Airlangga Ingatkan Tingginya Kasus Aktif Sumut, Bupati Keluhkan Sulitnya Mendapat Vaksin
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan Sumut karena kasus aktif Covid-19 tertinggi kedua secara nasional. Sementara, bupati dan wali kota mengeluhkan vaksin Covid-19 yang sudah kosong beberapa hari.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengingatkan Sumatera Utara yang mempunyai kasus aktif Covid-19 tertinggi kedua secara nasional. Dalam rapat koordinasi itu, bupati dan wali kota di Sumut pun mengeluhkan vaksin Covid-19 yang sudah kosong beberapa hari.
”Kasus aktif Covid-19 di Medan saja sekitar 7.000 kasus. Ini sudah lama tidak turun-turun,” kata Airlangga dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Medan, Kamis (9/9/2021).
Hadir dalam rapat itu Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Musa Rajekshah, Wali Kota Medan Bobby A Nasution, dan Kepala Kepolisian Daerah Sumut Inspektur Jenderal RZ Panca Putra Simanjuntak. Bupati dan wali kota se-Sumut pun hadir melalui sambungan video konferensi.
Airlangga mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta secara khusus agar penanganan Covid-19 di Sumut ditingkatkan. Meskipun mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah indikator masih mengkhawatirkan. Kasus aktif di Sumut per Rabu (8/9/2021) mencapai 15.685 kasus, tertinggi kedua setelah Jawa Tengah yang mencapai 18.496 kasus.
Kasus positif baru masih 459 kasus dengan kasus meninggal 37 kasus per hari pada Rabu. Salah satu daerah yang menjadi perhatian adalah Kota Medan dengan kasus aktif yang masih tinggi. ”Kalau Medan ini selesai yang diperbaiki bukan hanya Medan, melainkan Sumut. Mohon Pak Gubernur dan Wali Kota ini menjadi perhatian,” kata Airlangga.
Airlangga juga menyoroti vaksinasi di Sumut yang masih 24,3 persen dosis pertama dan 14,7 persen dosis kedua. Capaian itu masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 33,77 persen dosis pertama dan 19,38 persen dosis kedua. Menurut Airlangga, saat ini pengendalian kasus di Sumut masih lebih banyak dipengaruhi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), belum pada vaksinasi.
Pemerintah kabupaten/kota di Sumut pun banyak yang meminta agar level situasi pandemi diturunkan di daerahnya. Namun, hal itu belum bisa dilakukan karena dikhawatirkan malah meningkatkan kasus. Di Sumut, kini ada tiga daerah PPKM level 4, yakni Kota Medan, Mandailing Natal, dan Sibolga.
Vaksin kosong
Sejumlah daerah di Sumut pun mengeluhkan stok vaksin yang habis dalam beberapa hari ini. ”Kami mengalami ketertinggalan vaksinasi di Nias Selatan. Sudah dalam beberapa hari ini tidak ada stok vaksin di daerah kami,” kata Bupati Nias Selatan Hilarius Duha.
Hilarius mengatakan, kalau ada stok vaksin yang masuk ke Nias Selatan langsung diserbu masyarakat dan habis dalam 1-2 hari. Untuk daerah pulau-pulau kecil di Nias Selatan juga terkendala distribusi vaksin.
Kelangkaan vaksin juga dikeluhkan daerah lain, seperti Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Sibolga, dan Tebing Tinggi.
Bupati Tapanuli Selatan Dolly Putra Parlindungan Pasaribu mengatakan, selain penanganan kesehatan, mereka juga berfokus membangkitkan ekonomi masyarakat yang terpuruk. Ekonomi di daerah pun lebih banyak ditopang sektor pertanian yang tidak terlalu banyak terdampak pandemi.
Di Medan, Bobby pun meminta agar PPKM level 4 di daerahnya dievaluasi oleh pemerintah pusat. Menurut dia, kasus di Medan sudah terus menurun dalam beberapa pekan belakangan. Penurunan kasus diharapkan bisa membangkitkan perekonomian Medan yang menurun selama pandemi. ”Kota Medan tidak ada zona merah, tetapi berstatus level 4,” ujarnya.
Bobby menyebut, tingginya kasus aktif di Medan juga dipengaruhi pengolahan data yang masih harus diperbaiki. Ada beberapa kasus positif yang sudah lama tetapi belum diperbarui statusnya apakah sudah sembuh atau meninggal. Medan pun akan memperbarui data tersebut dalam waktu dekat.