Total ada sekitar 680.000 orang ke Jateng pada masa mudik Lebaran 2021, baik dengan kendaraan umum maupun pribadi. Jumlah itu menurun 29,2 persen dari 2020 sebanyak 960.000 orang. Namun, rumah sakit tetap diminta siaga.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Jumlah orang yang bergerak ke Jawa Tengah pada masa mudik Lebaran 2021 menurun sekitar 29 persen dibandingkan masa Lebaran 2020. Kendati demikian, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap meminta semua rumah sakit siaga guna mengantisipasi lonjakan Covid-19, terutama dalam 14 hari ke depan.
Menurut data Dinas Perhubungan Jateng, setidaknya, hingga Minggu (16/5/2021) total ada sekitar 680.000 orang ke Jateng pada masa mudik Lebaran 2021, baik dengan kendaraan umum maupun pribadi. Jumlah itu turun 29,2 persen dari 2020 sebanyak 960.000 orang. Sementara pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 tercatat mencapai 7,6 juta orang.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Semarang, Senin (17/5/2021), berterima kasih atas ketaatan masyarakat. ”Jumlah berkurang dari tahun lalu sekitar 1 juta menjadi 600.000-an pada tahun ini. Ini menjadi catatan agar semua dalam kontrol yang ketat. Tak hanya soal keamanan, tetapi juga kesehatan,” kata Ganjar.
Ganjar akan terus memantau pelaksanaan tes antigen acak di sejumlah titik, termasuk lokasi-lokasi penyekatan. Adapun masa larangan mudik Lebaran tahun ini berlaku pada 6-17 Mei 2021. Namun, menurut adendum Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19, ada pengetatan mobilitas pelaku perjalanan pascamasa peniadaan mudik, 18 Mei-24 Mei 2021.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Jateng, Henggar Budi Anggoro, mengatakan, ada perbedaan karakteristik pemudik tahun ini dan tahun lalu. Pada 2021, setelah muncul ketentuan larangan mudik, sejumlah orang bergerak ke Jateng sebelum larangan berlaku. Itu antara lain untuk ziarah, nyadran, dan lainnya.
”Mereka kemudian kembali lagi (ke daerah rantau) sebelum pelarangan mudik diberlakukan. Memang, dengan banyaknya keluar-masuk dikhawatirkan ada penambahan kasus Covid-19. Namun, secara umum, jumlah pemudik yang masuk ke Jateng pada masa Lebaran kali ini tidak sebanyak sebelumnya,” kata Henggar.
Bahkan, 680.000 orang masuk ke Jateng pada masa Lebaran tahun ini juga di bawah perkiraan. Sebelumnya, kata Henggar, Pemprov Jateng memperkirakan dan mengantisipasi sebanyak 1 juta orang pulang kampung, atau sama seperti 2020.
Berdasarkan pantauan dalam sepekan terakhir, di Kota Semarang, sejumlah titik yang biasanya menjadi simpul kepadatan kendaraan yang mudik terbilang landai atau tak ada kemacetan berarti. Kondisi itu antara lain di Gerbang Tol Kalikangkung dan Gerbang Tol Banyumanik. Namun, di GT Kalikangkung, petugas bersiaga guna menyekat kendaraan dari luar daerah.
Sejumlah titik yang biasanya menjadi simpul kepadatan kendaraan yang mudik terbilang landai atau tak ada kemacetan berarti.
Rumah sakit siaga
Kendati jumlah pemudik menurun, Ganjar tetap meminta rumah sakit di Jateng tetap bersiaga dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. Ia telah meminta Kepala Dinas Kesehatan dan Sekretaris Daerah Jateng untuk menyiapkan, terhitung untuk 14 hari ke depan. Menurut dia, semua harus siap dengan kemungkinan terjadinya lonjakan itu.
”Kami menghitungnya 14 hari ke depan, apakah ada lonjakan pasca-Lebaran atau tidak. Belum lagi dampak-dampak wisata yang belum selesai,” katanya.
Ia menegaskan Jateng akan gencar menerapkan tracing, testing, dan treatment (3T). Tes secara acak juga tetap dilakukan di sejumlah pintu keluar-masuk Jateng. ”Itu agar bisa membantu provinsi lain sehingga kalau kita random test, harapannya mereka yang akan kembali ke tempat kerja asal, atau bepergian ke daerah lain di luar Jateng, semua sehat,” katanya.
Berdasarkan data pada corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan Senin (17/5/2021) pukul 12.00, terdapat 193.232 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng, dengan rincian 6.004 orang dirawat, 174.953 sembuh, dan 12.275 meninggal. Ada penambahan 1.755 kasus positif dalam enam hari terakhir.