logo Kompas.id
NusantaraKapolda Sulteng Pastikan...
Iklan

Kapolda Sulteng Pastikan Pemimpin MIT Ali Kalora Tewas

Ali merupakan pemimpin ketiga MIT setelah Santoso, yang juga pendiri kelompok itu, tewas ditembak pada pertengahan 2016. Dalam sebulan terakhir, di seluruh wilayah Indonesia, penangkapan teroris terus berlangsung.

Oleh
VIDELIS JEMALI
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zvOFtls1U7gRbvL1zvR7GRZrQYU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2FWhatsApp-Image-2021-09-19-at-09.51.49_1632020967.jpeg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Sejumlah barang bukti yang disita Satuan Tugas Operasi Madago Raya dari pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur Ali Kalora dan Jaka Ramadhan digelar dalam konferensi pers di Kepolisian Resor Parigi Moutong, Minggu (19/9/2021). Ali dan Jaka tewas dalam baku tembak dengan aparapat pada Sabtu (18/9/2021) di Desa Astina, Kecamatan Torue, Parigi Moutong.

PARIGI, KOMPAS — Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi memastikan pemimpin kelompok terorisme Mujahidin Indonesia Timur atau MIT Ali Kalora tewas dalam baku tembak dengan aparat pada Sabtu (18/9/2021) malam. Sisa empat anggota kelompok itu terus diburu Satuan Tugas Operasi Madago Raya.

”Dua DPO (daftar pencarian orang) itu salah satunya Ali Kalora. Jenazahnya sudah di RS Bhayangkara Palu. Ali ini komandan atau pemimpin kelompok ini (MIT),” ujar Rudy selaku penanggung jawab Operasi Madago Raya dalam konferensi pers di Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, Minggu (19/9/2021).

Anggota MIT yang juga tewas dalam baku tembak tersebut adalah Jaka Ramadhan alias Ikrama. Jenazahnya juga sudah berada di RS Byangkara Palu. Jenazah Ali dan Jaka tiba di RS pada Minggu pukul 04.00 Wita.

Baku tembak antara Satuan Tugas Operasi Madago Raya dan anggota MIT terjadi di wilayah Desa Astina, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, Sabtu (18/9/2021). Baku tembak terjadi setelah satuan tugas mendapatkan informasi intelijen mengenai keberadaan anggota MIT di wilayah tersebut.

Baca juga : Pemimpin MIT, Ali Kalora Tewas dalam Baku Tembak di Parigi Moutong

https://cdn-assetd.kompas.id/n7785eCQ0hphpkdKsBq8CwJ16to=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2FWhatsApp-Image-2021-09-19-at-09.51.48-2_1632021062.jpeg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Tim identifikasi memperlihatkan senjata laras panjang M-16 dalam konferensi pers di Parigi Moutong, Minggu (19/9/2021). Senjata itu turut jadi barang bukti dari baku tembak antara Satuan Tugas Operasi Madago Raya dan pemimpin MIT Ali Kalora, Sabtu (18/9/2021).

Rudy menyebutkan, baku tembak terjadi antara aparat dan Ali bersama Jaka. Ali dan Jaka terpisah dari empat anggota MIT lain berbulan-bulan lalu.

Ali merupakan pemimpin ketiga MIT setelah Santoso, yang juga pendiri kelompok itu, tewas ditembak pada pertengahan 2016. Pemimpin selanjutnya, Basri, menyerahkan diri satu bulan setelah Santoso tewas. Ali memimpin kelompok tersebut bergerilya di hutan pegunungan Poso, Parigi Moutong, dan Sigi selama ini. Ali disebutkan memiliki keahlian merakit bom.

Iklan

MIT dibentuk oleh Santoso pada sekitar 2012. Kelompok itu menebar teror dengan menargetkan aparat Polri dan TNI. Selain itu, mereka membunuh warga sipil. Tak kurang dari 25 petani atau warga sipil dibunuh anggota kelompok MIT. Yang terakhir, pembunuhan terhadap empat petani di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Poso, pada 10 Mei 2021.

Baca juga : Satgas Operasi Madago Raya Terus Kejar Anggota MIT di Poso

https://cdn-assetd.kompas.id/KfbXy3xhr_Tk1vvb6Jm23MFoFu0=/1024x582/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F12%2FScreen-Shot-2020-12-02-at-15.36.20_1606905193.png
Kompas

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Awi Setiyono, Rabu (2/12/2020), menunjukkan 11 orang dalam DPO yang merupakan anggota Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora.

Kelompok itu sempat mendeklarasikan bagian dari Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) saat NIIS muncul dan menguat pada 2015-2016. Pada 2021 ini, terhitung lima anggota kelompok MIT tewas di ujung senjata aparat. Sebelumnya, tiga orang tewas ditembak pada pertengahan Juni 2021.

Rudy menegaskan, Satuan Tugas Operasi Madago Raya terus mengejar sisa empat anggota MIT lainnya. ”Kejahatan yang mereka lakukan sudah jelas tindak pidana, yakni terorisme. Saya minta dukungan. Semoga Sulteng ini terbebas dari terorisme,” ujarnya.

Secara intelijen, kami akan terus bekerja untuk mencegat.

Dalam konferensi pers tersebut diperlihatkan barang bukti yang disita dari Ali dan Jaka. Ada satu senjata laras panjang M-19 beserta dengan sejumlah peluru, parang, gergaji, senter kepala, pakaian, selimut, periuk, satu buah apel, dan obat-obatan. Total terdapat 44 barang bukti yang digelar.

https://cdn-assetd.kompas.id/tKVfjxXXR1ccLzDKDH1m7bq0cwY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2FWhatsApp-Image-2021-09-19-at-09.51.48_1632021379.jpeg
KOMPAS/VIDELIS JEMALI

Gergaji dan parang yang jadi barang bukti dari lokasi baku tembak antara Satuan Tugas Operasi Madago Raya dan pemimpin kelompok teroris MIT Ali Kalora digelar dalam konferensi pers di Parigi, Parigi Moutong, Minggu (19/9/2021).

Untuk mencegah simpatisan bergabung dengan menjadi anggota MIT, Rudy menyebutkan, Polri dan TNI terus bekerja untuk memberantas terorisme. Dalam sebulan terakhir, di seluruh wilayah Indonesia ditangkap banyak orang yang terkait dengan tindak pidana terorisme. ”Secara intelijen kami akan terus bekerja untuk mencegat (mereka bergabung). Kami juga meminta agar masyarakat jangan ragu-ragu melapor kepada kami jika menemukan adanya mereka ini (simpatisan atau orang-orang mencurigakan),” katanya.

Peneliti Lembaga Pengkajian dan Studi Hak Asasi Manusia (LPS-HAM) Sulteng, Moh Arfandy, meminta agar kerja intelijen Polri dan TNI terus diperkut guna mendeteksi sejak dini benih-benih terorisme di masyarakat. Patroli siber juga perlu digencarkan dengan tetap menerapkan asas praduga tak bersalah.

Baca juga : Mendamba Damai dari Pinggir Hutan Poso

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000