Jenazah Korban Penembakan di Yahukimo Berhasil Dievakuasi
Aparat keamanan berhasil mengevakuasi jenazah empat pekerja bangunan korban penembakan KKB di Kampung Bingki, Kabupaten Yahukimo, Papua. Komnas HAM mengecam keras perbuatan para pelaku yang tidak berperikemanusiaan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS— Tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi empat jenazah pekerja bangunan dan seorang warga sipil yang terluka berat dari Kampung Bingki, Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Jumat (25/6/2021). Kelima warga itu menjadi korban penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata sehari sebelumnya.
Proses evakuasi dipimpin Komandan Distrik Militer 1715/Yahukimo Letnan Kolonel (Inf) Chris Ireuw dan Kepala Polres Yahukimo Ajun Komisaris Besar Deni Herdiana. Evakuasi keempat jenazah dilakukan dengan tiga helikopter pada pukul 16.30 WIT. Sementara evakuasi seorang warga yang terluka menggunakan perahu motor.
Identitas empat korban yang meninggal adalah Suardi, Sudarto, Idin, dan Syaiful. Sementara identitas warga yang terluka adalah Obaja Nang. Warga tersebut sebelumnya sempat dilaporkan turut menjadi korban tewas. Namun, saat aparat keamanan tiba di lokasi kejadian, dia diketahui selamat dengan luka tembak di paha.
”Saat ini keempat jenazah dan satu korban luka berat telah berada di Deikai, ibu kota Yahukimo,” kata Chris Ireuw saat dihubungi dari Jayapura, Jumat malam.
Menurut Chris, proses evakuasi di Kampung Bingki berjalan selama 15 menit dan sempat mendapatkan gangguan dari para pelaku. ”Sempat terjadi kontak tembak saat helikopter tiba di lokasi kejadian. Namun, kami berhasil mengamankan tempat tersebut dan mengevakuasi keempat jenazah dengan cepat,” ucapnya.
Ia menambahkan, tim belum dapat menemukan empat pekerja lainnya yang diduga disandera KKB di lokasi kejadian. ”Kami masih berupaya mencari informasi keberadaan empat pekerja itu yang infonya disandera kelompok tersebut,” katanya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani mengungkapkan, empat jenazah dan korban luka telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Deikai. Ia menyatakan pelaku penyerangan adalah kelompok Tendinus Gwijangge yang berasal dari Kabupaten Nduga.
Faisal menjelaskan, kelompok Tendinus diperintahkan oleh pemimpinnya, Lekagak Telenggen, untuk menebar teror di Yahukimo. Kelompok ini memiliki lima pucuk senjata laras panjang dan dua pucuk senjata laras pendek. ”Sebenarnya jumlah anggota kelompok Tendinus tidak sampai 10 orang. Diduga mereka bergabung dengan kelompok dari Yahukimo saat menyerang para korban di Kampung Bingki,” ujarnya.
Faisal menambahkan, Polda Papua telah menerjunkan tim Satgas Nemangkawi ke Yahukimo. ”Tim yang berjumlah 12 orang ini akan membantu Polres Yahukimo untuk mengevakuasi para korban dan melakukan olah tempat kejadian perkara,” ujar Faisal yang juga Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakthi Brigadir Jenderal Izak Pangemanan menyatakan telah menginstruksikan Komandan Kodim Yahukimo berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat untuk menghadapi kelompok Tendinus.
”Sebanyak 25 personel TNI dari Satgas 751 akan diterjunkan untuk membantu Polres Yahukimo dalam menghadapi kelompok ini. Perbuatan mereka adalah aksi terorisme yang telah menyakiti warga sipil,” ujar Izak.
Pada 18 Mei 2021, KKB juga menyerang dua anggota TNI Angkatan Darat hingga gugur di sekitar area Bandar Udara Nop Goliat Deikai, Yahukimo. Identitas kedua korban adalah Prajurit Dua Ardi Yudi Ardianto dan Prajurit Kepala Muhammad Alif Nur.
Terus berulang
Subkoordinator Bagian Pelayanan Pengaduan Kantor Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Wilayah Papua Melchior Weruin mengatakan, pihaknya sungguh menyayangkan penyerangan terhadap warga sipil kembali terulang di Papua. Komnas HAM mengecam keras perbuatan para pelaku yang tidak berperikemanusiaan tersebut.
Menurut dia, seharusnya warga sipil tidak menjadi obyek dalam konflik bersenjata antara KKB dan aparat keamanan. ”Kami meminta negara menjamin hak masyarakat untuk mendapatkan rasa aman. Aparat keamanan harus mengusut tuntas kasus ini,” tutur Melchior.
Dari catatan Kompas dan data Polda Papua, sepanjang Januari-Juni 2021, KKB telah melakukan 22 serangan di Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Puncak. Akibatnya, 9 aparat keamanan dan 11 warga sipil meninggal. Selain itu, 10 aparat keamanan dan 3 warga terluka.