PPKM Dinilai Efektif Tekan Angka Covid-19 di Kota Kediri
Pemkot Kediri menilai PPKM efektif tekan angka penularan Covid-19 di wilayahnya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa faktor, antara lain BOR, penambahan kasus harian, dan tingkat kesembuhan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM dinilai efektif menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Kediri, Jawa Timur. Hal itu terlihat dari menurunnya angka tingkat keterisian rumah sakit dan penambahan kasus harian yang terus melandai.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Senin (23/8/2021), mengatakan, angka keterisian rumah sakit (BOR) ruang isolasi di wilayahnya saat ini tinggal 37 persen dari sebelumnya 100 persen. Begitu pula BOR ruang perawatan intensif (ICU) saat ini hanya 70 persen dari sebelumnya 100 persen.
”BOR-BOR rumah sakit yang sebelumnya tidak pernah kosong saat ini tinggal 37 persen yang isolasi dan 70 persen yang ICU. Ruang ICU yang sebelumnya tidak pernah kosong saat ini ada kekosongan 30 persen,” ujarnya saat dihubungi dari Malang.
Selain BOR, menurut Abu, penambahan kasus positif juga menurun hanya berkisar belasan orang per hari. Padahal, sebelumnya sempat mencapai di atas 100 orang per hari. ”Kemarin hanya ada penambahan 11 orang. Padahal, sebelumnya kami pernah mencapai 105 orang per hari,” ucapnya.
Tingkat kesembuhan di Kota Kediri juga membaik di angka 81,29 persen, pasien aktif 9,52 persen, dan tingkat kematian 9,29 persen. Meski agak tinggi, tingkat kematian di Kota Kediri tidak setinggi Kabupaten Blitar yang mencapai 15,18 persen dan Trenggalek 12,58 persen.
Meski secara statistik angka kasusnya turun, menurut Abu, kewaspadaan tidak boleh kendur. Abu mengatakan, pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat untuk menerapkan hidup sehat dan menyadari bahwa pandemi belum berakhir. Hal itu dilakukan sambil memerluas cakupan vaksinasi.
Penurunan angka ledakan Covid-19, kata Abu, juga tidak bisa dilepaskan dari peran pemerintah pusat (pemberlakuan PPKM). Jadi, bukan semata-mata dilakukan oleh pemerintah daerah semata.
”Penanganan di hulu menjadi perhatian utama. Kalau hanya di hilir saja, tidak bisa. Mobilitas masyarakat sudah dikendalikan sejak dari hulu. Kalau hanya mengandalkan hilir (daerah) saja, tidak efektif,” ucapnya.
Meski melandai, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri belum berani memberlakukan pembelajaran sekolah secara tatap muka. Pemkot Kediri masih menunggu, salah satunya, realisasi vaksin untuk pelajar yang hingga kini masih rendah.
Terkait vaksinasi secara umum, pencapaian vaksin di Kota Kediri sebenarnya tergolong cukup besar dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur. Menurut Abu Bakar, vaksinasi dosis pertama di wilayahya sudah mencapai 150.000 orang (67 persen) dan dosis kedua 95.000 orang (42 persen) dari target sekitar 200.000 orang.
”Bahkan, vaksin Moderna yang pekan lalu menjadi booster untuk tenaga kesehatan saat ini sudah mulai dipakai untuk masyarakat umum di Kota Kediri. Kami menjalankan system online dan offline, juga kerja sama dengan kelurahan-kelurahan untuk penjaringan,” ucapnya.
Secara keseluruhan, angka kasus terkonfirmasi positif di Kota Kediri sebanyak 3.757 orang. Dari jumlah tersebut, aktif 354 orang, sembuh 3.054 orang, dan meninggal 349 orang.
Sementara itu, penurunan BOR juga terjadi di Kota Batu. Persentase BOR ruang isolasi dan ICU kini hanya 38,51 (data 22 Agustus) dari sebelumnya 100 persen. Angka detailnya, BOR isolasi 34,56 persen dan ICU 83,33 persen. Adapun keterisian shelter isolasi dari 156 tempat tidur terisi 76 pasien (48,72 persen).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu Ony Ardianto mengatakan, ditinjau dari 14 indikator Bersatu Lawan Covid-19, kondisi Kota Batu yang saat ini memiliki skor 1,82 termasuk zona oranye. Beda dengan dua wilayah lainnya di Malang Raya, yakni Kota Malang dan Kabupaten Malang, yang masih merah.
”Jumlah kasus terkonfirmasi positif baru di Batu per 22 Agustus ada penambahan 19 orang dan sembuh bertambah 12 orang sehingga total komulatif terkonfirmasi positif menjadi 2.896. Dari jumlah itu, 2.460 sembuh, 191 aktif, dan 245 meninggal,” katanya.