Dosis Terbatas, Vaksinasi Covid-19 di Kendari Jauh dari Target
Dengan sasaran 265.147, capaian vaksinasi dosis pertama di Kendari baru 83.529 orang, atau 31,50 persen. Stok vaksin yang terbatas selama lima bulan berjalan membuat Pemkot Kendari prioritaskan vaksinasi dosis kedua.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sekitar lima bulan berjalan, capaian vaksinasi Covid-19 di Kendari masih jauh dari target, yaitu 31 persen. Rendahnya capaian vaksinasi karena alokasi dosis vaksin yang terbatas dari pemerintah. Stok vaksin yang tersisa hanya cukup untuk sepekan ke depan.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kendari Arpan Tombili mengungkapkan, hingga Senin (9/8/2021), dosis vaksin yang tersisa 493 vial atau 4.930 dosis. Jumlah ini diprediksi hanya cukup untuk satu pekan ke depan.
”Pekan lalu kami dapat alokasi 800 vial dan yang terpakai sekitar setengahnya. Jadi kalau melihat laju vaksinasi, pekan depan sudah habis lagi,” kata Arfan, di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Alokasi vaksin yang terbatas membuat Dinas Kesehatan harus mengatur proses vaksinasi yang berjalan. Vaksinasi tahap pertama difokuskan di kantor Dinkes dengan alokasi maksimal 300 vial, sementara 500 vial dialokasikan untuk vaksinasi tahap kedua yang dilaksanakan di semua puskesmas yang ada di Kendari.
Dengan pola ini, tambah Arpan, masyarakat yang ingin vaksinasi tahap pertama tetap terlayani dan vaksinasi tahap kedua tetap sesuai target. ”Kami sudah mengajukan kembali untuk alokasi vaksin karena capaian vaksinasi masih 31 persen. Belum lagi mereka yang divaksinasi tahap kedua jumlahnya baru setengah dari jumlah tersebut,” tuturnya.
Pekan lalu kami dapat alokasi 800 vial, dan yang terpakai sekitar setengahnya. Jadi kalau melihat laju vaksinasi, pekan depan sudah habis lagi.
Data capaian vaksinasi dosis pertama di Kendari hingga Minggu (8/8/2021) mencapai 83.529 orang. Jumlah ini setara 31,50 persen dari total 265.147 sasaran. Sementara itu, capaian vaksinasi tahap kedua baru 17,53 persen atau 46.488 orang.
Jomplangnya vaksinasi dosis pertama dan kedua ini, tutur Arpan, disebabkan gencarnya vaksinasi oleh sejumlah institusi lain, utamanya TNI/Polri. Sejak beberapa bulan lalu, institusi ini turut serta melakukan vaksinasi, namun fokus di dosis pertama. Melalui Koordinasi, TNI/Polri juga mulai melakukan vaksinasi dosis kedua.
Jika stok vaksin semakin menipis dan alokasi belum tiba, vaksinasi dosis pertama terpaksa dihentikan. ”Kami upayakan yang dosis kedua terlayani semua karena masih banyak yang belum terlayani. Berdasarkan informasi, setiap minggu akan ada alokasi, tapi kita tidak tahu jadwal pastinya,” ucapnya.
Pada pertengahan Juli lalu, Dinkes Kendari terpaksa menghentikan vaksinasi dosis pertama untuk masyarakat meski animo untuk vaksinasi tinggi. Hal itu ditempuh setelah jumlah vaksin hanya tersisa 2.430 dosis. Dua pekan berselang, Kendari hanya mendapat alokasi 20 vial sehingga vaksinasi tetap difokuskan untuk dosis kedua.
Vaksinasi menjadi salah satu cara ampuh untuk menciptakan kekebalan bersama di masyarakat. Berdasarkan penelitian, mereka yang mendapatkan vaksin memiliki kemampuan untuk meringankan dampak buruk saat terpapar Covid-19.
Direktur RSUD Kendari dr Sukirman menuturkan, 90 persen pasien Covid-19 dengan gejala adalah mereka yang belum melakukan vaksinasi. Dampak tersebut mulai dari gejala ringan, berat, hingga meninggal dunia.
”Kalau melihat kondisi pasien, mereka yang belum divaksin itu gejalanya bisa sampai fatal. Oleh karena itu, kami imbau masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi yang diselenggarakan pemerintah,” katanya.
Sejauh ini, kasus Covid-19 di Kendari terus terjadi. Total kasus positif 7.211 orang, dengan kasus aktif 868 orang. Jumlah kasus meninggal terus bertambah mencapai 91 orang.
Ramadhan Tosepu, epidemiolog Universitas Halu Oleo, mengungkapkan, dengan lonjakan kasus saat ini, vaksinasi menjadi hal utama yang bisa melindungi masyarakat. Pemberian vaksin membantu setiap orang dalam menciptakan kekebalan tubuh sehingga saat terpapar Covid-19, dampaknya tidak seperti sebelum divaksin.
Akan tetapi, pemerintah harus menjamin ketersediaan vaksin di lapangan untuk menjamin kesinambungan vaksinasi. Tingginya animo masyarakat, serta lonjakan kasus yang tinggi, sepatutnya menjadi perhatian utama pemerintah untuk memperbaiki distribusi vaksin ke daerah.
Selain itu, ia menyampaikan, seiring dengan vaksinasi Covid-19 yang berlangsung, pemerintah diharapkan melakukan penelusuran kasus yang masif. ”Vaksinasi, penelusuran kasus, serta penegakan protokol itu harus berjalan seimbang. Semuanya prioritas dan harus menjadi fokus program semua pihak,” kata Ramadhan.