Bangunan Sekolah di Surakarta Tak Lagi Jadi Tempat Isolasi Terpusat
Sejumlah bangunan sekolah di Kota Surakarta, Jawa Tengah, tidak akan lagi dimanfaatkan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19. Fungsi bangunan sekolah dikembalikan sebagaimana mestinya.
Oleh
NINO CITRA
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Sejumlah bangunan sekolah di Kota Surakarta, Jawa Tengah, tidak akan lagi dimanfaatkan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19. Fungsi bangunan sekolah dikembalikan sebagaimana mestinya. Tempat isolasi terpusat lainnya juga sedang disiapkan.
”Sudah tidak ada pasien tanpa gejala yang dikirim ke sekolah-sekolah. Tinggal dua sekolah yang masih dan ini tinggal menunggu kepulangannya saja,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Nico Agus Putranto saat dihubungi, Minggu (29/8/2021).
Beberapa bangunan sekolah memang sempat digunakan untuk merawat pasien Covid-19 tak bergejala di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Sekolah-sekolah tersebut, antara lain, ialah SMP Negeri 8, SMP Negeri 25, SMP Negeri 15, SD Negeri Cemara Dua, SD Negeri Panularan, dan SD Negeri Cengklik. Saat itu, bangunan sekolah menjadi opsi tempat isolasi terpusat dengan tingginya penambahan kasus harian Covid-19 yang jumlahnya mencapai ratusan.
Kini, hanya SD Negeri Panularan dan SD Negeri Cengklik yang masih terisi pasien tanpa gejala. Secara rinci, ada 12 orang di SD Negeri Panularan dan sembilan orang di SD Negeri Cengklik.
”Untuk sekolah-sekolah lainnya sudah kosong. Sekarang, apabila ada penambahan pasien positif tanpa gejala, langsung kami arahkan ke Asrama Haji Donohudan (tempat isolasi terpusat milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Boyolali),” kata Nico.
Dengan ditutupnya sekolah sebagai tempat isolasi terpusat, Nico menjelaskan, pihaknya juga menyiapkan tempat isolasi terpusat lainnya. Setidaknya ada dua lokasi yang akan dijadikan tempat isolasi terpusat nantinya. Ketiga tempat itu ialah Ndalem Priyosuhartan dan Graha Wisata.
Ndalem Priyosuhartan diperkirakan bisa menampung 50-60 orang. Menurut rencana, tempat itu akan mulai digunakan untuk mengisolasi pasien Covid-19 tanpa gejala pada 1 September 2021.
Sementara itu, Graha Wisata belum bisa langsung digunakan. Tempat tersebut masih menjadi lokasi sentra vaksinasi yang, menurut rencana, berakhir Agustus ini. Setelah selesai digunakan sebagai sentra vaksinasi, tempat itu akan segera disiapkan untuk menjadi tempat isolasi terpusat. Kapasitasnya sekitar 150-200 orang.
Untuk sekolah-sekolah lainnya sudah kosong. Sekarang, apabila ada penambahan pasien positif tanpa gejala, langsung kami arahkan ke Asrama Haji Donohudan.
Secara terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan, sekolah tidak akan lagi dimanfaatkan sebagai tempat isolasi terpusat karena akan dikembalikan fungsinya sebagai tempat pendidikan. Terlebih lagi, sekolah-sekolah itu juga bakal digunakan untuk asesmen nasional berbasis komputer, atau pengganti ujian nasional, September nanti.
”Bangunan sekolah biar bisa dipakai untuk sekolah. Kita kembalikan fungsinya sebagai sekolah,” kata Gibran.
Di sisi lain, angka penambahan kasus positif Covid-19 sudah mulai melandai setiap harinya. Jumlah kasus hanya bertambah sekitar 20-39 kasus per hari. Kondisi itu sudah jauh menurun dibandingkan dengan bulan lalu, yang angka penambahannya bisa mencapai ratusan per hari.
Lebih lanjut, Gibran menjelaskan, meski sekolah sudah tidak digunakan sebagai tempat isolasi terpusat, pihaknya tidak langsung menggunakannya untuk pembelajaran tatap muka. Ia akan mengikuti instruksi dari pemerintah pusat ataupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengenai pembelajaran tatap muka. Saat ini, pihaknya terus fokus memvaksinasi para pelajar sebagai upaya membentuk kekebalan dari para peserta didik.
”Pelajar masih ada 73.000 orang (yang harus divaksinasi). Ini kami kebut terus,” kata Gibran.