Universitas Muhammadiyah Purwokerto bakal melayani 5.000 dosis vaksin pada Agustus mendatang untuk mendorong percepatan vaksinasi di Banyumas. Saat ini, cakupan vaksinasi di Banyumas hanya 8 persen.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Cakupan vaksinasi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih rendah, yaitu sekitar 8,6 persen dari target total 1,3 juta orang. Untuk meningkatkan angka cakupan tersebut, butuh kerja sama seluruh pihak. Salah satunya dilakukan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang melayani vaksinasi untuk 5.000 dosis pada Agustus.
”Kami akan mendapatkan alokasi 5.000 vaksin. Ini bukan hanya untuk warga UMP karena 500 dari 800 warga UMP sudah divaksin. Ini adalah untuk semuanya, untuk Muhammadiyah, non-Muhammadiyah, untuk Islam, juga untuk non-Islam,” kata Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Jebul Suroso, Senin (26/7/2021).
Jebul menyampaikan, pendaftaran vaksinasi sudah penuh dalam waktu kurang dari 10 jam setelah pranala (link) pendaftaran dibuka. Menurut rencana, vaksinasi akan dilaksanakan pada 23-26 Agustus 2021 di auditorium serta lapangan UMP. UMP juga menyiapkan 20 meja registrasi, 30 vaksinator, dan 11 dokter. Setiap hari, ditargetkan proses vaksinasi bisa melayani hingga 1.200 orang.
Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyampaikan, vaksinasi dosis pertama di Banyumas baru diterimakan kepada 167.652 orang. Adapun penerima dosis kedua baru sebanyak 112.000.
”Jadi, yang sudah divaksin belum ada 10 persen. Saya dan Pak Bupati setiap hari sampai mengemis vaksin karena vaksinasi inilah yang menciptakan herd immunity,” ujar Sadewo.
Menurut Sadewo, saat ini masyarakat kian menyadari pentingnya vaksinasi karena jumlah kasus yang tinggi berikut dengan angka kematiannya. ”Memang kesadaran kadang-kadang harus dipaksa. Ya, dipaksa aturan atau juga keadaan. Situasi sekarang saat lonjakan kasus positif semakin banyak, maaf, yang meninggal pun banyak. Sudah terbukti yang sudah divaksin dua kali imunnya meningkat sehingga, jika tertular, untuk sembuhnya lebih cepat,” paparnya.
Berdasarkan diskusi dengan Bupati Kudus dan Pati, lanjut Sadewo, tren penularan akibat varian Delta meningkat lalu melandai dalam kurun enam pekan. ”Lonjakan yang kemungkinan besar dari varian Delta ini biasanya 6 minggu. Pekan ke-3 dan ke-4 mulai turun. Kita ini sudah masuk pekan ke-3, semoga cepat menurun. Saat ini, Banyumas masih naik turun di angka yang tinggi,” ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Satgas Covid-19 Kepolisian Resor Kota Banyumas Ajun Komisaris R Manggala Agung menyampaikan, dalam menjalankan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, penyekatan dan penutupan jalan di Banyumas akan dilonggarkan di beberapa titik, terutama ring tiga atau di pintu masuk Kabupaten Banyumas. Jika sebelumnya penyekatan dilakukan di empat titik, yaitu Ajibarang, Wangon, Tambak, dan Sokaraja, kini penyekatan hanya dilakukan di dua titik, yaitu Ajibarang dan Tambak. Dua titik itu akan disekat selama 24 jam.
Adapun penyekatan di ring dua, yaitu akses menuju pusat kota Purwokerto, dilakukan di empat titik, yaitu Simpang Kalibagor, Simpang Tanjung, Simpang Andhan Pangrenan, dan Simpang Air Mancur Berkoh. Di ring satu, atau jalan utama kota Purwokerto, penyekatan dilakukan di delapan titik, yaitu mulai dari Simpang Omnia, Simpang KPKN Sawangan, Jalan Merdeka, Simpang Palma, Simpang Gor/Meotel, Simpang Lapangan Glempang, Simpang Ace Hardware, dan Simpang Pasar Wage.
Hingga 24 Juli 2021, di Banyumas terdapat 17.510 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, 15.761 orang dinyatakan sembuh, 568 orang meninggal, dan 1.181 orang masih menjalani perawatan atau isolasi.