Penurunan Kasus Covid-19 di DIY Seiring Berkurangnya Jumlah Tes
Kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta menurun selama beberapa hari terakhir. Namun, penurunan kasus itu terjadi seiring penurunan jumlah tes Covid-19 di daerah tersebut.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta menurun selama beberapa hari terakhir. Namun, hal itu terjadi seiring penurunan jumlah tes Covid-19 di DIY. Dengan kondisi tersebut, belum bisa dipastikan apakah berkurangnya kasus itu disebabkan penurunan laju penularan Covid-19 atau karena faktor lain.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY, jumlah kasus Covid-19 di provinsi itu selama empat hari terakhir selalu di bawah 2.000 kasus dalam sehari. Pada Senin (19/7/2021), misalnya, jumlah kasus Covid-19 di DIY tercatat sebanyak 1.992 kasus.
Jumlah kasus Covid-19 di DIY kemudian menurun menjadi 1.872 kasus pada Selasa (20/7), lalu menurun lagi menjadi 1.648 kasus pada Rabu (21/7). Pada Kamis (22/7), jumlah kasus di DIY naik menjadi 1.978 kasus, tetapi masih di bawah 2.000 kasus sehari.
Padahal, beberapa hari sebelumnya, jumlah kasus Covid-19 di DIY kerap melebihi 2.000 kasus dalam sehari. Pada 13-15 Juli, misalnya, jumlah kasus Covid-19 di provinsi itu selalu lebih dari 2.000 kasus sehari. Pada 16 Juli, jumlah kasus sempat menurun menjadi 1.661 kasus, tetapi jumlah kasus naik lagi menjadi lebih dari 2.000 kasus pada 17-18 Juli.
Meski begitu, penurunan jumlah kasus itu terjadi seiring dengan penurunan jumlah orang yang menjalani tes Covid-19 di DIY. Pada 13-14 Juli, jumlah orang yang menjalani tes di DIY sempat naik melebihi 10.000 orang dalam sehari. Namun, setelah itu, jumlah orang yang dites tidak pernah mencapai 10.000 orang sehari.
Pada 18-20 Juli, jumlah orang yang dites di DIY hanya sekitar 8.000-an orang dalam sehari. Jumlah itu kemudian naik menjadi 9.377 orang pada 21 Juli kemarin, tetapi kemudian menurun kembali menjadi 8.536 pada 22 Juli 2021.
Pendiri Laboratorium Statistik Terapan RoomStat, Budhi Handoyo Nugroho, mengatakan, jumlah orang yang menjalani tes Covid-19 di DIY mencapai jumlah tertinggi pada 14 Juli 2021, yakni 10.559 orang dalam sehari. Namun, setelah itu, jumlah orang yang dites di DIY belum pernah menyentuh angka 10.000 dalam sehari.
Padahal, menurut Budhi, idealnya jumlah orang yang dites di DIY harus dipertahankan minimal 10.000 orang per hari. Jumlah tes yang tinggi itu penting untuk memastikan penurunan kasus Covid-19 selama beberapa hari terakhir terjadi karena laju penularan yang menurun.
Budhi menyebut, jika jumlah kasus menurun, tapi tes juga menurun, tidak bisa dipastikan apakah penurunan kasus terjadi karena turunnya penularan atau karena tes yang menurun. Padahal, penurunan kasus akibat turunnya penularan tentu memiliki makna yang berbeda dengan penurunan kasus karena jumlah tes menurun.
”Seharusnya minimal 10.000 orang yang dites sehari, jangan lebih rendah dari tanggal 14 Juli. Ini untuk memastikan bahwa kasus turun bukan karena jumlah tes yang turun,” ujar Budhi yang rutin mengumpulkan dan menganalisis data kasus Covid-19 di DIY saat dihubungi, Kamis (22/7), di Yogyakarta.
Instruksi Mendagri
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, mengatakan, jumlah orang yang dites bergantung pada sejumlah faktor, misalnya jumlah kasus Covid-19 sebelumnya dan hasil tracing atau penelusuran kontak erat. Jika kasus sebelumnya tinggi dan hasil tracing banyak, jumlah orang yang dites tentu akan naik.
Namun, apabila hasil tracing tidak banyak, jumlah orang yang dites juga bisa menurun. ”Kalau testing (tes) itu, kan, banyak faktor yang memengaruhi, misalnya kasusnya banyak, tracing dapat banyak, testing juga naik. Juga bisa jumlah kontak erat yang diperoleh banyak, maka testing juga naik. Begitu sebaliknya,” ujar Berty.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 di Wilayah Jawa dan Bali, pemerintah telah mengatur target jumlah orang yang dites di setiap kabupaten/kota di Jawa-Bali.
Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji mengatakan, sesuai Instruksi Mendagri No 22 Tahun 2021, target jumlah orang yang dites di DIY adalah 7.412 orang per hari. Ditya menyebut, sejak 13 Juli 2021, jumlah target orang yang dites di DIY telah terpenuhi. ”Sejak 13 Juli, DIY sudah melampaui target yang diberikan terkait tes per harinya,” ucapnya.
Meski begitu, positivity rate di DIY ternyata belum mencapai target yang telah ditetapkan dalam Instruksi Mendagri No 22/2021. Berdasarkan instruksi tersebut, target positivity rate adalah 10 persen. Positivity rate merupakan perbandingan jumlah orang yang dinyatakan positif dengan jumlah orang yang dites.
Berdasarkan perhitungan Kompas dengan mengacu pada data Dinkes DIY, positivity rate di DIY pada sepekan terakhir atau 16-22 Juli 2021 mencapai 22,48 persen atau dua kali lipat lebih dari target dalam Instruksi Mendagri No 22/2021.
Ditya menyatakan, tingginya positivity rate itu berkait dengan transmisi atau penularan yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, untuk menurunkan positivity rate, harus ada upaya untuk menurunkan penularan, misalnya dengan pengurangan mobilitas masyarakat. Upaya lain adalah menegakkan pelaksanaan protokol kesehatan dan mempercepat vaksinasi.
”Ada hal lain (untuk menurunkan penularan), yaitu taat protokol kesehatan, misalnya pakai masker, jaga jarak, dan lain-lain. Namun, ini berkaitan dengan perilaku masyarakat. Perlu waktu yang lebih lama karena ini mengubah perilaku. Upaya lainnya adalah percepatan vaksinasi,” tutur Ditya.