Siapkan RS Lapangan di Yogyakarta, Mahasiswa Direkrut Jadi Sukarelawan Tenaga Kesehatan
Pemda DIY akan merekrut sukarelawan tenaga kesehatan untuk bekerja di rumah sakit lapangan Covid-19. Sebagian sukarelawan itu akan direkrut dari mahasiswa tingkat akhir di institusi pendidikan tenaga kesehatan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Daerah DI Yogyakarta menyiapkan sejumlah rumah sakit lapangan untuk merawat pasien Covid-19. Untuk mendukung operasional, akan direkrut sukarelawan tenaga kesehatan, yang sebagian di antaranya berasal dari mahasiswa tingkat akhir institusi pendidikan tenaga kesehatan.
”Pemda DIY mencoba membantu merekrut sukarelawan tenaga kesehatan. Mahasiswa tingkat akhir di institusi pendidikan tenaga kesehatan bisa dimobilisasi untuk menjadi sukarelawan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie dalam konferensi pers secara daring, Kamis (15/7/2021), di Yogyakarta.
Pembajun menjelaskan, saat ini, Pemda DIY sedang menyiapkan beberapa rumah sakit lapangan untuk membantu perawatan pasien Covid-19. Hal ini karena tempat tidur rumah sakit perawatan pasien Covid-19 di DIY sudah hampir penuh. ”Kondisi saat ini, angka keterisian tempat tidur Covid-19 sudah di atas 95 persen. Jadi, kami sangat prihatin dengan kondisi rumah sakit ini,” ujarnya.
Pembajun memaparkan, ada sejumlah tempat yang disiapkan menjadi rumah sakit lapangan Covid-19 di DIY. Beberapa tempat itu, misalnya Wisma Kagama dan University Club Hotel milik Universitas Gadjah Mada (UGM), asrama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), rumah susun Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO), Rumah Sakit Medika Respati, dan balai diklat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Yogyakarta.
Menurut Pembajun, total tempat tidur yang disiapkan di sejumlah rumah sakit lapangan itu sekitar 800 unit. Dia menambahkan, setiap rumah sakit lapangan itu akan dikelola manajemen rumah sakit yang ada di DIY. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pengawasan dan perawatan pasien di rumah sakit lapangan.
”Kenapa harus ada pengampu? Supaya rumah sakit lapangan ini benar-benar dikelola dengan baik. Kalau ada sesuatu yang urgen, dokter-dokter di rumah sakit pengampu akan langsung terjun,” ujar Pembajun.
Pembajun menuturkan, rumah sakit lapangan di Wisma Kagama dan University Club Hotel UGM akan diampu oleh Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM. Beberapa waktu lalu, Wisma Kagama dan University Club Hotel UGM telah diresmikan sebagai shelter atau tempat isolasi pasien Covid-19. Namun, untuk selanjutnya, dua tempat itu akan dikembangkan menjadi rumah sakit lapangan Covid-19.
Pembajun menambahkan, rumah sakit lapangan di Balai Diklat Kementerian PUPR di Yogyakarta akan diampu Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah DIY. Adapun rumah sakit lapangan di RS Medika Respati akan diampu oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Sementara itu, beberapa rumah sakit lapangan lain belum memiliki rumah sakit pengampu.
Mobilisasi tenaga
Pembajun mengatakan, dengan adanya rumah sakit pengampu, mobilisasi tenaga kesehatan di rumah sakit lapangan diharapkan bisa lebih mudah. Meski begitu, Pemda DIY tetap akan membantu menyediakan tenaga kesehatan di rumah sakit lapangan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, Pemda DIY melakukan perekrutan sukarelawan tenaga kesehatan.
Menurut Pembajun, Pemda DIY menargetkan bisa merekrut 200 sukarelawan tenaga kesehatan untuk membantu penanganan Covid-19. Mereka yang direkrut itu terdiri dari perawat, ahli teknologi laboratorium medis, tenaga radiografer, dan tenaga kesehatan lain.
Dalam perekrutan itu, Pemda DIY juga bekerja sama dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan di DIY untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di rumah sakit lapangan. Pembajun menyebutkan, para mahasiswa tingkat akhir di institusi pendidikan tenaga kesehatan itu akan direkrut menjadi tenaga kesehatan untuk merawat pasien Covid-19.
”Adik-adik mahasiswa tingkat akhir ini secara teori dan praktik sudah cukup. Tapi, mereka tidak untuk merawat pasien-pasien yang berat,” ungkap Pembajun.
Pembajun menambahkan, praktik menjadi sukarelawan tenaga kesehatan oleh para mahasiswa tingkat akhir itu akan dihitung sebagai praktik kerja lapangan (PKL) yang merupakan bagian dari proses pendidikan. Selain itu, Pemda DIY juga akan mencukupi segala kebutuhan para mahasiswa tersebut, baik berupa alat pelindung diri, vitamin, dan sebagainya.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, Pemda DIY juga akan meminta bantuan peralatan dari pemerintah pusat guna mendukung operasional rumah sakit lapangan. Namun, Kadarmanta menyebutkan, peralatan di rumah sakit lapangan itu sebenarnya tidak perlu terlalu lengkap.
Hal ini karena rumah sakit lapangan itu akan digunakan untuk merawat pasien-pasien yang sudah hampir sembuh. Apalagi, pengelolaan rumah sakit lapangan tersebut juga akan diampu oleh manajemen dan tenaga kesehatan dari rumah sakit yang sudah ada di DIY.
”Rumah sakit tersebut akan mengampu atau jadi induk (rumah sakit lapangan). Yang dimasukkan ke rumah sakit lapangan adalah mereka yang sudah mendekati sembuh, sementara yang di rumah sakit utama adalah pasien yang sakitnya masih parah. Jadi, peralatan dan jumlah dokter spesialis (di rumah sakit lapangan) tidak perlu terlalu banyak,” ungkap Kadarmanta.