Warga menyepakati protokol kesehatan yang dilaksanakan saat menjalankan ibadah di masjid. Berbagi juga menjadi pesan utama dalam khotbah Idul Fitri di Semarang tahun ini.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah warga Kota Semarang, Jawa Tengah, melaksanakan shalat Idul Fitri 1442 H, Kamis (13/5/2021), dengan berbagai keterbatasan dalam suasana pandemi Covid-19. Selain merayakan hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, Idul Fitri juga menjadi momen berbagi kepada mereka yang membutuhkan di tengah pandemi Covid-19.
Tia Rahmawati (34), warga Semarang Timur, melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), dengan menerapkan protokol kesehatan. Dia memakai masker, melakukan pemeriksaan suhu tubuh, menyemprotkan disinfektan di tangan, dan menjaga jarak saf. Protokol kesehatan ini diterapkan dengan pengawasan sejumlah anggota panitia di sudut-sudut masjid.
”Tahun lalu tidak shalat Id karena memang aturannya begitu. Tahun ini memang masih pandemi, tapi karena sudah diperbolehkan, kami berangkat saja. Dari rumah, kami sudah wudu dan sudah pakai masker. Pokoknya protokol kesehatan seketat mungkin,” tutur Tia, yang shalat Id bersama empat anggota keluarganya.
Senada, M Rasyid (36), warga Gayamsari, menyepakati protokol kesehatan mutlak diperlukan sebagai adaptasi kebiasaan baru. Shalat Idul Fitri di masjid atau halaman masjid ialah momen yang selalu ditunggu umat Islam di mana pun. Sebagai konsekuensi agar tidak terjadi penularan Covid-19, protokol kesehatan tidak boleh dilanggar.
Pada Kamis, shalat Idul Fitri di MAJT berlangsung dengan protokol kesehatan. Para anggota panitia berjaga untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan. Jemaah yang tidak membawa masker diberi masker secara gratis. Lewat pengeras suara, jemaah diimbau untuk tak bersalaman setelah shalat serta tidak berkerumun.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) KH Noor Achmad, yang menjadi khatib pada shalat Idul Fitri di MAJT, mengatakan, manusia dalam menjaga fitrah tak hanya urusan personal, tetapi juga bersama. Manusia diciptakan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang bermasyarakat. Salah satu ukuran keagamaan ialah sejauh mana kepedulian seseorang pada orang lain.
Di Baznas, kata Noor, terdapat ekosistem zakat, yakni bagaimana menciptakan sebuah hubungan ilahiyah serta hubungan kemanusiaan sekaligus kemasyarakatan. ”Dalam seluruh hubungan itu, koridor ketuhanan sangat berpengaruh dalam rangka tazkiyah atau membersihkan diri dan menjaga fitrah masing-masing. Maka itu, sebisa mungkin kita berbagi kepada sesama, khususnya pada masa-masa seperti sekarang ini (pandemi),” ujarnya.
”Open house” virtual
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, selepas shalat Idul Fitri di Puri Gedeh atau rumah dinasnya di Kota Semarang, menggelar open house virtual. Bersama keluarganya, ia menyapa sejumlah warga Jateng dan luar Jateng yang bergabung. Ada peserta yang mengikuti, antara lain, dari Hong Kong, Amerika Serikat, dan Sudan.
”Dari luar Jateng cukup banyak. Yang dari luar Jateng rata-rata sudah berkomunikasi dengan keluarga mereka di Jateng. Menelepon juga mengirim THR. Mereka menyampaikan kondisi di daerahnya masing-masing. Antusiasmenya (tinggi) dan menyenangkan. Ada pesan-pesan baik, (seperti) harus tertib dan menjaga protokol kesehatan,” ucap Ganjar.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pada Kamis menyambangi rumah karantina yang dihuni sejumlah pasien Covid-19 untuk memberi dukungan. Ia menilai, meski masih pandemi Covid-19, kondisi saat ini lebih baik dari sebelumnya. Karena itu, shalat Tarawih sudah boleh digelar, begitu juga shalat Idul Fitri.
Kendati ada kecenderungan kasus Covid-19 menurun, ia tetap mewanti-wanti warganya untuk disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. ”Sekarang ini (kasus) didominasi kluster keluarga, seperti ibu nulari anak atau anak nulari bapak ibunya. Harapan kami, masyarakat terus meningkatkan kedisiplinan dalam protokol kesehatan,” kata Hendrar.
Tak kalah penting, lanjutnya, adalah vaksinasi Covid-19 yang terus berjalan. Menurut data Pemkot Semarang, hingga Kamis, telah ada 415.000 warga kota tersebut yang divaksin. Meski belum separuh dari total penduduk yang 1,7 juta orang, Hendrar meyakini, kemajuan vaksinasi akan terus meningkat pada hari-hari berikutnya.
Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id, Kamis sore, terdapat 36.900 kasus positif Covid-19 kumulatif di Kota Semarang, dengan rincian 353 orang dirawat, 33.715 orang sembuh, dan 2.832 meninggal. Sebagian orang dalam data tersebut merupakan warga luar Kota Semarang.
Sementara itu, menurut data corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan Kamis (13/5/2021) pukul 12.00, terdapat 192.144 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 6.153 orang dirawat, 173.832 orang sembuh, dan 12.159 orang meninggal. Ada penambahan 667 kasus positif dalam 48 jam terakhir.