14,87 Hektar Hutan Lereng Merapi Terbakar akibat Lontaran Lava Pijar
Kawadan hutan seluas 14,78 hektar dalam wilayah Taman Nasional Gunung Merapi terbakar. Api berasal dari guguran lava pijar dari Gunung Merapi yang meluncur hingga radius sekitar 2 kilometer dari puncak.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Kawasan hutan seluas 14,87 hektar di wilayah Taman Nasional Gunung Merapi terbakar karena terkena lontaran lava pijar pada Minggu (25/7/2021) dan Senin (26/7/2021). Kendati saat ini api dipastikan sudah padam, dengan kondisi Gunung Merapi yang masih berstatus Siaga (Level III), kebakaran dipicu lava pijar masih berpotensi terjadi.
Demikian disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Wasono, Rabu (28/7/2021). Kebakaran akibat guguran lava pijar tersebut, menurut dia, terjadi pada radius sekitar 2 kilometer dari puncak. Menurut Edi, di area tersebut tidak bisa dilakukan upaya antisipasi apa pun karena daerah tersebut merupakan kawasan berbahaya, termasuk dalam daerah rawan terkena dampak erupsi.
Kendati demikian, Edi menuturkan, pihaknya tetap berjaga-jaga dan telah menyusun sejumlah skenario untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran di area aman bahaya erupsi, 5-7 kilometer dari puncak. ”Di area aman berkisar 5-7 kilometer dari puncak itu, kami baru berani bergerak melakukan berbagai upaya antisipasi, seperti penyekatan api dan mendirikan posko penanganan kebakaran,” ujarnya.
Sembari terus berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional Gunung Merapi, saat kebakaran kembali melanda, BPBD Kabupaten Magelang juga akan terus siaga mengecek perluasan titik api. ”Ketika api sudah mulai mendekati kawasan permukiman, kami akan segera bergerak mengevakuasi warga di lereng Merapi,” ujarnya.
Lontaran lava pijar akhirnya terjadi di sektor barat daya Merapi pada Minggu (25/7/2021) dan Senin (26/7/2021). Permukiman terdekat di sekitar daerah yang terkena lontaran lava pijar adalah wilayah Kecamatan Srumbung dan Dukun.
Pelaksana Tugas Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Balai TNGM Husni Pramono mengatakan, dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh TNGM pada Rabu (28/7/2021), api kebakaran dipastikan sudah benar-benar padam. Dari hasil pengamatan, lontaran lava pijar terlihat meninggalkan bekas kebakaran memanjang dari grid 17a, H7d, H6c dan berhenti di H6b. Area terbawah yang terbakar berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Jenis vegetasi yang terdampak kebakaran adalah pohon anggring serta tanaman semak belukar, seperti gelagah dan alang-alang. Dalam pemantauan, vegetasi tersebut terlihat berwarna menghitam kecoklatan.
Selain karena faktor angin dan guguran lava pijar, Husni mengatakan, di musim kemarau seperti sekarang, semua jenis vegetasi tersebut memang rawan terbakar. ”Di luar masalah lava pijar, vegetasi tersebut memang rawan terbakar karena sebagian tanaman sudah mulai mengering,” ujarnya.
Di musim kemarau ini, Husni mengatakan, pihaknya juga menerjunkan satu tim khusus untuk melakukan pemantauan, untuk melakukan antisipasi, deteksi dini terhadap bahaya kebakaran. Pemantauan ini biasa dilakukan bersama kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) yang ada di desa-desa.