Gencarkan 3T, Pemda di Jateng Diminta Tak Takut Kasus Covid-19 Meninggi
Penambahan kasus positif Covid-19 harian di Kudus sempat lebih dari 300 kasus, tetapi kini menurun menjadi 200-an kasus. Angka itu masih tergolong tinggi, tetapi juga dampak dari digencarkannya 3T.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Setelah mendapat dukungan dari pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus menggencarkan tes, pelacakan, dan perawatan atau 3T kepada warga yang kemudian menjadi salah satu pemicu penambahan kasus relatif tinggi. Daerah-daerah lain diharapkan juga melakukan hal sama dan tidak takut jika kemudian data kasus melonjak.
Penambahan kasus positif Covid-19 harian di Kabupaten Kudus sempat lebih dari 300 kasus, tetapi kini menurun menjadi kurang dari 200-an kasus. Meski demikian, penambahan itu masih tergolong tinggi ketimbang daerah-daerah lain di Jateng.
Di sisi lain, tingginya penambahan itu juga salah satu dampak dari digencarkannya 3T kepada warga demi segera memutus rantai penularan Covid-19 di daerah itu. ”Tracing kami juga masif,” kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan Kudus, Mas\'ut, saat dihubungi dari Semarang, terkait optimalisasi 3T, Rabu (9/6/2021).
Menurut data Pemkab Kudus yang dimutakhirkan Rabu (9/6/2021), terdapat 9.584 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 1.946 orang dirawat atau isolasi (kasus aktif), 6.854 orang sembuh, dan 784 orang meninggal. Ada penambahan 184 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Adapun rincian dari kasus aktif di Kudus adalah 437 dirawat di fasilitas kesehatan, 1.052 isolasi mandiri, dan 468 isolasi terpusat. Dari 468 orang yang diisolasi terpusat itu, 36 orang di Asrama Eks Akademi Kebidanan Kudus, 3 orang di rusunawa, dan 429 orang di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Semarang, Rabu, juga membenarkan 3T di Kudus berjalan masif sejak kasus penularan mencuat. Hal tersebut penting agar penanganan oleh pemerintah bisa segera dilakukan sebelum kondisi pasien memburuk.
”Mudah-mudahan (3T) tidak pernah berhenti. Jadi, teman-teman di Kudus, Pati, Demak, Sragen, dan sebagainya, yang (zona) merah-merah, tolong, testing,tracing, jangan kendur. Tingkatkan terus. Enggak apa-apa (kasus meningkat). Semakin banyak kita ketahui, semakin bagus kita lakukan treatment nantinya,” ucap Ganjar.
Sebelumnya, Bupati Kudus Hartopo menuturkan, dengan bantuan dari Kementerian Kesehatan, kapasitas pemeriksaan tes PCR meningkat. ”PCR sekarang mencukupi. Dalam sehari bisa 500 pemeriksaan, dari sebelumnya hanya 100 pemeriksaan,” katanya.
Tolong, testing,tracing, jangan kendur. Tingkatkan terus. Enggak apa-apa (kasus meningkat). Semakin banyak kita ketahui, semakin bagus kita lakukan treatment nantinya. (Ganjar Pranowo)
Tanpa gejala dominan
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengemukakan, sebagian besar penderita Covid-19 di Jateng, termasuk di Kudus, berstatus OTG atau tanpa gejala. ”(Di Jateng) sekitar 95 persen OTG (diisolasi mandiri atau terpusat). Sisanya dirawat,” ujarnya.
Yulianto menuturkan, Pemprov Jateng masih memiliki sejumlah tempat untuk dijadikan tempat isolasi terpusat. Hal itu untuk mengantisipasi jika Asrama Haji Donohudan dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Jateng di Srondol, Kota Semarang, penuh. Namun, saat ini tingkat keterisian kedua tempat itu masih sekitar 50 persen.
”Masih banyak tempat lain, termasuk di STIE (Bank Jateng, Semarang), Kopeng (Kabupaten Semarang), dan Banyumas. Itu milik provinsi semua sehingga nanti bisa dipakai. Namun, saat ini kami konsentrasi dulu di Donohudan dan Srondol,” jelas Yulianto.
Sementara itu, pada Rabu, Ganjar mendorong Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Kota Salatiga menjadi pusat tes genome squencing di Jateng. Sebenarnya, Balai Litbang Vektor Salatiga sudah memiliki alat sejenis untuk tes genome squencing. Namun, cara kerjanya masih parsial dan butuh waktu untuk pengujian.
”Makanya kami harap bisa diselesaikan di sini sehingga tidak harus dikirim ke Jakarta atau ke UGM (Universitas Gadjah Mada). Tenaganya di tempat ini profesional, tempatnya bagus, dan infrastrukturnya sangat mendukung. Nanti saya akan koordinasi dengan Menkes untuk membantu peralatan baru di tempat ini,” ujar Ganjar.
Menurut dia, pusat pengecekan varian baru Covid-19 di Jateng itu sangat mendesak. Pasalnya, dengan lonjakan kasus di Jateng, perlu diketahui apakah ada varian baru dalam penyebaran Covid-19 di provinsi tersebut.
”Ini perlu kita ketahui, apalagi tadi di RS Paru Ario Wirawan (Salatiga) saya mendapat laporan, ada pasien usia 24 tahun, positif Covid-19 tanpa komorbid dan meninggal. Ini, kan, perlu diketahui ada apa, ini jenis penyakit apa, sebahaya apa. Ini yang coba kami petakan. Mudah-mudahan ini terealisasi sehingga treatment nantinya tidak keliru,” kata Ganjar.
Berdasarkan data Corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Rabu (9/6/2021) pukul 12.00, terdapat 213.403 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng dengan rincian 11.786 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 188.032 orang sembuh, dan 13.585 orang meninggal. Ada penambahan 1.735 kasus dalam 24 jam terakhir.