Pintu Masuk Kudus Disekat, Kewaspadaan Warga Meningkat
Kasus Covid-19 di Kudus masih tinggi. Sejumlah RS penuh dan membuat tingkat keterisian di atas 90 persen. Kepala BNPB meminta Pemkab Kudus lebih tegas dalam pendisiplinan protokol kesehatan masyarakat.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA/GREGORIUS M FINESSO
·5 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, beberapa waktu terakhir, kondisi ”Kota Kretek” kini relatif sepi. Pintu masuk kota ada yang disekat. Sejumlah warga mulai khawatir dengan situasi tersebut.
Berdasarkan pantauan, Kamis (3/6/2021) hingga sekitar pukul 19.20, suasana di Kudus relatif sepi daripada biasanya. Di Gerbang Kudus Kota Kretek yang berbatasan dengan Kabupaten Demak, terdapat pembatas portabel pada jalur ke arah kota.
Sepeda motor masih bisa melewati celah barrier. Namun, kendaraan roda empat atau lebih harus melalui Jalan Lingkar Timur Kudus. Meski demikian, tidak terlihat ada petugas yang berjaga di titik tersebut.
Sementara itu, suasana di pusat kota relatif sepi, termasuk di Alun-alun Simpang 7 Kudus. Sejumlah pedagang dan restoran masih buka dan melayani makan di tempat. Namun, kebanyakan pembeli memilih membawa pulang makanan yang dipesan.
Salah satu pedagang nasi goreng di Kudus, Iqfi (38), menuturkan, dirinya memang sempat diberi tahu agar hanya menyediakan layanan makanan untuk dibungkus.
”Terkadang ada patroli. Tapi, kalau sedang tidak ada, ya, terima saja kalau ada yang mau makan di tempat. Kasihan juga ditolak. Yang penting tidak beramai-ramai,” katanya.
Di Desa Tumpangkrasak, Kecamatan Jati, yang beberapa waktu lalu menutup akses ke salah satu RW, kini sudah dibuka. ”Sekarang ditutup hanya pukul 21.00 hingga 06.00 saja karena banyak yang mau lewar untuk kerja. Kemarin ditutup untuk kewaspadaan. Di RT sebelah ada empat orang positif Covid-19,” ujar Yutarno (54), warga RT 002 RW 003 desa tersebut.
Kondisi lonjakan kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Kudus juga membuat warga semakin cemas. Ardi (39), warga Kudus yang bekerja di DI Yogyakarta, menuturkan, dirinya memilih tidak pulang meski salah satu kerabat dekatnya meninggal.
”Saya mending tidak pulang. Pemakaman biar diurus saudara-saudara yang lain. Kondisi penularan Covid-19 di Kudus sedang tidak kondusif. Semoga segera melandai,” ujarnya.
Rumah sakit
Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melonjak lebih dari sepekan terakhir yang, antara lain, disebabkan melonggarnya kedisiplinan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Manajemen rumah sakit, terutama di RSUD dr Loekmono Hadi, juga diminta diperbaiki karena masih ditemukan tata kelola yang belum sesuai dengan prosedur standar operasi.
Ketidaksesuaian prosedur diketahui saat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito meninjau langsung penanganan pasien di Instalasi Gawat Darutat (IGD) RSUD dr Loekmono Hadi, Kamis (3/6/2021). Ia melihat ada pasien yang reaktif Covid-19 melalui tes antigen, tetapi ditunggui oleh keluarganya yang sehat.
”Terkait manajemen contohnya seperti yang di IGD tadi, seharusnya tidak boleh lagi ada orang dari luar masuk. Penularan bisa terjadi walau yang dirawat di IGD. Ini belum dinyatakan positif, tetapi sudah reaktif Covid-19. Yang sudah dikarantina, ya, betul-betul dikarantina, jangan ada orang yang bebas keluar masuk. Ini saya ingatkan,” ujar Ganip dalam keterangannya, Kamis.
Sebelumnya, pada Senin (31/5/2021), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga menemui hal sama di ruang isolasi pasien Covid-19 RSUD dr Loekmono Hadi dan tempat isolasi asrama mahasiswa Akademi Kebidanan (Akbid) Kudus. Anggota keluarga pasien Covid-19 ikut menunggui tanpa mengenakan alat pelindung diri seluruh tubuh. Ganjar pun meminta pihak RS untuk memperbaiki dan mengetatkan prosedur.
Sementara Direktur RSUD Loekmono Hadi, Abdul Aziz Achyar, saat itu mengatakan akan mengevaluasi dan menindaklanjuti perintah pengetatan prosedur dalam penanganan Covid-19 di RS, termasuk SOP bagi pasien yang diisolasi.
Ganip tiba di Kudus pada Rabu (2/6/2021) setelah sempat rapat dengan Pemerintah Provinsi Jateng. Dalam kunjungan ke Kudus, ia menyerahkan 2 tenda isolasi, 20.000 masker kain, 10.000 masker kain anak, dan 20 jeriken hand sanitizer, masing-masing sebanyak 4 liter.
Dari 467 tempat tidur ruang isolasi Covid-19 di tujuh RS rujukan di Kudus, terisi 440 tempat tidur atau 94,2 persen.
Ia juga meminta Pemkab Kudus untuk lebih tegas dalam pendisiplinan protokol kesehatan. ”Kami minta agar Pemkab Kudus tak ragu memperingatkan protokol kesehatan. Masyarakat juga harus terus memakai masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan,” ujarnya.
Menurut data Dinas Kesehatan Kudus per Kamis (3/6/2021), dari 467 tempat tidur ruang isolasi Covid-19 di tujuh RS rujukan di Kudus, terisi 440 tempat tidur (TT) atau 94,2 persen. Di RS dr Loekmono Hadi yang merupakan RS utama di kabupaten tersebut, 167 TT terisi dan 11 TT kosong. Terdapat penambahan 10 TT untuk ruang isolasi Covid-19.
Sementara pada TT ruang perawatan intensif (ICU), dari total kapasitas 48 TT, terisi 40 TT atau 83,3 persen. RS Mardi Rahayu menjadi RS dengan ICU terbanyak dengan 22 TT dan tersisa 2 TT. Di RS Loekmono Hadi, terisi 8 TT ICU dari kapasitas 10 TT.
Terkait penuhnya RS, satgas penanganan Covid-19 akan membantu pengaturan tata kelola sehingga pasien dengan kondisi ringan, sedang, dan berat dapat ditangani dengan tepat. Terkait SDM, juga ada bantuan tenaga kesehatan dari Pemprov Jateng yang sudah mencapai 60 orang.
Bupati Kudus Hartopo siap mengevaluasi penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus. Selama ini pihaknya bersama jajaran telah berupaya optimal menekan angka Covid-19 dengan pelaksanaan PPKM mikro serta memaksimalkan Jogo Tonggo. Pihaknya juga akan menambah tempat isolasi.
Adapun data Pemkab Kudus, masih termutakhir Rabu (2/6/2021) pukul 20.00, yakni 7.736 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 1.243 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 5.856 orang sembuh, dan 637 orang meninggal. Ada penambahan 1.132 kasus positif sejak Selasa (25/5/2021).
Data laman Corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Kamis (3/6/2021) pukul 12.00, terdapat 206.221 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng. Rinciannya, 9.630 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 183.513 orang sembuh, dan 13.078 orang meninggal. Ada penambahan 1.150 kasus positif dalam 24 jam terakhir.