Pemimpin MIT, Ali Kalora, Diduga Tewas dalam Baku Tembak di Parigi Moutong
Pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Ali Kalora, diduga tewas dalam baku tembak antara kelompok itu dan aparat keamanan di Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu ini. Kalora adalah pemimpin ketiga MIT.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Baku tembak antara Satuan Tugas Operasi Madago Raya dan anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur atau MIT terjadi di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9/2021) pukul 18.15 Wita. Dalam peristiwa ini, pemimpin MIT, Ali Kalora, diduga ikut tewas.
Komandan Resor Militer 132/Tadulako Brigadir Jenderal Farid Makruf membenarkan baku tembak tersebut. Peristiwa itu terjadi di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng. Pengejaran terhadap kelompok tersebut memang sangat gencar dilakukan sejak awal tahun ini.
Dua anggota yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terorisme Poso yang juga menamakan diri Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tewas dalam kejadian tersebut. ”DPO diduga Ali Kalora dan Jaka Ramadhan (yang tewas),” kata Farid, saat dihubungi di Palu, Sulteng, Sabtu.
Farid menyatakan, perkembangan terkait baku tembak tersebut akan terus disampaikan. Ia bersama Kepala Kepolisian Daerah Sulteng Inspektur Jenderal Rudi Sufahriadi sedang menuju lokasi baku tembak.
Dari penelusuran, sumber di lingkungan Polda Sulteng membenarkan kontak tembak tersebut. Sumber itu menyatakan, informasi lengkap terkait baku tembak, termasuk identitas yang tewas, akan disampaikan Kepala Polda Sulteng pada Minggu (19/9/2021).
Ali Kalora merupakan pemimpin kelompok MIT. Dia memimpin kelompok tersebut bergerilya di hutan pegunungan Kabupaten Poso, Parigi Moutong, dan Sigi. Ia merupakan pemimpin ketiga di kelompok tersebut setelah Santoso yang tewas ditembak pada pertengahan 2016 dan Basri yang menyerahkan diri setelah Santoso, pendiri kelompok itu, tewas.
Ali disebutkan memiliki keahlian merakit bom. Dalam beberapa kali baku tembak, anggota Satuan Tugas Madago Raya menemukan bom lontong di lokasi baku tembak. Sejumlah bom lontong diledakkan Satgas Madago Raya, beberapa waktu lalu.
Dengan tewasnya dua anggota MIT dari baku tembak tersebut, kini tersisa lima anggota MIT yang masih terus diburu Satgas Madago Raya. Pengejaran terhadap kelompok MIT memang sangat gencar dilakukan sejak awal 2021, termasuk diterjunkannya kelompok pasukan khusus gabungan tiga matra TNI.
Selain menyasar anggota Satgas Madago Raya, anggota kelompok MIT juga menebar teror dengan membunuh petani di sekitar hutan tempat lokasi mereka bergerilya. Tak kurang dari 20 petani tewas di tangan mereka. Kejadian terakhir, yakni pembunuhan empat petani di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Poso, 10 Mei 2021.