Sukacita Ibu Hamil Pencari Vaksin Covid-19 di Medan
Menjalani masa hamil di tengah pandemi Covid-19 bukan perkara mudah. Dengan dibayangi ketakutan terinfeksi, aktivitas ibu hamil sangat terbatas. Kabar baik pun datang dengan diperbolehkannya ibu hamil divaksinasi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
Menjalani kehamilan di tengah pandemi Covid-19 bukanlah perkara mudah. Dengan dibayangi ketakutan terinfeksi virus korona baru (SARS-CoV-2), aktivitas ibu hamil sangatlah terbatas. Mereka lebih banyak diam di rumah, tak berani berbelanja ke pasar, tidak bisa berolahraga, dan harus memakai masker berlapis-lapis ketika periksa ke dokter. Kabar baik pun datang dengan diperbolehkannya ibu hamil divaksinasi.
Keringat bercucuran di wajah Tengku Mulyana (38) saat tiba di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, Medan, Rabu (1/9/2021). Ibu dengan usia kehamilan 29 minggu itu baru turun dari sepeda motor yang mengantarnya dari Medan Belawan. ”Sekitar satu jam saya di perjalanan dengan sepeda motor. Mudah-mudahan hari ini bisa dapat vaksin,” katanya.
Siang itu, puluhan ibu hamil mengantre di RS USU untuk mendapat vaksinasi Covid-19. Percepatan vaksinasi dilakukan untuk melindungi ibu hamil dari risiko terinfeksi virus korona. Ibu hamil menjadi salah satu kelompok paling rentan selama pandemi. Angka kematian ibu pun meningkat selama pandemi Covid-19.
Mulyana mengetahui program vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil dari dokter spesialis kandungan yang memeriksanya. Begitu ditawarkan untuk mengikuti vaksinasi, ia langsung setuju.
”Ini kehamilan saya yang ketiga. Masa hamil selama pandemi Covid-19 ini sangat berbeda dari sebelumnya. Setiap hari saya dibayangi rasa takut terinfeksi Covid-19,” katanya.
Selama masa kehamilannya, ibu rumah tangga itu sangat jarang keluar rumah. Jika harus keluar, ia memakai masker berlapis-lapis. Ia pun hampir tidak pernah berbelanja ke pasar. Kebutuhan pokok untuk keluarganya dia beli dari pedagang keliling atau dibelikan suaminya ketika pulang kerja.
Mulyana juga sangat mengurangi bertemu orang lain, termasuk keluarga. Acara-acara penting di keluarga pun tidak dia datangi. ”Saya sudah pernah keguguran. Saya sangat menjaga kehamilan saya yang sekarang,” katanya.
Setelah mendaftar ulang di meja pendaftaran, ia diberikan selembar kertas berisi tautan untuk mengisi data pendaftaran secara daring. Namun, ia hanya punya telepon seluler yang hanya bisa untuk panggilan dan SMS. Mulyana pun menelepon suaminya agar bisa membantunya mengisi data secara daring.
Berulang kali Mulyana mengetik tautan pendaftaran yang panjang itu ke suami. Karena hanya lewat SMS, suaminya bolak-balik menelepon menyebut tautan itu salah. Ia akhirnya minta tolong orang lain agar foto tautan itu dikirim ke suami. Setelah beberapa jam menunggu, ia akhirnya mendapat vaksinasi. ”Saya sangat senang,” ujarnya.
Sulitnya menghadapi masa kehamilan di tengah pandemi juga dialami ibu-ibu muda. Selama masa kehamilannya yang sudah 31 minggu, Mawar Lumban Tobing (23) juga menghadapi banyak keterbatasan.
”Sebelumnya saya membayangkan akan melakukan banyak hal selama masa kehamilan, seperti olahraga, yoga, dan pemeriksaan rutin ke dokter. Namun, pandemi mengubah semua rencana saya,” katanya.
Mawar yang merupakan dokter muda itu pun akhirnya lebih banyak berdiam di rumah. Ia hanya bisa olahraga ringan di dalam rumah. Berbelanja secara daring untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. ”Selama masa kehamilan, saya tidak pernah ke pasar atau supermarket. Sangat takut terinfeksi Covid-19,” katanya.
Kabar bahwa ibu hamil aman divaksin disambut sukacita. Ia pun langsung mencari informasi dan mendaftar ke RS USU.
Melindungi ibu hamil
Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (Pogi) Cabang Sumatera Utara Fauzie Sahil mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, penyebab utama kematian ibu hamil hanya dua, yakni pendarahan dan hipertensi, tetapi saat ini ditambah Covid-19. ”Karena itu, vaksinasi ini menjadi sangat penting untuk menekan angka kematian ibu,” katanya.
Fauzie mengatakan, secara nasional, jumlah kematian ibu hamil dan melahirkan sejak Januari sampai Agustus 2021 sebesar 2.615 kasus. Sebanyak 1.179 kematian atau 45,1 persen di antaranya disebabkan Covid-19.
Ibu hamil menjadi kelompok rentan terinfeksi Covid-19 karena adanya kemungkinan perubahan metabolisme. Ibu hamil juga rentan mengalami hipertensi dan kadar gula darah tinggi selama kehamilan. Hal ini menurunkan imunitas pada ibu hamil.
”Kematian ibu yang terinfeksi Covid-19 pun 1,7 kali lipat lebih banyak dibandingkan ibu tidak hamil,” ujarnya.
Efek samping vaksinasi Covid-19 untuk wanita hamil, kata Fauzie, tidak berbeda dengan yang tidak hamil. Sejumlah penelitian juga menunjukkan tidak ditemukan dampak buruk vaksinasi Covid-19 terhadap janin.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sumut Aris Yudhariansyah mengatakan, vaksinasi akan menurunkan kasus positif dan kematian karena Covid-19 pada ibu hamil. ”Karena itu, kami pun kini terus menyosialisasikan agar ibu hamil yang memenuhi syarat menjalani vaksinasi,” katanya.
Aris pun mengingatkan agar ibu hamil harus tetap disiplin dengan sangat ketat pada protokol kesehatan meskipun sudah divaksin. Di tengah pandemi, ibu hamil juga harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan minimal enam kali selama kehamilan, mempelajari buku kesehatan ibu dan anak, mengikuti kelas ibu hamil, dan hal lain yang dianjurkan tenaga kesehatan.