Ekonomi Membaik, Stok Uang di DIY Jelang Lebaran Naik Dua Kali Lipat
Bank Indonesia DIY menyiapkan uang Rp 5,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan dan Lebaran. Jumlah uang yang disiapkan itu meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan uang sebanyak Rp 5,2 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di DIY selama bulan Ramadhan dan Lebaran. Jumlah uang yang disiapkan meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan kondisi tahun lalu karena perekonomian di DIY dinilai telah membaik.
”Kondisi ekonomi di DIY semakin positif. Untuk uang kartal pada Ramadhan tahun ini kami siapkan Rp 5,2 triliun,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Miyono saat dihubungi, Rabu (5/5/2021).
Miyono menjelaskan, dari uang Rp 5,2 triliun yang disiapkan, sebanyak Rp 4,7 triliun merupakan uang pecahan besar dan Rp 466 miliar merupakan uang pecahan kecil. Jumlah uang yang disiapkan BI DIY pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan realiasi kebutuhan uang pada Ramadhan dan Lebaran tahun lalu yang sebesar Rp 2,3 triliun.
”Sebagai informasi, dari Rp 5,2 triliun yang kami siapkan, sampai dengan 30 April 2021 sudah terealisasi (keluar) Rp 1,8 triliun. Jadi, masih ada sekitar Rp 3,4 triliun,” paparnya.
Sementara itu, berdasarkan data BI DIY, estimasi kebutuhan uang kartal di DIY pada 2021 juga mengalami peningkatan dibandingkan total realisasi kebutuhan uang pada tahun lalu. Pada tahun lalu, realisasi kebutuhan uang kartal di DIY mencapai Rp 16,6 triliun. Sementara itu, pada tahun ini, estimasi kebutuhan uang kartal di DIY diperkirakan mencapai Rp 23,6 triliun.
Miyono menyebut, realisasi kebutuhan uang di DIY pada 2020 memang menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan itu terjadi karena adanya pandemi Covid-19 yang berdampak signifikan terhadap aktivitas perekonomian di DIY. ”Tahun lalu memang menurun drastis karena pandemi,” ujarnya.
Akan tetapi, pada tahun ini, kondisi perekonomian di DIY dinilai sudah lebih baik dibandingkan tahun 2020. Oleh karena itu, kebutuhan uang pada masa Ramadhan dan Lebaran tahun ini diprediksi juga akan meningkat apabila dibandingkan Ramadhan dan Lebaran tahun lalu.
Salah satu indikator dari perbaikan itu adalah pertumbuhan ekonomi DIY yang berada pada kondisi positif pada triwulan pertama tahun ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, perekonomian DIY pada triwulan pertama tahun 2021 tumbuh 6,14 persen jika dibandingkan triwulan pertama tahun 2020. Adapun jika dibandingkan triwulan keempat tahun 2020, perekonomian DIY pada triwulan pertama tahun 2021 tumbuh 0,86 persen.
Pertumbuhan ekonomi DIY itu lebih baik dibandingkan dengan kondisi nasional. Data BPS menyebutkan, perekonomian Indonesia pada triwulan I-2021 terkontraksi 0,74 persen dibanding triwulan I-2020. Jika dibanding triwulan IV-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2021 terkontraksi 0,96 persen.
Terdampak
Meski begitu, Miyono mengakui, perekonomian DIY kemungkinan bakal terkena dampak kebijakan larangan mudik dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro. Hal ini karena kebijakan tersebut berpotensi menurunkan jumlah kunjungan wisatawan dari daerah lain ke DIY. Padahal, selama ini, perekonomian DIY sangat bergantung pada aktivitas pariwisata.
Meski demikian, Miyono berharap aktivitas wisata di DIY masih bisa digerakkan wisatawan lokal yang berasal dari wilayah DIY. ”DIY ini, kan, daerah wisata. Kami berharap mudah-mudahan masyarakat dari kawasan DIY dan sekitarnya bisa ikut menggerakkan ekonomi. Kalau yang dari luar DIY, kan, sulit karena tidak ada pergerakan-pergerakan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menyatakan, pada masa libur Lebaran tahun ini, destinasi wisata di provinsi tersebut tetap diperkenankan beroperasi. Namun, wisatawan dari luar DIY tidak diperbolehkan datang ke destinasi-destinasi wisata di DIY.
Larangan itu sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat yang melarang masyarakat mudik pada tahun ini. ”Kami akan stop seluruh pengunjung dari luar provinsi. Jadi, yang akan mengunjungi destinasi wisata di DIY hanya masyarakat DIY saja,” kata Kadarmanta.
Kadarmanta juga mengingakan, para pengelola destinasi wisata di DIY mesti menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar tidak terjadi penularan Covid-19 di destinasi wisata. Apalagi, pada momen libur Lebaran mendatang, diperkirakan banyak warga DIY yang berwisata ke berbagai destinasi di provinsi tersebut.
”Karena masyarakat di DIY tidak bisa ke luar daerah juga, pada saat Lebaran, destinasi-destinasi wisata di DIY akan didatangi oleh masyarakat DIY. Protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan,” ujarnya.