Gubernur Jateng Minta Daerah Tak Asal Klaim Siap Gelar PTM
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo masih menemukan ketidakdisiplinan dalam PTM di sekolah di Kabupaten Boyolali dan Klaten. Ia meminta sekolah-sekolah menguji dulu kesiapan menggelar PTM mengacu protokol kesehatan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah kabupaten/kota tak sekadar mengklaim siap menggelar pembelajaran tatap muka. Kesiapan sarana prasarana hingga kedisiplinan penerapan protokol kesehatan semua pihak harus diuji dan evaluasi.
Pekan lalu, hampir semua daerah di Jateng menggelar PTM karena berada di level 2 dan 3 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Menurut Instruksi Mendagri, pada level 2 dan 3, PTM bisa digelar secara terbatas. Pemprov Jateng telah mengizinkan selama sejumlah persyaratan dipatuhi.
Ganjar Pranowo, Selasa, di Semarang, mengatakan, berdasarkan saran pakar kesehatan, uji coba PTM mesti diikuti laporan harian dan evaluasi mingguan. ”Kota Tegal misalnya, ingin buka semua, 100 persen. Nanti dulu. Hitung betul kesiapan-kesiapannya. Jangan hanya klaim, tetapi harus betul-betul diuji,” ujarnya.
Ia menyebutkan, sarana prasarana, guru/dosen, siswa, dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan harus benar-benar disiapkan. Jangan sampai daerah atau sekolah mengaku siap, tetapi banyak ketentuan dilanggar.
Pada Senin (13/9/2021), misalnya, ia masih menemukan ketidakdisiplinan dalam PTM di Kabupaten Boyolali dan Klaten. ”Gurunya saja menyambut saya tanpa pakai masker. Ada satu siswa tak pakai masker juga didiamkan. Lalu, ada yang duduk berdampingan. Ini harus dikoreksi. Perlu edukasi terus-menerus agar tidak gegabah,” kata Ganjar.
Ganjar juga mengizinkan perguruan tinggi memulai perkuliahan tatap muka dengan terlebih dulu menggelar uji coba. Pihak perguruan tinggi juga harus berkoordinasi dengan pemerintah agar kuliah tatap muka berjalan baik dan risiko penularan Covid-19 bisa ditekan.
Sebelumnya, Kepala SMPN 2 Ambarawa, Kabupaten Semarang, Heri Muryanto menuturkan, sebelum memulai PTM, ia memastikan semua guru dan staf sudah divaksin. Menurut dia, sebagian besar orangtua siswa menghendaki kembali dimulainya PTM karena berbagai kendala yang dihadapi saat pembelajaran jarak jauh. Namun, persetujuan orangtua tetap diperlukan sebelum siswa mengikuti PTM.
Pelonggaran di Jateng menyusul tren penurunan kasus Covid-19. Berdasarkan data corona.jatengprov.go.id, per Selasa (14/9/2021) pukul 16.00, terdapat 5.467 orang dirawat/isolasi mandiri (kasus aktif) di Jateng. Jumlah itu menurun signifikan dibandingkan dengan 14 Agustus 2021, misalnya, yang terdapat 18.994 kasus aktif di provinsi tersebut.
Pekan lalu, 35 kabupaten/kota di Jateng berada pada level 2 dan 3 PPKM. Namun, pada pekan ini, berdasarkan Instruksi Mendagri Nomor 42 Tahun 2021, satu daerah kembali pada level 4, yakni Kabupaten Brebes.
Percepatan vaksin
Menurut data pada vaksin.kemkes.go.id yang dimutakhirkan pada Selasa (14/9/2021) pukul 12.00, vaksinasi dosis 1 di Jateng telah mencapai 8.861.901 atau 30,85 persen dari target. Sementara dosis 2 sebanyak 4.937.245 atau 17,19 persen dari target.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, percepatan vaksinasi masih diperlukan. ”Dalam seminggu terakhir, ada peningkatan signifikan, sekitar 1,2 juta warga. Namun, harapannya tetap ada percepatan. Tidak hanya terkait kemampuan menyuntik vaksin, tetapi juga ketersediaan vaksinnya,” katanya.
Sejumlah kendala yang dihadapi, lanjut Yulianto, masih banyak sasaran kelompok rentan, seperti warga lansia, pralansia, penderita hipertensi, diabetes, ibu hamil, dan penyandang difabel yang kesulitan ke sentra vaksinasi. Pemprov Jateng, pekan lalu, meluncurkan mobil pelayanan vaksinasi keliling untuk meningkatkan akses kelompok rentan.
Sementara itu, Ganjar berkali-kali mengingatkan kepada para petugas agar dalam penyuntikan vaksin, pencatatan aplikasi PCare dan Smile menjadi satu kesatuan. Pasalnya, itu merupakan sistem yang terintegrasi dengan pemerintah pusat. Dengan demikian, begitu stok terdeteksi habis, vaksin akan ditambah lagi.
”Maka saya tanya (ke kabupaten/kota), sanggup tidak vaksin habis dalam sehari? Buktinya Sragen saja bisa. Sisa-sisa (vaksin), tinggal sedikit, disuntikkan hari itu juga. Jadi, penting bahwa selain menyuntik, juga verifikasi dan validasi data,” katanya.