Sebanyak 100 ibu hamil menjadi target vaksinasi Covid-19 tahap pertama. Angka kematian ibu hamil di Batu meningkat pada 2021. Vaksinasi ini diharapkan bisa memberikan kekebalan fisik bagi ibu selama masa kehamilan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Sebagai upaya mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity, Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, mulai melaksanakan vaksinasi untuk ibu hamil di wilayahnya. Sebanyak 100 ibu hamil menjadi target vaksinasi Covid-19 tahap pertama.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Batu Wibi Asri Punjul Santoso mengatakan, angka kematian ibu hamil meningkat di tengah pandemi Covid-19. Tahun 2020 angka kematian ibu hamil di Batu hanya dua kasus dan naik menjadi sembilan kasus pada tahun 2021.
”Adanya vaksinasi ini harapannya dapat memberikan kekebalan fisik selama masa kehamilan,” kata Wibi saat sosialisasi vaksinasi ibu hamil dengan tim penggerak PKK desa/kelurahan se-Kota Batu secara virtual, Jumat (27/8/2021).
Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh ibu hamil sebelum divaksinasi Covid-19 antara lain usia kandungan tidak kurang dari 13 minggu. Idealnya 13 minggu sampai 33 minggu.
Syarat lainnya, tekanan darah normal dan yang bersangkutan tidak sedang menjalani pengobatan. Jika memiliki komorbid, harus dalam kondisi terkontrol serta tidak mempunyai gejala atau keluhan preeklampsia.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, vaksinasi ini merupakan upaya pemkot menanggulangi penyebaran Covid-19. ”Ibu hamil yang sudah memenuhi syarat dan kondisinya bisa menerima vaksin segera vaksinasi. Tidak perlu khawatir,” katanya.
Cakupan vaksinasi secara umum di Kota Batu sejauh ini masih berada di kisaran 32,96 persen untuk dosis pertama dan 21,93 persen untuk dosis kedua. Pemakaian vaksin sejauh ini baru 54.366 dosis.
Sebelumnya, saat diskusi virtual bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Dewanti meminta bantuan tambahan vaksin. Ini dilakukan untuk membantu pemulihan ekonomi, khususnya mendorong industri pariwisata dan ekonomi kreatif setempat agar tetap eksis di masa pandemi.
”Tidak usah 70 persen, 50 persen itu sudah luar biasa. Tetapi, kalau bisa 70 persen sebelum akhir tahun, kami sangat senang,” ujarnya.
Sementara itu, status Kota Batu kembali merah setelah sempat oranye. Batu juga masih menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 4 bersama Kota dan Kabupaten Malang.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu Ony Ardianto mengatakan, per 27 Agustus ada tambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak delapan orang dan sembuh tujuh orang. Dengan demikian, jumlah total kasus kumulatif di Batu sebanyak 2.942 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 151 aktif, 2.542 sembuh, dan 249 meninggal.
”Dari 151 kasus aktif, sebanyak 52 orang (35,09 persen) menjalani perawatan di rumah sakit, 60 orang (45,62 persen) isolasi terpadu, dan 29 orang (19 persen) isolasi mandiri,” katanya.
Adapun tingkat keterisian rumah sakit, menurut Ony, masih di kisaran 27,7 persen. Rinciannya, keterisian tempat tidur (BOR) isolasi sebanyak 33 (24,26 persen) dari 136 tempat tidur dan tempat perawatan intensif terisi 8 (66,67 persen) dari 12 tempat tidur. Sementara keterisian shelter mencapai 69 (44,23 persen) dari 156 kapasitas.