Gubernur Sumut Peringatkan Warga tentang Tingginya Angka Kematian Covid-19
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta agar protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 terus digencarkan. Ia mengingatkan, kematian karena Covid-19 saat ini sangat tinggi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta agar protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19 terus digencarkan. Ia mengingatkan, kematian karena Covid-19 di Sumut saat ini sangat tinggi seiring dengan penularan yang semakin luas.
”Di Sumut ini sekarang setiap saat kita dengar dari masjid pengumuman inna lillahi wa inna Ilaihi rajiun. Stres saya. Bapak-ibu, mohon tetap pakai masker,” kata Edy saat meninjau vaksinasi di Politeknik Pariwisata Negeri (Poltekpar) Medan, Rabu (18/8/2021).
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kasus meninggal karena Covid-19 di Sumut meningkat pesat sejak Juli. Akumulasi kasus meninggal sejak 1 Juli sampai 17 Agustus pun mencapai 754 kasus. Kasus meninggal selama 1,5 bulan itu mendekati akumulasi kasus selama pandemi 1,5 tahun sebelumnya, yakni 1.194 kasus.
Sementara peningkatan kasus positif baru pun jauh lebih tinggi yang mencapai 51.070 kasus selama 1 Juli sampai 17 Agustus. Angka itu lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan akumulasi kasus hingga 1 Juli, yakni 32.328 kasus.
Edy menekankan, upaya pertama untuk memutus penularan Covid-19 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan dan yang kedua adalah vaksinasi. Ia meminta tenaga kesehatan yang melaksanakan vaksinasi terus mengingatkan orang yang divaksin bahwa protokol kesehatan masih yang pertama.
Menurut Edy, saat ini rakyat Sumut sangat antusias mengikuti vaksinasi. Namun, ada salah pengertian yang menganggap urusan Covid-19 sudah selesai kalau sudah divaksin. ”Di Pasar Deli Tua (Kabupaten Deli Serdang), semua aktivitas berhenti ketika dilaksanakan vaksinasi. Setelah divaksin seperti merdeka, banyak pelanggaran protokol kesehatan,” kata Edy.
Edy menyebut, hingga saat ini, masyarakat yang sudah mendapat vaksinasi lengkap (dua dosis) di Sumut mencapai 14 persen. Sementara yang hanya mendapat satu dosis vaksinasi 38 persen.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, melalui sambungan video konferensi, mengatakan, Kementerian Pariwisata ikut membantu mendorong percepatan vaksinasi di Sumut melalui Poltekpar Medan. ”Vaksinasi ini bekerja sama dengan Polda Sumut dan Gojek dengan target 6.000 vaksinasi selama tiga hari,” katanya.
Sandiaga menyebut, percepatan vaksinasi di Sumut akan mendorong kebangkitan kembali sektor pariwisata di Sumut. ”Danau Toba adalah satu dari lima destinasi superprioritas nasional. Pembangunan ekonomi kreatif juga harus digenjot,” katanya.
Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Gojek Regional Sumatera Muhammad Ruslan mengatakan, mereka ikut mendorong percepatan vaksinasi untuk menggerakkan usaha mikro kecil dan menengah, khususnya yang berbasis aplikasi.
Di Pasar Deli Tua (Kabupaten Deli Serdang), semua aktivitas berhenti ketika dilaksanakan vaksinasi. Setelah divaksin seperti merdeka, banyak pelanggaran protokol kesehatan.
Syawaluddin Angkat (23), peserta vaksinasi dari Medan, mengatakan, ia sudah dua bulan mencari vaksin dan baru ini bisa mendapat kesempatan. ”Saya coba daftar di tiga puskesmas dan dua pusat vaksinasi, tetapi belum diterima,” katanya.
Menurut Syawaluddin, sudah sebulan ia tidak berani menjalani aktivitas sebagai pengemudi ojek berbasis aplikasi karena takut tertular. ”Saya trauma melihat abang saya yang tertular Covid-19 dan mengalami gejala yang cukup berat. Karena itu, saya cari vaksin dulu baru berani kerja lagi. Saya sangat bersyukur akhirnya bisa mendapat vaksin,” katanya.