Vaksinasi Massal di Kota Jambi Masih Diwarnai Penumpukan Warga
Petugas kelurahan dan kecamatan diminta mengatur jadwal vaksinasi bagi warganya. Jangan sampai layanan vaksinasi yang terus diperluas malah menciptakan penumpukan warga yang memicu kluster baru Covid-19.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Penumpukan warga tak terhindarkan seiring diperluasnya vaksinasi Covid-19 massal di Kota Jambi, Jambi. Para pelaksana layanan vaksinasi diminta untuk mengatur jadwal vaksinasi bagi warga agar tak terjadi penumpukan yang berpotensi memicu kluster baru Covid-19.
Hari pertama dibukanya layanan vaksinasi massal di wilayah Pasir Putih, Senin (12/7/2021), lokasi vaksinasi di SDN 78 didatangi ratusan warga sejak pagi. Hingga pukul 10.00, antrean sudah lebih dari 200 orang. Karena mendapati antrean yang panjang, sejumlah warga yang khawatir akhirnya memilih pulang.
”Daripada berkerumun, lebih baik saya pulang dulu,” kata Farid, salah seorang calon penerima vaksin.
Terkait adanya kerumunan peserta vaksinasi, Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengumpulkan semua direktur rumah sakit dan puskesmas serta lurah dan camat di Kota Jambi pada Senin sore secara virtual. Ia meminta pelaksanaan vaksinasi menghindari terjadinya penumpukan warga.
Karena itu, kelurahan dan kecamatan diminta membantu proses pendaftaran calon peserta vaksin. ”Sehingga peserta vaksin hanya datang sesuai dengan jadwal yang diberikan,” katanya.
Ia menerima sejumlah laporan mengenai penumpukan warga dan adanya keluhan warga karena sampai harus datang tiga hingga empat untuk bisa mendapatkan vaksinasi. Padahal, kata Fasha, pada saat kedatangan pertama, warga terkait bisa langsung didata dan diberikan jadwal agar ia tidak perlu bolak-balik datang.
Daripada berkerumun, lebih baik saya pulang dulu.
Fasha juga mendorong rumah sakit dan puskesmas meningkatkan kapasitas vaksinasinya. Dari laporan pejabat rumah sakit dan puskesmas, diketahui ada masih sebagian yang memberikan layanan harian di bawah rata-rata yang diharapkan.
Padahal, ia menargetkan tercapai vaksinasi 5.000 orang per hari di Kota Jambi. Target itu dapat tercapai jika puskesmas yang berjumlah 20 unit dapat melayani rata-rata 150 orang per hari dan 18 rumah sakit bisa melayani 100 orang per hari, ditambah lagi dengan vaksinasi keliling dan lokasi vaksinasi khusus.
Senin ini, vaksinasi juga diperluas bagi remaja usia 14-17 tahun. Pada tahap awal, vaksinasi baru menyasar sembilan sekolah. Pada pekan berikutnya, cakupannya akan terus diperluas bagi sekolah negeri ataupun swasta. Vaksinasi juga akan berlanjut pada anak di sekolah dasar yang telah memasuki usia 12 tahun.
Fasha juga meminta kalangan rumah sakit menurunkan harga tes uji usap (swab) RT-PCR dan tes cepat antigen. Saat ini, harga yang diterapkan kalangan rumah sakit Rp 900.000 per orang untuk uji usap RT-PCR dan untuk tes cepat antigen 190.000 per orang. ”Saya minta rumah sakit menurunkannya jadi Rp 600.000 dan Rp 140.000,” katanya lagi.
Donor plasma konvalesen
Sebanyak 59 pegawai di lingkungan Kejaksaan Tinggi Jambi dan Kejaksaan Negeri Tebo yang merupakan penyintas Covid-19 berkumpul untuk mendonorkan plasma konvalesen. Namun, setelah mereka mengikuti pemeriksaan kesehatan, yang direkomendasikan untuk dapat menjadi donor sebanyak tujuh orang. Mereka juga mendonorkan darah sebanyak 31 kantong.
”Harapannya, kegiatan donor plasma ini dapat membantu pasien Covid-19 dan membatu pemerintah menekan laju penyebarannya,” kata Hermon Dekristo, Pelaksana Tugas Kepala Kejati Jambi.