Aktivitas Siswa di Luar Sekolah Jadi Perhatian dalam PTM di Semarang
Sebelum memulai PTM terbatas, semua sekolah membentuk Satgas Covid-19 serta menyusun SOP yang mesti dipatuhi siswa dan orangtua siswa. Namun, dari sidak Gubernur Jateng, pelanggaran masih ditemukan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Aktivitas siswa peserta pembelajaran tatap muka terbatas ketika berada di luar sekolah menjadi perhatian penting di Kota Semarang, Jawa Tengah. Edukasi dan pembiasaan penerapan protokol kesehatan terus diberikan baik saat hendak berangkat maupun pulang sekolah.
Sejak Senin (30/9/2021), sebanyak 44 SMP negeri dan sebagian kecil SMP swasta di Kota Semarang memulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Siswa yang hadir maksimal 50 persen, sedangkan sisanya tetap belajar secara daring. Sebelumnya, sekolah telah uji coba sehingga diizinkan Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP Kota Semarang Setiyo Budi, Kamis (16/9/2021), mengatakan, sebelum memulai PTM terbatas, semua sekolah membentuk Satgas Covid-19 serta menyusun prosedur standar operasi (SOP) yang mesti dipatuhi siswa dan orangtua murid.
Budi menuturkan, PTM terbatas di semua SMP negeri di Kota Semarang relatif berjalan baik. ”Setiap hari ada guru piket memantau agar protokol kesehatan diterapkan. Namun, di luar sekolah, seperti saat siswa berangkat dari rumah, sekolah tidak tahu. Hal itu terus dikomunikasikan dengan orangtua siswa agar prosedurnya dipatuhi,” ujar Budi.
Adapun dalam SOP di sekolah, menurut dia, para siswa diarahkan masuk kelas secara bergiliran, begitu juga saat pulang. Waktu pulang setiap kelas diberi jeda beberapa menit untuk menghindari kerumunan. Adapun selama PTM terbatas, lama pembelajaran di sekolah hanya sekitar dua jam.
Menurut Budi, pelaksanaan PTM terbatas oleh SMP-SMP di Semarang tidak sembarangan. ”Bagaimanapun, kami dipantau terus oleh lembaga-lembaga lain, salah satunya Dewan Pendidikan Kota Semarang. Semua kami jalankan sesuai prosedur,” lanjut Kepala SMPN 15 Semarang tersebut.
Ia menambahkan, PTM terbatas dengan protokol kesehatan ketat juga didukung gencarnya vaksinasi pada siswa SMP. Di SMPN 15 Semarang, misalnya. Selain semua guru dan staf, hampir semua siswa juga sudah divaksin dosis kedua. Vaksin belum diberikan pada mereka yang usianya di bawah 12 tahun dan baru sembuh dari Covid-19.
Sebelumnya, pada Rabu (15/9/2021), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginspeksi PTM terbatas di SMPN 33 Semarang. Ia masih menemui sejumlah siswa berkerumun di depan laboratorium komputer. Ganjar menegur mereka untuk mencuci tangan serta menjaga jarak satu sama lain.
”Satgas Covid di sekolah seharusnya patroli. Kemarin saya temukan kejadian serupa di Klaten dan Boyolali, sekarang Kota Semarang. Saya minta segera diperbaiki. Kalau berkali-kali melanggar, sekolah tak boleh PTM,” katanya.
Salah satu guru di SMPN 33 Semarang, Eni Kurniawati, mengatakan akan segera menindaklanjuti perintah Ganjar serta menggelar rapat evaluasi. ”Selama ini sudah ada (Satgas Covid-19), tapi belum optimal. Memang, tadi saat sidak Pak Ganjar, anak-anak belum menjaga jarak. Akan kami perbaiki dan semua elemen di sekolah dalam rangka menegakkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Terkait hal itu, Setiyo Budi menuturkan, dari laporan kepala SMPN 33 Semarang memang ada kerumunan siswa saat gubernur tiba. Ketika itu, PTM di kelas belum dimulai. Namun, saat PTM berlangsung, para siswa dipantau terus untuk tertib menjaga jarak dan mengenakan masker.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri menuturkan, pada prinsipnya PTM terbatas dilakukan bertahap dengan peserta tidak lebih dari 50 persen. Siswa diharapkan terbiasa dulu menerapkan protokol kesehatan. Selain SMP, TK dan SD juga sudah memulai PTM terbatas.
”Kami buka pelan-pelan, tetapi protokol dapat diterapkan dengan baik. Yang paling penting saat ini ialah mengedukasi peserta didik. Dalam pelaksanaannya tidak boleh ada kerumunan. Itu paling penting dan harus diterapkan,” kata Gunawan.
Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id per Kamis (16/9/2021) pukul 12.10, terdapat 87.785 kasus positif Covid-19 kumulatif di Kota Semarang dengan rincian 93 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 81.220 orang sembuh, dan 6.472 orang meninggal. Dari 93 kasus aktif, 59 merupakan asal Kota Semarang, sedangkan 34 warga luar kota.