30 Anggota KKB Sandera Empat Pekerja Bangunan di Yahukimo
Kelompok kriminal bersenjata yang berjumlah 30 orang tidak hanya menembak mati sejumlah pekerja bangunan di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo. Mereka juga masih menyandera empat pekerja lainnya.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Polda Papua menyatakan, 30 anggota kelompok kriminal bersenjata tidak hanya menyerang warga di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Kamis (24/6/2021). Namun, empat warga juga masih disandera kelompok tersebut.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, di Jayapura, Jumat (25/6/2021). Ahmad mengatakan, 30 anggota KKB menyerang warga dua kampung di Distrik Seredala. Kedua kampung tersebut adalah Saraboga dan Bingky.
Pada aksi pertama, para pelaku menembaki seorang pekerja jembatan bernama Syaiful yang mengendarai sebuah truk saat melintasi Kampung Saraboga, sekitar pukul 11.00 WIT. Syaiful terluka karena terkena serpihan kaca truk.
Aksi yang kedua adalah penyerangan tiga pekerja bangunan hingga meninggal di Kampung Bingky. Identitas tiga korban adalah Suardi, Idin, dan Sudarto.
”Para pelaku juga menembaki seorang tokoh masyarakat di Kampung Bingky bernama Obaja Nang. Obaja mengalami luka parah karena tertembak di paha,” ucap Ahmad.
Ia menuturkan, belum diketahui nasib empat pekerja bangunan yang disandera KKB hingga Jumat ini. Aparat gabungan TNI-Polri masih dalam perjalanan ke lokasi kejadian.
Sementara itu, Syaiful dan rekannya yang berjumlah sekitar 50 orang yang sedang melaksanakan pembangunan jembatan di Distrik Seredala sudah melarikan diri ke tempat aman.
Sementara perjalanan dari Distrik Deikai, ibu kota Yahukimo, ke lokasi kejadian selama lima jam dan berjarak sekitar 40 kilometer. Salah satu kendala ke Kampung Bingky adalah sebuah sungai dengan arus yang sangat deras sehingga menyulitkan mobil dan warga yang hendak melintas.
”Aparat keamanan baru dapat melintas jika sungai itu telah surut. Mudah-mudahan evakuasi para korban dan sandera berjalan aman,” harap Ahmad.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani mengungkapkan, pelaku penyerangan warga di Seredala adalah Kelompok Tendius Gwijangge. Kelompok Tendius berasal dari Kabupaten Nduga.
Salah satu kendala ke Kampung Bingky adalah sebuah sungai dengan arus yang sangat deras sehingga menyulitkan mobil dan warga yang hendak melintas.
Kelompok Tendius diperintahkan oleh pemimpinnya, Lekagak Telenggen, dari Nduga ke Yahukimo untuk menebar aksi teror di sana. Kelompok ini memiliki lima senjata laras panjang dan dua senjata laras pendek.
”Sebenarnya jumlah kelompok Tendius tidak mencapai 10 orang. Diduga, mereka bergabung dengan kelompok dari Yahukimo saat menyerang para korban di Kampung Bingky,” ucap Faisal.
Ia menambahkan, Polda Papua telah menerjunkan tim Satgas Nemangkawi ke Yahukimo untuk membantu. ”Tim yang berjumlah 12 orang ini akan membantu Polres Yahukimo untuk mengevakuasi para korban dan melakukan olah tempat kejadian perkara,” ujar Faisal yang juga Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi ini.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakthi Brigadir Jenderal Izak Pangemanan menyatakan telah menginstruksikan Dandim Yahukimo Letkol Inf Chris Ireuw untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat guna mengevakuasi jenazah para korban.
”Kami siap membantu pihak kepolisian untuk mengevakuasi jenazah lima korban penyerangan KKB di Kampung Pingki. Sebanyak 25 personel TNI dari Satgas 751 akan diterjunkan untuk menghadapi kelompok ini,” ujarnya.
Sebelumnya, KKB juga menyerang dua anggota TNI Angkatan Darat hingga gugur di sekitar area Bandar Udara Nop Goliat Deikai, Yahukimo, 18 Mei 2021. Identitas kedua korban adalah Prajurit Dua Ardi Yudi Ardianto dan Prajurit Kepala Muhammad Alif Nur.