”Mengejar” Warga Lansia hingga ke Dusun-dusun
NTB mengejar vaksinasi seluruh lansia yang mencapai 50.751 orang bisa selesai sebelum Lebaran. Oleh karena itu, upaya percepatan dilakukan, termasuk hingga ke dusun-dusun.
Sebagai salah satu kelompok rentan terpapar Covid-19, warga lansia menjadi prioritas vaksinasi, termasuk di Nusa Tenggara Barat. Pemerintah daerah setempat menerapkan pendekatan jemput bola hingga ke dusun-dusun untuk mempercepat vaksinasi kelompok tersebut.
Suara Sane (65) dari pengeras suara Masjid Nurul Iman memecah keheningan pagi sekitar pukul 07.30 Wita di Dusun Kuang Jukut, Desa Pringgarata, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (28/4/2021).
Baca juga: Kedatangan Vaksin Sinopharm Disiapkan untuk Vaksinasi Gotong Royong
”Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kepada warga Kuang Jukut yang berusia 60 tahun ke atas, mulai jam 08.00 diharapkan berkumpul di pertigaan Gubuk Tengak. Hari ini, jadwal vaksin. Jangan lupa membawa KTP,” kata Sane.
Setidaknya tiga kali marbot Masjid Nurul Iman itu mengulangi pengumuman yang sama. Setelah itu, ia meninggalkan masjid dan bergegas menuju lokasi vaksinasi. Melihat usianya, ia masuk kelompok lansia penerima vaksin.
Sekitar 500 meter dari Masjid Nurul Iman, tepatnya di pertigaan Gubuk Tengak (kampung tengah), Budi Hartono, petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas) Pringgarata yang juga warga Kuang Jukut, tampak sibuk mempersipakan lokasi vaksinasi.
Telah ada tarup yang didirikan bersama warga di sana. Berikut bangku dan meja-meja yang akan digunakan. Baik untuk area tunggu, pendaftaran, pemeriksaan kesehatan, penyuntikan vaksin, maupun observasi. Di area masuk, disediakan juga air dan sabun pencuci tangan.
Baca juga: Program Vaksinasi Covid-19: Tahapan, Distribusi, dan Efikasi
Tak lama, tim vaksinator Puskesmas Pringgarata yang lain tiba. Juga ada Bintara Pembina Desa (Babinsa) Pringgarata Sersan Satu Abdullah. Setelah menyapa petugas dan warga yang lebih dahulu datang, Abdullah kemudian membantu Budi mempersiapkan tempat vaksinasi, termasuk memasang spanduk.
Sekitar pukul 08.00 Wita, para warga lansia mulai berdatangan ke lokasi vaksinasi yang berada sekitar 22 kilometer timur Mataram, ibu kota NTB itu. Ada yang datang sendiri karena lokasi vaksinasi dekat dengan rumah mereka. Ada juga yang diantar keluarga. Mereka datang dengan tetap menggunakan masker.
Ada juga warga lansia yang baru dari sawah langsung ke lokasi vaksinasi. Namun, karena tidak membawa KTP, petugas meminta mereka pulang sebentar. Tanpa berganti pakaian, misalnya tetap memakai caping, mereka kembali ke lokasi vaksinasi.
Selain itu, ada warga lansia yang lupa membawa KTP. Hal itu membuat Babinsa Sertu Abdullah, dengan sepeda motornya, bolak-balik mengantar warga tersebut. ”Harus diantar karena dia tidak ada yang bisa jemput,” kata Abdullah.
Baca juga: Pertaruhan Vaksinasi
Proses vaksinasi berlangsung seperti pada umumnya. Para warga lansia yang telah datang langsung diminta menyerahkan KTP. Lalu, satu per satu dipanggil sesuai urutan.
Dibandingkan dengan pendaftaran, proses pemeriksaan kesehatan membutuhkan waktu yang cukup lama. Apalagi para warga lansia tidak seluruhnya mudah diajak berkomunikasi, terutama saat ditanya masalah kesehatan mereka.
Namun, para petugas tetap bersabar. Mereka terus berusaha menjelaskan dengan pelan dan mencari pilihan kata yang tepat dalam bahasa Sasak, bahasa asli di Lombok.
Jika memenuhi syarat, petugas kemudian membawa warga lansia tersebut ke tempat penyuntikan vaksin. Sebagian besar warga lansia tampak santai. Beberapa sedikit takut. ”Pelan-pelan bapak dokter suntiknya,” kata Inaq Renet (60) sambil menyisingkan lengan baju, kemudian memejamkan mata.
Baca juga: Peringati Hari Buruh di Semarang dengan Audiensi dan Vaksinasi
Melihat Inaq Renet yang sedikit ketakutan, para lansia yang telah divaksinasi berteriak menyemangati. ”Jangan takut. Cuma sebentar,” kata mereka seraya tertawa dan bertepuk tangan.
Vaksinator juga ikut menyemangati para warga lansia, meminta mereka untuk tidak takut dan menahan saat disuntik. Prosesnya cepat, bahkan membuat warga lansia terheran. ”Oh, sudah selesai. Ternyata tidak ada rasa apa-apa,” kata Inaq Renet seraya membuka mata.
Setelah divaksinasi, para warga lansia kemudian diminta menunggu di berugak (saung) yang berada di area vaksinasi. Hal itu untuk melihat kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Hingga vaksinasi selesai sekitar pukul 12.00 Wita, tidak ada satu pun kejadian ikutan.
Oh, sudah selesai. Ternyata tidak ada rasa apa-apa. (Inaq Renet)
Hanya saja, tidak semua memenuhi syarat. Ada warga yang memang tidak bisa divaksin sehingga ditunda.
Baca juga: Seusai Terima Vaksin Covid-19, Pelaku Usaha Pariwisata di NTB Semakin Percaya Diri
Para warga lansia yang mengikuti vaksinasi mengaku memang ingin divaksinasi. Sane, misalnya, telah lama mengikuti berita tentang Covid-19.
”Mengapa harus takut divaksinasi. Justru bagus untuk menghindari dampak Covid-19, seperti yang saya lihat di TV. Apalagi saya sudah usia lansia,” kata Sane.
Jemput bola
Vaksinasi yang diikuti Sane dan puluhan warga lansia lain di Dusun Kuang Jukut adalah kegiatan Vaksinasi Covid-19 Bagi Lansia di NTB. Pemerintah daerah setempat mengejar target bisa memberikan vaksinasi kepada 50.751 orang lansia sebelum Idul Fitri.
Warga lansia menjadi prioritas vaksinasi karena merupakan kelompok rentan terpapar Covid-19. Apalagi, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dari total 546 pasien Covid-19 yang meninggal, 62 persen adalah pasien dengan komorbit (penyakit penyerta) dan warga lansia.
Baca juga: Klaim dan Realitas Vaksin Nusantara
Oleh karena itu, untuk mempercepat vaksinasi pada warga lansia, digunakan pendekatan jemput bola, ”Mengejar” warga lansia ke dusun-dusun. Pendekatan itu melibatkan semua pihak terkait mulai dari pemerintah kabupaten kota hingga dusun. Termasuk pula TNI dan Polri.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah mengatakan, hingga Selasa (4/5/2021), sebanyak 36.048 warga lansia atau 71,0 persen telah divaksin. Menurut Rohmi, pencapain itu tidak lepas dari hasil kerja keras semua pihak terkait.
Menurut Kepala Kepolisian Daerah NTB Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal, sejumlah kebupaten/kota telah melebihi target untuk vaksinasi kepada warga lansia, yakni Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, dan Dompu.
Sementara daerah lain, seperti Kota Mataram, Lombok Utara, Bima, Kota Bima, dan Sumbawa, belum mencapai target. Ia berjanji akan memaksimalkan peran jajarannya untuk mempercepat vaksinasi di daerah tersebut.
Baca juga: Bantu Warga Lanjut Usia Mengakses Vaksin Covid-19
Di beberapa kabupaten, misalnya Lombok Barat, menurut Kepala Kepolisian Resor Lombok Barat Ajun Komisaris Besar Bagus S Wibowo, anggotanya dikerahkan untuk menjemput para lansia yang kesulitan datang ke lokasi.
Hanya mengajak warga lansia untuk mau vaksin juga tidak mudah. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri, banyak warga lansia yang takut divaksinasi.
Dari pantauan Kompas di Lombok Tengah, sejumlah warga lansia tidak mau datang ke tempat vaksinasi sehingga memilih tetap di rumah atau di sawah. Saat ditanya, mereka mengaku takut. Mereka bersikeras tidak mau divaksinasi meski telah dijelaskan proses dan manfaatnya.
Keluarga para lansia juga tidak semua mau membantu. Bahkan, beberapa terlihat melarang orangtuanya untuk divaksinasi. Alasannya karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah vaksinasi.
Menurut Fikri, selain mendekatkan tempat kegiatan vaksinasi, kehadiran keluarga juga penting. Oleh karena itu, bagi keluarga yang bisa membawa warga lansia ke tempat vaksinasi, juga bisa ikut mendapat vaksin.