemprov Kalteng menerima 14 koli vaksin merek CoronaVac produksi Sinovac dengan total jumlah 26.300 vial.
Vaksin diterima petugas di Bandar Udara Tjilik Riwut, Kota Palangkaraya, Kalteng, dengan penjagaan ketat dari aparat kepolisian. Vaksin tersebut langsung dibawa ke gudang kesehatan milik Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng di Jalan Yos Sudarso, Kota Palangkaraya.
Wakil Komandan Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Kalteng Ajun Komisaris Besar Dostan Matheus Siregar mengungkapkan, setiap kedatangan vaksin di bandara, pihaknya selalu memberikan pengawalan ketat sampai disimpan di gudang. Tak hanya itu, proses distribusinya sampai di fasilitas kesehatan juga dikawal petugas.
”Pada saat pengawalan tentunya anggota dilengkapi dengan perlindungan diri, seperti body vest, helm taktikal, senjata api, dan amunisi tajam. Perlu diketahui bahwa selain menjaga keamanan vaksin, kami juga perlu melakukan perlindungan diri,” tuturnya.