Obyek Wisata di Jepara Ditutup, Warga Kudus Diminta di Rumah
Sejumlah kecamatan di Jepara dengan kasus aktif tinggi letaknya berdekatan dengan Kudus, seperti Nalumsari, Mayong, dan Kalinyamatan. Adapun kasus Covid-19 di Kudus melonjak lebih dari sepekan terakhir.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JEPARA, KOMPAS — Semua obyek wisata di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, ditutup pada 3-14 Juni 2021 seiring kasus Covid-19 yang kian meninggi. Sementara di Kabupaten Kudus, warga diminta di rumah saja pada akhir pekan ini.
Penutupan semua obyek wisata itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 556/2128 tentang Penutupan Obyek Wisata yang ditandatangani Sekretaris Daerah Jepara Edy Sujatmiko, atas nama Bupati Jepara Dian Kristiandi, Kamis (3/6/2021). Semua obyek wisata, baik yang dikelola pemerintah, swasta, maupun masyarakat, ditutup 3-14 Juni 2021.
Menurut data Corona.jepara.go.id yang dimutakhirkan pada Kamis (3/6) pukul 22.27, terdapat 8.456 kasus positif Covid-19 kumulatif, dengan rincian 857 orang dirawat (kasus aktif), 7.089 sembuh, dan 510 meninggal. Angka kasus aktif meningkat dalam 12 hari terakhir. Catatan Kompas, pada Minggu (23/5) tercatat hanya 305 kasus aktif di kabupaten tersebut.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jepara Moh Ali, dihubungi dari Semarang, Jumat (4/6), mengatakan, penutupan tempat wisata sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Dengan pengetatan di Kabupaten Kudus, yang belakangan kasusnya juga tengah melonjak, perlu ada langkah agar kebijakan antardaerah sinergis.
Terlebih, sejumlah kecamatan di Jepara dengan kasus aktif tinggi letaknya berdekatan dengan Kudus, seperti Nalumsari, Mayong, dan Kalinyamatan. ”Tempat wisata kami tutup agar tidak ada pergerakan (yang berpotensi terjadi kerumunan). Sebab, sama saja jika Kudus diperketat, tetapi lalu, misalnya, berwisata ke Jepara. Selama ini, mobilitas memang tinggi,” ujar Ali.
Ia menambahkan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro juga berjalan di Jepara. Kewaspadaan ditingkatkan menyikapi peningkatan kasus Covid-19 di daerah tersebut.
Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19, secara keseluruhan mencapai 74 persen dari total 134 tempat tidur. Pada pekan ini, pemerintah setempat akan menambah lagi 32 tempat tidur guna mengantisipasi peningkatan kasus positif.
”Prinsipnya, saat ini tempat tidur masih cukup. Namun, sebagai antisipasi, kami tetap tambah 32 tempat tidur yang tersebar di berbagai RS. Tentu kami berharap tidak ada tambahan kasus secara signifikan,” ucap Ali.
Menurut data termutakhir di situs atau media sosial kabupaten/kota se-Jateng, Kabupaten Jepara menjadi daerah kedua dengan kasus aktif terbanyak, yakni 857. Kabupaten Kudus, yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 selama lebih dari sepekan terakhir, menjadi daerah dengan kasus aktif terbanyak, yakni 1.243 kasus. Data diambil pada Rabu (2/6) pukul 20.00.
Adapun Bupati Kudus Hartopo mengimbau warga Kudus untuk berada di rumah pada Sabtu-Minggu (5-6/6/2021). Imbauan itu tertuang pada Surat Edaran Nomor 360/1314/04.03/2021 tentang Imbauan untuk Tetap di Rumah Saja pada Sabtu dan Minggu, 5-6 Juni 2021, dalam Rangka Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Kudus. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kudus Kholid Seif membenarkan adanya imbauan tersebut.
Dalam SE itu disebutkan, kepala perangkat daerah, kepala instansi vertikal, kepala/rektor/direktur lembaga pendidikan, direktur BUMN/BUMD, dan pengusaha agar mengimbau kepada para pegawai untuk berada di rumah saja. TNI, Polri, Satpol PP, Kecamatan, Desa/Kelurahan hingga dusun/RW/RT agar memantau pelaksanaan imbauan tersebut.
Warga Kudus diminta untuk berada di rumah pada Sabtu-Minggu (5-6/6/2021).
Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kudus, berkoordinasi dengan camat, kepala desa/lurah, dan Satgas Jogo Tonggo, dapat melakukan tes cepat secara acak kepada warga yang tak mematuhi imbauan tersebut. Apabila menunjukkan hasil reaktif/positif, warga agar diisolasi di tempat isolasi terpusat yang telah ditentukan.
Saat dikonfirmasi terkait data termutakhir di Kudus, hingga Jumat (4/6) malam, Kepala Dinas Kesehatan Kudus Badai Ismoyo belum memberi respons. Sementara itu, menurut data Dinkes Kudus, Kamis (3/6/2021), tingkat keterisian tempat tidur ruang isolasi Covid-19 di tujuh RS rujukan di Kudus, yakni 94,2 persen, sedangkan untuk ruang perawatan intensif (ICU) sebanyak 83,3 persen.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito mengemukakan, penanganan Covid-19 di Kudus perlu dioptimalkan. ”Protokol kesehatan, 3M, wajib hukumnya. 3T tracking testing (dan treatment) juga perkuat lagi. Manajemen penanganan di rumah sakit dibenahi,” ucap Ganip saat meninjau penanganan Covid-19 di Kudus.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo memaparkan, terkait penuhnya RS di Kudus, alternatif yang dilakukan saat ini ialah menarik pasien Covid-19 ke daerah lain, seperti Kota Semarang. Apabila Kota Semarang juga sudah penuh, pasien covid-19 dari Kudus juga dapat dirujuk ke Kota Surakarta, termasuk RSUD Dr Moewardi yang merupakan milik Pemprov Jateng.
”Itu yang bisa kami lakukan segera. Sebab, di Semarang, tingkat huniannya relatif rendah. Jadi, kerja sama antardaerah. Saya juga sudah menyurati seluruh Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk membantu daerah yang kasusnya tinggi. Tidak usah takut atau malu kalau tingkat huniannya (RS) di daerahnya menjadi tinggi. Itu menolong daerah lain,” kata Yulianto.
Menurut data Corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Jumat (4/6) pukul 12.00, terdapat 207.401 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 9.736 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 184.489 orang sembuh, dan 13.176 orang meninggal. Ada penambahan 1.180 kasus positif dalam 24 jam terakhir.