Polisi terus memburu kelompok yang diduga terlibat dalam bom bunuh diri di Katedral Makassar, 28 Maret lalu. Kali ini, polisi menggeledah berkas markas FPI di Makassar.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggeledah bekas markas Front Pembela Islam Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (4/5/2021) petang. Selain terkait kasus bom Makassar pada akhir Maret lalu, penggeledahan ini juga terkait penangkapan Munarman, bekas tokoh organisasi itu, di Tangerang.
Penggeledahan dilakukan pada sore jelang buka puasa di bekas markas FPI di Jalan Sungai Limboto, Makassar. Penggeledahan dilakukan dalam pengawasan ketat aparat bersenjata. Sebagian aparat berseragam, sebagian lagi berpakaian preman. Sebanyak empat boks kontainer barang disita dari penggeledahan ini. Barang-barang ini kini diamankan di Markas Polda Sulsel.
”Memang ada penggeledahan tadi sore. Penggeledahan ini terkait bom Makassar dan pengembangan dari kasus penangkapan Munarman di Tangerang. Ada empat kontainer barang yang diamankan, tetapi saya belum bisa menjelaskan apa isi kontainer yang diamankan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Komisaris Besar E Zulpan, Selasa malam.
Sebelumnya, masih terkait bom Makassar, aparat Densus 88 menembak mati seorang terduga teroris di Sudiang, Makassar, Kamis (15/4/2021). Pascabom bunuh diri di Katedral Makassar, polisi sudah menangkap 53 orang yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Sebagian orang yang ditangkap diduga terlibat dalam kelompok Villa Mutiara di Makassar. Kelompok itu terkait dengan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah).
Bom Katedral terjadi pada Minggu (28/3/2021). Saat itu, dua pelaku bom bunuh diri, pasangan suami istri Lukman dan YSF, tewas di tempat. Sebanyak 20 orang lainnya luka-luka.
Saat itu, Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, kedua pelaku terkait jaringan JAD yang kelompoknya digerebek di Perumahan Villa Mutira, Makassar, awal Januari 2021. Kala itu, penggerebakan menewaskan dua orang yang merupakan mertua dan menantu, yakni Rizaldy dan Zulfikar.
”Pelaku merupakan anggota kelompok yang beberapa waktu lalu diamankan di Villa Mutiara. Kelompok ini juga terkait dengan kelompok yang melakukan aksi bom gereja di Filipina, 2018. Bom yang digunakan adalah jenis bom panci,” kata Kapolri.
Pascabom bunuh diri, hingga kini pengembangan terus dilakukan dan puluhan orang ditangkap. Penangkapan ini adalah bagin dari upaya memutus sel radikalisme.