Ibu hamil punya risiko besar seperti halnya penyandang komorbid. Oleh karena itu, Pemkot Kediri arahkan vaksin untuk ibu hamil.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, tengah mengarahkan vaksin Covid-19 untuk ibu hamil. Ibu hamil memiliki tingkat kerentanan yang cukup tinggi sama dengan mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ketika dihubungi dari Malang, Selasa (3/8/2021), mengatakan, pihaknya baru saja menerima 220 vial vaksin Sinovac. Dari jumlah itu, 100 vial untuk pelajar sekolah menengah atas dan sisanya 120 vial untuk umum, tetapi diarahkan bagi ibu hamil lebih dulu.
”Yang umum kami rencanakan untuk ibu hamil dulu karena ibu hamil banyak yang meninggal. Ibu hamil harus saya dahulukan. Kemarin beritanya (ibu hamil) sudah boleh menggunakan Sinovac karena ini risikonya tinggi. Ibu hamil seperti orang yang punya komorbid,” tuturnya.
Selain vaksin Sinovac, Kota Kediri juga mendapatkan vaksin AstraZeneca sebanyak 620 vial dan Moderna sebanyak 430 vial. Jika AstraZeneca diperuntukkan bagi dosis kedua, Moderna diarahkan untuk dosis ketiga bagi tenaga kesehatan setempat.
Disinggung apakah vaksin yang ada mencukupi, Abu Bakar mengatakan belum cukup. Dia mencontohkan 620 vial AstraZeneca hanya memenuhi kebutuhan sepertiga dari kebutuhan total 18.000 orang. ”Stok vaksin yang baru datang ini paling hanya cukup untuk sepekan saja,” katanya.
Hingga kini, capaian vaksin di Kota Kediri untuk dosis pertama sebanyak 62,46 persen dan dosis kedua sebanyak 32,60 persen. Angka ini terbilang besar dibandingkan dengan daerah lain. Kota Kediri menempati urutan ketiga setelah Kota Mojokerto dan Surabaya yang pencapaian vaksin tahap pertamanya tertinggi di Jawa Timur.
Menurut Abu Bakar, jumlah vaksin yang mengalir ke kabupaten/kota memang sangat terbatas dan relatif berbeda satu daerah dengan daerah lain. Kondisi ini dinilai belum bisa memuaskan animo masyarakat yang ingin segera mendapatkan vaksin.
Dia kembali mencontohkan untuk vaksin Moderna. Jumlah vaksin yang tiba hanya 430 vial. Adapun tenaga kesehatan di Kota Kediri mencapai 7.300 orang sehingga stok Moderna itu diperkirakan baru mampu mencukupi 55-60 persen tenaga kesehatan yang ada.
Melihat keterbatasan vaksin yang ada, Abu Bakar berharap jumlah vaksin yang datang bisa lebih banyak sehingga proses kekebalan komunal segera terwujud. Sejauh ini, kendala vaksinasi ada pada stok vaksin yang terbatas. Padahal, Kota Kediri telah bersiap melakukan vaksinasi dalam jumlah besar.
”Harapan kami, karena kami sudah sediakan tenaga relawan vaksinator cukup banyak, maka vaksin yang datang mustinya juga banyak. Kalau tenaga yang ada kita lepas, sayang juga. Karena mereka nantinya bisa membantu di wilayah lain juga ada yang kekurangan tenaga vaksinator,” katanya.
Sejak beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota Kediri menggandeng mahasiswa perguruan tinggi ilmu kesehatan. Tujuannya untuk memenuhi tuntutan jumlah vaksinasi yang membengkak dari 1.000 menjadi 2.500 dan 7.500 orang per hari. Vaksinasi di Kota Kediri juga terbantu program vaksinasi yang dilakukan TNI dan Polri.
Yang umum kami rencanakan untuk ibu hamil dulu karena ibu hamil banyak yang meninggal. Ibu hamil harus saya dahulukan.
Sementara itu, secara terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Wahyu Hidayat membenarkan vaksin di wilayahnya juga tinggal sedikit. Pemerintah Kabupaten Malang telah berkirim surat ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) guna meminta tambahan vaksin.
”Tidak lancar (aliran vaksin ke Kabupaten Malang). Stok (sekarang) juga masih sangat sedikit. Kita sudah berkirim surat ke Kemenkes, tetapi masih dijanjikan,” kata Wahyu yang tengah rapat konferensi video.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kabupaten Malang per 2 Agustus, jumlah tervaksin—di kabupaten dengan wilayah terluas kedua di Jawa Timur setelah Banyuwangi—dosis pertama baru mencapai 240.126 atau 13 persen dari target 1.846.012 orang. Adapun dosis kedua baru separuh dari dosis pertama, yakni 120.506 orang.
Dari 240.126 yang telah mendapat dosis pertama di Kabupaten Malang, 83.672 adalah masyarakat umum, 39.460 pelayan publik, dan 34.567 pendidik, 33.043 lansia, dan 14.106 masyarakat rentan.
Adapun jumlah total kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Malang per 3 Agustus mencapai 10.130. Dari jumlah itu, 3.021 aktif, 6.660 sembuh, dan 449 meninggal. Adapun total kasus di Kota Kediri 2.923, dengan 652 aktif, 2.024 sembuh, dan 247 meninggal.