Kepulauan Riau Upayakan Percepatan Vaksinasi di Pulau-pulau Terluar
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan menugaskan lima vaksinator di setiap kecamatan untuk mempercepat vaksinasi di pulau-pulau terluar. Salah satu wilayah di Kepri dengan jumlah kasus aktif terbanyak adalah Batam.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan menugaskan lima vaksinator di setiap kecamatan untuk mempercepat vaksinasi di pulau-pulau terluar. Hal itu bagian dari upaya mengejar target vaksinasi 50 persen dari total populasi 2,2 juta warga pada akhir Juni 2021.
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, Kamis (27/5/2021), mengatakan, ada tiga kabupaten yang pencapaian vaksinasinya masih rendah, yakni Natuna, Kepulauan Anambas, dan Lingga. Wilayah tiga daerah itu terdiri dari pulau-pulau kecil yang letaknya saling berjauhan.
”Untuk daerah-daerah tersebut, kalau kekurangan tenaga vaksinator silakan buka lowongan saja bagi lulusan dari sekolah kesehatan. Nanti, Pemprov Kepri yang akan membayar gajinya,” kata Ansar.
Pencapaian vaksinasi di Natuna, Anambas, dan Lingga masih berkisar di bawah 10 persen. Angka itu jauh tertinggal dari ibu kota provinsi, yakni Tanjung Pinang, hingga 34 persen. Tiga daerah itu tertinggal karena sebelumnya masuk dalam kategori wilayah penularan rendah yang tidak diutamakan dalam program vaksinasi.
”Sekarang, kami akan mendorong tiga daerah itu agar lebih cepat melakukan vaksinasi. Harus ada lima vaksinator di setiap kecamatan untuk melayani warga di pulau-pulau kecil,” ujar Ansar.
Ia berharap upaya vaksinasi yang merata akan menekan kenaikan kasus baru Covid-19 di Kepri. Tercatat, hingga 27 Mei, jumlah kumulatif pasien Covid-19 di provinsi itu 15.686 orang dan jumlah kasus aktif 2.386 orang. Jumlah pasien positif bertambah rata-rata 200 orang per hari.
Peran ketua RT/RW sangat penting untuk menentukan apakah seorang pasien bisa menjalani karantina mandiri atau harus dibawa ke lokasi karantina terpadu.
Terkait lonjakan kasus baru, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kepri Tjetjep Yudiana meminta pemerintah kabupaten/kota memperketat pengawasan karantina pasien Covid-19. Kini, setiap kabupaten/kota diharuskan memiliki lokasi karantina terpadu. Fasilitas itu sangat dibutuhkan karena tidak semua warga memiliki tempat tinggal yang ideal untuk karantina mandiri.
”Dalam hal ini, peran ketua RT/RW sangat penting untuk menentukan apakah seorang pasien bisa menjalani karantina mandiri atau harus dibawa ke lokasi karantina terpadu,” ucap Tjetjep.
Varian baru
Salah satu wilayah di Kepri dengan jumlah kasus aktif terbanyak adalah Batam, kini terdapat 937 kasus aktif. Tingginya penularan Covid-19 di Batam diduga kuat berkaitan dengan masuknya virus Covid-19 varian baru B1525 dari Nigeria dan B117 dari Inggris.
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Batam Budi Santosa mengatakan, varian B1525 ditemukan pada seorang pekerja migran yang baru pulang dari Malaysia. Sementara varian B117 ditemukan pada seorang warga Batam yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Sepanjang 2021, Batam dan Tanjung Pinang menjadi pintu kepulangan belasan ribu pekerja migran dari Malaysia dan Singapura. Hal itu membuat Pemprov Kepri sangat waspada terhadap masuknya varian baru SARS-CoV-2.
Ansar menyebutkan, kewaspadaan ekstra juga kini ditujukan terhadap lokasi-lokasi penampungan pencari suaka di Bintan, Tanjung Pinang, dan Batam. Pada hari ini, diketahui 53 orang dari total 400 pencari suaka yang ditampung di Hotel Badra, Bintan, positif terinfeksi Covid-19.