Enam Anggota KKB Terlibat Pembunuhan Pekerja Trans-Papua di Yahukimo
Pelaku yang terlibat pembunuhan dua pekerja Trans-Papua di Yahukimo sebanyak enam orang. Para pelaku memiliki tiga pucuk senjata dan merupakan bagian kelompok kriminal bersenjata Tenius Gwijangge.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemeriksaan saksi-saksi mengungkapkan terdapat enam anggota kelompok kriminal bersenjata yang terlibat pembunuhan dua pekerja jalan Trans-Papua di Distrik Deikai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, Papua, Minggu (22/8/2021).
Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi Komisaris Besar Faisal Ramadhani, yang berada di Deikai, Rabu (25/8/2021), mengatakan, terdapat tujuh saksi yang mengetahui peristiwa pembunuhan Rionaldo Raturoma dan Dedi Imam Pamungkas di Jalan Gunung, Kampung Kiribun, sekitar pukul 10.00 WIT.
Rionaldo dan Dedi merupakan pekerja PT Indo Mulia Baru, kontraktor pembangunan jalan Trans-Papua di Yahukimo. Menurut para saksi, keenam pelaku pada Sabtu (21/8/2021) mengintimidasi para pekerja PT Indo Mulia Baru di kamp mereka di dekat Kali Yegi. Enam orang ini merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di bawah pimpinan Tenius Gwijangge alias Tendius Murib.
”Berdasarkan keterangan saksi, enam orang ini mendatangi kamp pekerja PT Indo Mulia Baru dengan membawa tiga pucuk senjata yang terdiri dari dua senjata laras panjang dan satu senjata laras pendek,” kata Faisal yang juga menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua.
Ia menuturkan, jumlah anggota KKB Tenius Gwijangge sekitar 30 orang. Anggota kelompok itu tidak hanya berasal dari Kabupaten Nduga, tetapi juga warga setempat. Kelompok Tenius asal Nduga diperintahkan oleh pemimpinnya, Lekagak Telenggen, untuk menebar teror di Yahukimo. Kelompok ini memiliki lima pucuk senjata laras panjang dan dua pucuk senjata laras pendek.
”Diduga kelompok Tenius mendapatkan bantuan dari kelompok Senaf Sol. Senat terlibat aksi pembunuhan staf KPU Yahukimo, Hendry Jovinsky, pada Agustus 2020,” ujar Faisal.
Catatan kriminal kelompok Tenius di antaranya menembak mati empat pekerja bangunan dan melukai seorang tokoh masyarakat di Kampung Bingki, Distrik Seredala, Yahukimo, pada 24 Juni 2021. Kelompok ini juga menyerang tim Satgas Nemangkawi yang sedang melintas di Sungai El, Kampung Mosom, pedalaman Yahukimo, pada 10 Juli 2021. Anggota satgas Briptu Kenny Carlos Kipuw terluka tembak dalam insiden tersebut.
Terakhir, kelompok ini membakar tiga rumah warga pada 16-17 Agustus 2021. Motif mereka adalah mengganggu situasi keamanan saat peringatan HUT Ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Faisal menambahkan, kondisi di Deikai masih kondusif hingga kini. Sebanyak 80 anggota Satgas Nemangkawi bersama aparat Polres Yahukimo dan TNI bersiaga untuk menghadapi kelompok Tenius.
Sementara itu, Bupati Yahukimo Didimus Yahuli menyatakan, pihaknya bersama seluruh tokoh masyarakat menolak perbuatan KKB karena sangat merugikan masyarakat Yahukimo. Aksi KKB menyebabkan pembangunan infrastruktur penting di daerah itu terganggu.
”Kami berharap pembangunan Trans-Papua dapat dilanjutkan kembali setelah situasi keamanan kondusif. Masyarakat sangat membutuhkan jalan darat daripada mengeluarkan biaya mahal untuk transportasi udara,” ungkap Didimus.
Sebelumnya, Kepala Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Sepnat Kambu mengungkapkan, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kapolda Papua. ”Pembangunan jalan Trans-Papua di wilayah Yahukimo dihentikan sementara demi keselamatan para pekerja,” ujarnya.
Dari catatan Kompas dan data Polda Papua, sejak Januari hingga Agustus 2021, KKB telah melakukan 26 serangan di Intan Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, dan Puncak. Akibat aksi KKB, 9 aparat keamanan dan 13 warga sipil meninggal. Selain itu, 17 aparat keamanan dan 3 warga terluka karena terkena tembakan.