Kecamatan Raijua di Kabupaten Sabu Raijua Belum Terlayani Listrik Seusai Badai Seroja
Layanan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur sejak badai siklon tropis Seroja menimpa wilayah Nusa Tenggara Timur, 3-5 April 2021, sampai hari ini belum terpenuhi.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
MENIA, KOMPAS — Layanan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur sejak badai siklon tropis Seroja menimpa wilayah Nusa Tenggara Timur, 3-5 April 2021, sampai hari ini, belum terpenuhi. Masyarakat satu kecamatan di Pulau Raijua dan beberapa desa di Pulau Sabu masih hidup dalam kegelapan, padahal listrik sekaligus bisa memulihkan ekonomi warga.
Penjabat Bupati Sabu Raijua Doris Rihi, dihubungi di Menia, ibu kota Sabu Raijua, Rabu (5/5/2021), mengatakan, kehidupan masyarakat di Pulau Raijua masih sangat memprihatinkan. Selain rumah-rumah rusak diterjang badai Seroja, mereka juga masih tinggal dalam kegelapan.
”Listrik di satu kecamatan itu belum nyala. Alasan PLN masih menunggu tenaga teknis dari Kota Kupang untuk memperbaiki listrik di sana. Selain di Pulau Raijua, ada 2-4 desa di Kecamatan Liae, Sabu, juga belum terlayani listrik,” kata Doris.
Supervisor PLN Kantor Jaga Sabu Oscarlian Ratu mengatakan, jaringan listrik di Pulau Raijua tidak beroperasi karena rumah pembangkitan mengalami kerusakan, beberapa tiang listrik patah dan ambruk, sementara material perbaikan tidak ada. Selain itu, belum beroperasinya jaringan telekomunikasi di Sabu saat ini menyebabkan komunikasi ke PLN Wilayah NTT di Kota Kupang terkait sejumlah kebutuhan untuk pemulihan listrik di Raijua mengalami kesulitan.
Listrik di satu kecamatan itu belum nyala. Alasan PLN masih menunggu tenaga teknis dari Kota Kupang untuk memperbaiki. (Doris Rihi)
Selain itu, pelabuhan utama Sabu, yakni Pelabuhan Seba di Sabu Barat, dalam kondisi rusak. ”Ada satu kapal penumpang menabrak jalur sandaran feri sehingga kapal itu karam. Kondisi ini menyebabkan kapal-kapal tidak bisa sandar di pelabuhan itu secara leluasa,” kata Ratu.
Tidak hanya itu. Halangan juga terjadi di daratan. Sejumlah pohon tumbang memalangi jalan sehingga akses ke rumah warga dalam rangka memperbaiki jaringan listrik mengalami kesulitan. Pohon-pohon ini pun harus ditangani tim PLN Sabu yang dipimpin Oscarlian Ratu. Keberadaan sebuah gergaji mesin milik PLN setempat sangat membantu. Gergaji itu dimanfaatkan untuk memotong pohon-pohon yang melintang di jalan.
Sejumlah warga lokal itu membantu tim PLN Sabu dalam upaya perbaikan tersebut. Setidaknya ada empat tiang tegangan menengah yang roboh. Mereka terpaksa menggali lubang untuk menegakkan kembali tiang-tiang yang roboh tersebut. Tiang-tiang yang ada diupayakan tetap berfungsi karena semua material tersedia jauh di Kupang.
Selain itu, ada 60 titik tiang memiliki panjang 12 meter ambruk, dengan kondisi kabel yang tak beraturan menghalangi akses jalan di Kecamatan Sabu Liae. Selain itu, terdapat 30 tiang jaringan tegangan menengah sepanjang 11 meter yang patah dan sebagian lain miring dan dua gardu hancur diterjang badai Seroja.
Upaya memperbaiki kerusakan itu, yakni mendatangkan crane dan material perbaikan yang dikirim dari Kupang, menempuh perjalanan laut selama 10 jam menuju Pulau Sabu. Keterbatasan alat dan material ini, proses pemulihan listrik di Pulau Sabu dan Raijua butuh waktu cukup lama, yakni hampir satu bulan.
Menurut Oscarlian Ratu, prioritas perbaikan listrik adalah menyalakan pangkal-pangkal penyulang, khususnya mendukung fasilitas umum seperti kantor bupati, rumah sakit, puskesmas, gedung sekolah, tower-tower telekomunikasi, dan transaksi perbankan.
Tim PLN Sabu mendapatkan bantuan crane dan material dari Kupang, 1 Mei 2021. Kehadiran alat pendukung dan material PLN ini mendorong pemulihan PLN di Sabu mencapai 74 gardu dari total 75 gardu dan sekitar 7.200 pelanggan sudah menikmati listrik seperti semula. Kondisi kelistrikan di NTT sampai 2 Mei 2021 telah terpulihkan 99,82 persen, dengan memperbaiki 3.995 gardu, 635.152 pelanggan terlayani.
Tokoh masyarakat Sabu Raijua, Jery Dimoe (58), meminta PLN segera memulihkan listrik di Pulau Raijua dan beberapa desa di Pulau Sabu. Bencana badai Seroja telah lewat satu bulan, semestinya kelistrikan yang ada, termasuk di Pulau Raijua, sudah pulih seluruhnya.
”Kami beterima kasih kepada PLN yang telah berjuang memulihkan listrik di Pulau Sabu meski belum tuntas. Namun, alangkah lebih baik kalau pulau-pulau terpencil di NTT, yang selama ini terlayani PLN, bisa diaktifkan kembali, termasuk Pulau Raijua,” kata Dimoe.
Ia menilai kehadiran listrik sangat membantu masyarakat untuk memulihkan ekonomi keluarga yang sedang terpuruk. Kehadiran listrik mendorong warga untuk melakukan sejumlah usaha kreatif guna meningkatkan ekonomi keluarga.