Seorang Camat Ditangkap Terkait Pembunuhan Pekerja di Yahukimo
Satgas Gakkum Nemangkawi menangkap para pelaku pembunuhan empat pekerja bangunan di Kabupaten Yahukimo pada 24 Juni lalu. Salah satu dari pelaku adalah seorang camat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Satuan Tugas Penegakan Hukum Nemangkawi menangkap seorang kepala distrik atau camat dan tiga orang lainnya di Deikai, Kabupaten Yahukimo, Papua. Mereka diduga terlibat kasus pembunuhan empat pekerja bangunan di Kampung Bingki, Distrik Seredala, Yahukimo, pada 24 Juni 2021.
Data yang dihimpun Kompas dari Polda Papua, pada mulanya Satgas Nemangkawi menangkap delapan orang di sebuah rumah milik camat berinisial EB di Jalan Kali Biru, Distrik Deikai. Penangkapan dilakukan pada Sabtu (28/8/2021) sekitar pukul 20.00 WIT. EB adalah camat di Distrik (kecamatan) Wusama.
”Dari hasil pemeriksaan selama dua hari, hanya camat berinisial EB dan tiga orang lain yang terlibat dalam kasus pembunuhan empat pekerja di Kampung Bingki. Inisial ketiga pelaku yang lain adalah HH, YB, dan YH,” ujar Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi Komisaris Besar Faisal Ramadhani saat ditemui di Jayapura, Senin (30/8/2021).
Faisal, yang juga Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, mengatakan, EB, HH, YB, dan YH telah ditetapkan sebagai tersangka setelah menjalani pemeriksaan di Markas Polres Yahukimo. Mereka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Ancaman hukumannya pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun.
Adapun tersangka berinisial YH adalah anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga membunuh keempat pekerja bangunan itu di Kampung Bingki. Sementara EB, HH, dan YB adalah simpatisan KKB yang menyiapkan logistik dan akomodasi.
Identitas keempat korban yang dibunuh adalah Suardi, Sudarto, Idin, dan Syaiful. Dalam peristiwa itu, para pelaku juga melukai seorang tokoh masyarakat di Bingki bernama Obaja Nang. Obaja hendak melindungi para pekerja saat diserang pelaku.
”EB yang juga seorang camat diduga menyiapkan rumah dan bahan makanan bagi KKB. Sementara HH adalah seorang sopir dan YB turut membantu menyiapkan logistik barang kebutuhan pokok bagi KKB,” ungkap Faisal.
Ia menuturkan, pemeriksaan YH terus berlangsung untuk mengungkap pelaku lain yang terlibat pembunuhan empat pekerja tersebut. Selain itu, juga kasus pembunuhan pada 22 Agustus dengan korban dua pekerja Jalan Trans-Papua di Deikai.
KKB pimpinan Tenius Gwijangge membunuh dua pekerja PT Mulia Baru bernama Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam Pamungkas di Jalan Gunung, Kampung Kiribun, pada 22 Agustus 2021. Para pelaku juga membakar jenazah kedua korban.
”YH menjadi saksi kunci untuk mengungkap segala aksi KKB selama ini di Yahukimo. Dari hasil pemeriksaan YH, terungkap KKB di Yahukimo kini memiliki 19 pucuk senjata api,” ujar Faisal.
Sebelumnya, Bupati Yahukimo Didimus Yahuli menyatakan, pihaknya bersama seluruh tokoh masyarakat menolak segala aksi KKB karena sangat merugikan masyarakat. Aksi KKB menyebabkan pembangunan infrastruktur di Yahukimo terganggu.
”Kami berharap pembangunan Trans-Papua dapat dilanjutkan kembali setelah situasi keamanan kondusif. Masyarakat sangat membutuhkan jalan darat daripada mengeluarkan biaya mahal untuk transportasi udara,” ungkap Didimus.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey pada 23 Agustus mengatakan, tindakan para pelaku yang membunuh para pekerja infrastruktur di Yahukimo sungguh keji dan mencederai nilai kemanusiaan.
”Perbuatan para pelaku adalah aksi kriminal yang menyerang warga sipil. Perbuatan mereka sama sekali tidak menunjukkan kelompok yang sedang memperjuangkan referendum Papua,” ujar Frits.