Sebanyak 3,2 Juta Keluarga di Jatim Segera Terima Beras Bantuan PPKM
Hampir 3,2 juta keluarga di Jatim segera terima tambahan bantuan beras pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Tim monitoring dan evaluasi Bulog Jatim memastikan kualitas dan kuantitas beras.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO,KOMPAS — Sebanyak hampir 3,2 juta keluarga penerima manfaat di Jawa Timur segera menerima tambahan bantuan beras pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Tim monitoring dan evaluasi Bulog Jatim akan memastikan kualitas beras yang diterima sesuai dengan standar terbaik.
Perum Bulog mulai menyalurkan tambahan bantuan beras PPKM, Minggu (18/7/2021), menyusul penyerahan data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Kementerian Sosial. Penyaluran ditandai dengan pemberangkatan truk pengangkut bantuan beras dari kompleks pergudangan Bulog di berbagai wilayah Nusantara, termasuk Jatim.
Kepala Wilayah Perum Bulog Jatim Khozin mengatakan tambahan bantuan yang disalurkan tersebut berupa 10 kilogram beras. Tambahan bantuan ini menyasar KPM bantuan sosial (bansos) tunai dan KPM Program Keluarga Harapan yang tersebar di 38 kabupaten dan kota di Jatim.
Jumlah keluarga penerima manfaat di Jatim berdasarkan data Kemensos mencapai 3.198.864 keluarga. Untuk mendistribusikan tambahan bantuan berupa beras tersebut, Bulog Jatim telah menyiapkan 12 gudang penyimpanan beras yang akan menjangkau 38 kabupaten dan kota. Salah satunya, gudang penyimpanan di Ngawi untuk pendistribusian di wilayah Madiun dan sekitarnya.
”Sementara itu, untuk memastikan kualitas beras yang diterima masyarakat sudah sesuai dengan standar terbaik, telah dibentuk tim monitoring dan evaluasi. Bulog berkomitmen memastikan kualitas dan kuantitas beras bantuan yang disalurkannya ke masyarakat,” ujar Khozin.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dalam siaran tertulisnya, mengatakan secara nasional pihaknya telah menyiapkan 200.000 ton beras untuk program tambahan bantuan PPKM darurat ini. Penyiapan stok beras itu didasarkan pada hasil rapat bersama Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri.
”Tambahan bantuan ini akan didistribusikan kepada 10 juta KPM Bansos tunai dan 10 juta KPM PKH. Setiap keluarga menerima 10 kg beras,” kata Budi Waseso.
Dengan adanya tambahan bantuan beras, lanjut Budi Waseso, tidak hanya keluarga penerima manfaat yang merasakan manfaat program tersebut. Para petani juga akan menerima manfaatnya karena bulog menyerap beras mereka untuk disalurkan kepada keluarga penerima manfaat. Pembelian beras petani mengacu pada Inpres Nomor 5 Tahun 2015.
Tambahan bantuan ini akan didistribusikan kepada 10 juta KPM Bansos tunai dan 10 juta KPM PKH. Setiap keluarga menerima 10 kg beras. (Budi Waseso)
Selain menyalurkan tambahan bantuan beras, pemerintah juga menyalurkan bantuan berupa uang tunai, bantuan berupa potongan tarif listrik, dan bantuan untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Bantuan itu diharapkan meringankan beban masyarakat terdampak pandemi Covid-19 pada masa PPKM darurat yang berlangsung sejak 3 juli dan diperpanjang hingga akhir bulan ini.
Masih terkait dengan bantuan sosial, sehari sebelumnya, Sabtu (17/7/2021), Kepala Polri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberangkatkan penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19 di Mall Pelayanan Publik, Sidoarjo.
Untuk Jatim bantuan diberikan berupa 1.905 ton beras yang disalurkan ke 39 polres dan polresta. Setiap polres menerima 5 ton beras dengan kemasan masing-masing 5 kg. Khusus Kabupaten Sidoarjo menerima 1.350 paket sembako dan tambahan 25 ton beras dari Kapolda Jatim Irjen Polisi Nico Afinta.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan pendistribusian bantuan dilakukan dengan bantuan Babinsa dan Babinkamtibmas agar tepat sasaran. Ada 150 kendaraan roda dua serta 10 truk milik TNI dan polri yang membantu kegiatan pendistribusian bantuan tersebut.
”Bansos ini menyasar warga terdampak pandemi Covid-19 dan aturan PPKM darurat seperti pedagang kaki lima, sopir angkutan umum, tukang becak, pasukan kuning, pemulung, dan kelompok masyarakat yang ekonominya rentan,” kata Muhdlor.
Muhdlor menambahkan pemkab Sidoarjo juga telah mengalokasikan bansos untuk pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Bantuan itu berupa paket bahan pokok seperti beras 10 kg, minyak goreng 2 liter, dan tepung terigu. Adapun jumlah yang disiapkan sebanyak 35.000 paket dan akan ditambah menyesuaikan dengan data riil pasien isoman.
Dinsos Sidoarjo juga telah menyiapkan 200 paket sembako per desa untuk pasien Covid-19 yang isoman namun baru terdata belakangan. Apabila jumlah tersebut belum mencukupi, bisa diajukan tambahan bantuan atau pemerintah desa menganggarkan bansos menggunakan dana desa.
Kebijakan itu diambil karena jumlah kasus Covid-19 di Sidoarjo yang fluktuatif dan belakangan ini melonjak sangat tinggi. Hingga Sabtu (17/7/2021), tercatat 15.648 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Terjadi penambahan kasus baru sebanyak 480 kasus dalam sehari.
Penambahan kasus baru di kisaran angka 400-700 kasus dalam sehari terjadi selama lima hari belakangan. Hal itu menyebabkan jumlah kasus aktif mencapai 2.619 kasus. Implikasinya, rumah sakit rujukan Covid-19 di Sidoarjo dipenuhi pasien. Penambahan isolasi darurat pun sudah dilakukan dan tetap penuh sehingga ditetapkan prioritas penanganan pasien.
Pasien tanpa gejala dan bergejala ringan hingga sedang diminta melakukan isolasi mandiri. Bantuan paket bahan pokok diharapkan bisa meringankan beban isoman dan mempermudah mereka memenuhi kebutuhan dasar. Asumsinya, pasien isoman ini masih bisa memasak.