Tempat Tidur Pasien Covid-19 Nyaris Penuh, RS Lapangan Disiapkan di DIY
Keterisian tempat tidur rumah sakit perawatan pasien Covid-19 di DIY telah mendekati 100 persen. Untuk itu, Pemda DIY bakal mendirikan rumah sakit lapangan di tiga lokasi untuk merawat pasien Covid-19 yang hampir sembuh.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mendekati 100 persen. Sementara jumlah kasus Covid-19 di provinsi itu masih terus melonjak. Sebagai antisipasi, Pemerintah Daerah DIY berencana mendirikan rumah sakit lapangan di tiga lokasi untuk merawat pasien Covid-19.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menyatakan, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien Covid-19 di provinsi itu telah mencapai lebih dari 99 persen. ”BOR kita sudah sangat tinggi. Bisa dibilang sudah 100 persen karena sudah 99 persen koma sekian. Ini perlu ada penanganan,” jelasnya, Rabu (14/7/2021), di Yogyakarta.
Kadarmanta memaparkan, berdasarkan analisis pemerintah, jika terjadi peningkatan kasus Covid-19 sebesar 30 persen, dibutuhkan tambahan sekitar 2.000 tempat tidur di DIY. Namun, apabila peningkatan kasus mencapai 60 persen, dibutuhkan sekitar 3.000 tempat tidur tambahan di DIY. Kondisi itulah yang membuat Pemda DIY berencana mendirikan rumah sakit lapangan untuk merawat pasien Covid-19.
Menurut Kadarmanta, Pemda DIY telah berkomunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Berdasarkan hasil komunikasi itu, Kementerian PUPR bakal menyiapkan tiga tempat untuk dijadikan rumah sakit lapangan di DIY.
Tempat pertama adalah rumah susun aparatur sipil negara Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak yang merupakan lembaga di bawah Kementerian PUPR. Rumah susun tersebut bisa menampung 272 orang.
Adapun lokasi kedua dan ketiga adalah asrama mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dan asrama mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Dua asrama mahasiswa itu dibangun Kementerian PUPR dan sampai sekarang belum digunakan. Setiap asrama itu bisa menampung 166 orang.
Kadarmanta menambahkan, agar rumah sakit lapangan di tiga lokasi itu bisa beroperasi dengan baik, Pemda DIY juga akan meminta bantuan tenaga kesehatan dan peralatan dari pemerintah pusat. ”Kami juga meminta bantuan tenaga kesehatan dan peralatan supaya tiga tempat itu layak menjadi rumah sakit lapangan,” ungkapnya.
Kadarmanta menyebutkan, sarana dan prasarana rumah sakit lapangan itu sebenarnya tidak perlu terlalu lengkap. Hal ini karena rumah sakit lapangan akan difokuskan merawat pasien-pasien yang sudah hampir sembuh. Selain itu, pengelolaan rumah sakit lapangan juga akan diampu manajemen dan tenaga kesehatan dari rumah sakit yang sudah ada di DIY.
”Rumah sakit yang ada akan mengampu atau jadi induk (rumah sakit lapangan). Yang dimasukkan ke rumah sakit lapangan adalah mereka yang sudah mendekati sembuh, sedangkan yang di rumah sakit utama adalah pasien yang sakitnya masih parah. Jadi, peralatan dan jumlah dokter spesialis (di rumah sakit lapangan) tidak perlu terlalu banyak,” ungkap Kadarmanta.
Meski begitu, Kadarmanta mengaku belum bisa memastikan operasional rumah sakit lapangan di tiga lokasi itu. Hal ini karena Pemda DIY masih menunggu hasil koordinasi Kementerian Kesehatan dengan Kementerian PUPR terkait rencana pendirian rumah sakit lapangan tersebut.
Kasus melonjak
Selama beberapa waktu terakhir, kasus Covid-19 di DIY masih meningkat signifikan. Bahkan, pada Selasa (13/7/2021), jumlah kasus harian Covid-19 di DIY untuk pertama kali menembus angka 2.000 kasus. Pada hari tersebut, tercatat ada 2.731 kasus baru Covid-19 di DIY dalam sehari.
”Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY tanggal 13 Juli 2021 sebanyak 2.731 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 80.725 kasus,” kata Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji.
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, mengatakan, peningkatan jumlah kasus pada Selasa lalu, antara lain, terjadi karena bertambahnya jumlah orang yang menjalani tes Covid-19. Peningkatan tes tak hanya dengan tes reaksi rantai polimerase (PCR), tetapi juga antigen.
Selain itu, Berty memaparkan, para petugas puksesmas di DIY juga terus mengoptimalkan tracing atau penelusuran untuk menemukan kasus baru. ”Memang kami dianjurkan melakukan tes lebih banyak. Jadi teman-teman di puskesmas mengoptimalkan tes dan tracing-nya,” ujarnya.
Sementara itu, pada Rabu (14/7/2021) ini, jumlah kasus Covid-19 di DIY juga masih tinggi, yakni 2.350 kasus dalam sehari. Dengan begitu, total orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY telah mencapai 83.075 orang. Dari total kasus itu, sebanyak 58.317 orang di antaranya telah sembuh dan 2.130 orang meninggal.