Langkah tegas melarang mudik lokal di wilayah aglomerasi Medan Raya diambil setelah kasus Covid-19 di Medan mengkhawatirkan. Sementara di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kluster jemaah kembali terjadi.
Oleh
Nikson Sinaga/Haris Firdaus
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Mudik lokal di kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo, Sumatera Utara, kini dilarang. Hal itu karena kasus Covid-19 yang terus meningkat dan rumah sakit yang semakin penuh di Medan. Pengawasan protokol kesehatan juga akan diperketat.
”Mudik lokal di kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo dilarang. Kami siapkan petugas (untuk berjaga) di kecamatan dan kelurahan yang berbatasan dengan Deli Serdang dan Binjai,” kata Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution, Jumat (7/5/2021).
Mobilitas warga selama lebaran diprediksi akan sangat menentukan pengendalian Covid-19. Apalagi, Medan saat ini menjadi episentrum penularan Covid-19 di Sumut.
Kasus Covid-19 di Medan per Kamis (6/5/2021) mencapai 15.497 kasus. Sebanyak 14.366 orang di antaranya telah sembuh dan 508 meninggal. Sejumlah 623 orang masih dirawat.
Bobby mengatakan, pengawasan protokol Covid-19 akan ditingkatkan. Petugas pun akan melakukan penjagaan di tempat-tempat publik. Sejumlah tempat publik seperti kafe, kedai kopi, pusat perbelanjaan, dan pasar tradisional di Medan saat ini semakin ramai.
Adapun saat malam takbiran, Pemkot Medan juga akan menyekat 32 titik di dalam kota. ”Takbiran bisa hanya di dalam masjid dan tidak ada takbir keliling,” kata Bobby.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuah mengatakan, beban rumah sakit terus meningkat karena banyak pasien Covid-19 yang harus dirawat. Tingkat keterisian ruang isolasi Covid-19 di Medan mencapai 64 persen, melewati batas aman 60 persen.
Rumah sakit utama yang menangani Covid-19 sudah penuh. Sementara RSU Martha Friska Medan yang sejak awal pandemi menjadi rumah sakit khusus Covid-19 kini sudah habis kontrak dengan Pemerintah Provinsi Sumut.
Mudik lokal di kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo dilarang. Kami siapkan petugas (untuk berjaga) di kecamatan dan kelurahan yang berbatasan dengan Deli Serdang dan Binjai. (Bobby Nasution)
Di RS Murni Teguh, 64 tempat tidur di ruang isolasi telah penuh. Di IGD terjadi antrean hingga 15 pasien. Sementara itu, di RS Royal Prima, semua ruang isolasi yang berjumlah 224 orang penuh. Antrean di IGD hingga 10 pasien. Antrean pasien di IGD juga terjadi di RSUP H Adam Malik dan rumah sakit di daerah.
”Kepatuhan warga dalam melaksanakan protokol kesehatan akan sangat mengurangi beban rumah sakit,” kata Alwi
Sementara itu, Denny Pangestu (28), warga Langkat, mengatakan, kakaknya, Yunita (35), tidak bisa dirawat di rumah sakit di Langkat karena ruang perawatan penuh.
”Kakak saya mengalami gejala demam dan sesak napas. Saat kami mendaftar ke rumah sakit, ruangan perawatannya penuh,” kata Denny.
Setelah tidak mendapat kamar, mereka pun membawa pasien pulang ke rumah dan kondisinya terus menurun hingga akhirnya meninggal.
Dari Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan, kluster penularan Covid-19 di kalangan jemaah masjid kembali muncul. Hingga sekarang, jumlah orang yang positif Covid-19 dari kluster tersebut sebanyak 20 orang. Ini merupakan kluster kedua terkait jemaah masjid yang muncul di Bantul selama beberapa waktu terakhir.
Kluster penularan terjadi di Dusun Candi, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul. Penularan berawal dari S, seorang jemaah masjid di Dusun Candi yang dinyatakan positif Covid-19 saat menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia (RS UII), Bantul, 21 April 2021.
S menjalani isolasi di tempat isolasi milik Pemerintah Kabupaten Bantul. Pada hari ketiga, S dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati, Bantul.
Dari hasil pelacakan, istri, dua anak, dan ibu dari S dinyatakan positif Covid-19. Adapun satu anaknya dinyatakan negatif. Belasan jemaah masjid juga terkonfirmasi positif Covid-19 dan dimungkinkan bertambah karena petugas masih terus melakukan pelacakan.
”Total yang terkonfirmasi positif sampai hari ini ada 20 orang. Masih terus dilakukan tracing. Kurang lebih ada 15 orang yang akan dilakukan swab ke depan,” ujar juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, melalui keterangan tertulis, Jumat (7/5/2021).
Sebelumnya, kluster penularan Covid-19 di masjid juga terjadi di Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Bantul. Kluster tersebut diduga berawal dari adanya seorang warga yang mengalami gejala mengarah ke Covid-19, tetapi tetap beraktivitas di masjid.
Sri Wahyu menjelaskan, warga yang mengalami gejala itu kemudian memeriksakan diri ke rumah sakit dan menjalani tes Covid-19. Berdasarkan hasil tes itu, warga tersebut dinyatakan positif Covid-19 pada 25 April 2021. Dua hari kemudian, warga itu meninggal.
Total yang terkonfirmasi positif sampai hari ini ada 20 orang. Masih terus dilakukan tracing. Kurang lebih ada 15 orang yang akan dilakukan swab ke depan. (Sri Wahyu Joko Santoso)
Sesudah itu, petugas pun melakukan pelacakan kepada keluarga dan jemaah masjid yang pernah melakukan kontak erat dengan warga yang meninggal tersebut. Awalnya, total orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari kluster masjid di Desa Murtigading itu sebanyak 23 orang. Namun, beberapa hari kemudian, jumlah orang yang terkonfirmasi positif bertambah menjadi 26 orang.
Terkait kluster jemaah masjid, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Edhi Gunawan menyatakan akan menyosialisasikan protokol kesehatan secara lebih intensif kepada pengurus masjid.
”Ada beberapa tempat yang dilaporkan kepada kami yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Misalnya, jarak tidak diatur dan tidak memakai masker,” ujar Edhi.