PPKM di Banyuwangi meredam kasus Covid-19. Kini, Banyuwangi mulai mengizinkan sejumlah sekolah untuk melakukan tatap muka terbatas bagi siswanya.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dianggap efektif menurunkan tingkat keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 di Banyuwangi, Jawa Timur. Keterisian tempat tidur kini hanya 39 persen setelah sempat menyentuh 90 persen pada 11 Juli lalu.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, angka keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 atau bed occupancy rate (BOR) pada Selasa (17/8/2021) tersisa 39 persen. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan sepekan sebelumnya atau 11 Agustus yang mencapai 50 persen. Banyuwangi pernah menyentuh BOR tertinggi, yakni 90 persen, pada 10 Juli.
Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani, Rabu (18/8/2021), mengecek langsung ke rumah sakit rujukan Covid-19, seperti di RSUD Blambangan. Saat ini BOR RS Blambangan tercatat 30 persen dari 104 tempat tidur yang ada.
”Alhamdulilah, di IGD RSUD Blambangan sudah tidak ada lagi antrean pasien Covid-19. Bahkan, di ruang isolasi 3 tadi sama sekali tidak ada pasiennya,” kata Ipuk dalam rilis yang diterima Kompas.
Saat ini tercatat ada 973 kasus aktif. Jumlah tersebut turun dibandingkan pada bulan Juli yang sempat menembus hampir 1.400 kasus aktif. Menurut Plt Direktur RSUD Blambangan Aisyah, penurunan tren pasien Covid-19 ini berkaitan erat dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak awal Juli 2021 lalu. Dengan PPKM tersebut, laju persebaran virus bisa ditekan.
Selama ini, untuk mengurangi beban BOR rumah sakit, pemerintah kabupaten telah menyiapkan 26 tempat isolasi terpusat di beberapa wilayah di Banyuwangi. Jumlah ini belum termasuk rumah isolasi yang disiapkan pemerintah desa.
”Tapi, tentu kita semua harus terus waspada, pengendalian pandemi terus dioptimalkan melalui disiplin prokes, penguatan 3T (testing, tracing, treatment), dan percepatan vaksinasi. Dengan pengendalian pandemi, aktivitas ekonomi dan berbagai sektor lainnya bisa bertahap pulih, lapangan kerja pun terbuka,” ujar Ipuk.
Penurunan kasus Covid-19 di Banyuwangi menjadikan daerah itu masuk dalam kawasan PPKM level 3. Dinas pendidikan telah mengizinkan pendidikan usia dini, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama untuk mengadakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) mulai Senin (16/8/2021).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengatakan, terdapat 339 sekolah dasar (SD) dan 28 sekolah menengah pertama (SMP) yang sudah melakukan tatap muka terbatas. ”50 persen dari 600 SD sudah melakukan PTMT. Sementara SMP baru 5 persen, yakni 28 SMP," kata Suratno.
Suratno menjelaskan, PTMT ini menyesuaikan kesiapan sekolah. Selain dilaksanakan dengan kapasitas 50 persen saja dari jumlah siswa (untuk SD dan SMP), terdapat beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.
Persyaratan itu, antara lain, semua guru dan tenaga kependidikan telah divaksinasi Covid-19 secara lengkap, memiliki fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan Covid-19, serta lingkungan sekitar sekolah dan tempat tinggal peserta didik berada pada zona rendah risiko Covid-19.
Tatap muka terbatas juga harus dengan persetujuan dari orangtua peserta didik, komite sekolah, dan Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan. Satgas Covid-19 juga harus mendampingi dan memantau pelaksanaan pembelajaran, terutama berkaitan dengan konsistensi protokol kesehatan dan implementasi SOP pembelajaran PTMT. Dan, tidak boleh ada aktivitas yang menimbulkan kerumunan.
”Jadi, belum semua sekolah bisa melakukan PTMT, tergantung dari kesiapannya. Apalagi, saat ini ada pula sekolah yang masih digunakan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19,” ujar Suratno.
Pemberlakuan PTMT ini terus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Apabila nantinya, kata Suratno, Banyuwangi mampu bertahan di level 3 ke atas, PTMT bisa berlanjut. Namun, jika turun ke level 4, PTMT bukan tidak mungkin akan disetop kembali.
Jadi belum semua sekolah bisa melakukan PTMT, tergantung dari kesiapannya. Apalagi, saat ini ada pula sekolah yang masih digunakan sebagai tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19.
Sementara khusus untuk PTMT di tingkat SMA/SMK/Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK), Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Banyuwangi Istu Handono mengatakan, saat ini masih dalam proses persiapan.