Pembelajaran jarak jauh di Jambi kembali diterapkan sehubungan kasus Covid-19 yang naik tajam. Sejumlah daerah di wilayah itu kembali berada dalam zona merah.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Angka kasus Covid-19 yang kembali meroket di Jambi mendorong kebijakan pembelajaran tatap muka dikembalikan lagi ke daring. Pada tingkat sekolah menengah atas, pembelajaran daring akan dimulai pada Senin (3/5/2021), sedangkan di tingkat dasar dan menengah pertama mulai pada Rabu (5/5/2021).
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi Johansyah mengatakan, kebijakan berlakunya kembali pembelajaran jarak jauh diambil sehubungan meningkatnya kasus Covid-19 yang drastis sehingga sejumlah daerah di wilayah itu masuk zona merah.
”Atas pertimbangan itu, pembelajaran pada satuan pendidikan setingkat SMA dikembalikan ke sistem dalam jaringan atau daring,” ujarnya, Minggu (2/5/2021). Kebijakan pembelajaran kembali daring tertuang dalam Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi tentang Kebijakan Belajar Mengajar, ditandatangani 30 April 2021.
Dalam surat disebutkan, pembelajaran dengan sistem daring berlaku hingga 8 Mei. Setelah itu, sekolah memasuki libur Idul Fitri hingga 23 Mei. Pembelajaran tatap muka diperkirakan mulai dapat berlangsung kembali pada 24 Mei dengan mempertimbangkan situasi Covid-19 di Jambi.
Di tempat berbeda, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi Mulyadi mengatakan, pembelajaran tatap muka di tingkat SD dan SMP juga akan ditiadakan sementara. Mulyadi mempertimbangkan pendidikan daring dimulai pada Rabu (5/5/2021) dibarengi dengan jadwal larangan mudik.
”Jika dimulai Senin, kami khawatir disalahgunakan orangtua membawa anaknya mudik atau ke luar kota,” katanya. Jika itu terjadi, bisa memperparah situasi Covid-19. Atas dasar itulah, pembelajaran jarak jauh diputuskan untuk dimulai pada Rabu.
Saat ini, Kota Jambi masuk dalam kategori zona merah Covid-19. Sejumlah sekolah bahkan telah ditutup karena adanya kasus tinggi di lingkungan RT setempat. Penutupan sekolah, lanjut Mulyadi, untuk mengantisipasi penyebaran virus pada anak dan guru.
Pembelajaran tatap muka tingkat SMA sudah dimulai pada 17 Februari dan tingkat SD serta SMP dimulai pada 1 Maret lalu. Secara umum, kondisi Covid-19 pada saat itu telah melandai. Namun, sejak dua pekan lalu, angkanya kembali naik tajam dan bahkan membawa Kota Jambi, Kota Sungai Penuh, dan Kabupaten Kerinci masuk ke dalam zona merah.
Sejak menerapkan pembelajaran tatap muka, sekolah pun menuai sejumlah tantangan. Kasus kluster sekolah merebak pada sejumlah tempat. Awalnya, Covid-19 menerpa 56 siswa dan guru di SMA Titian Teras, Kabupaten Muaro Jambi, pada akhir Maret. Pembelajaran tatap muka baru berjalan dua pekan langsung dihentikan.
Setelah itu, ada 30 orang di SMK Pertanian Kabupaten Batanghari yang terkonfirmasi positif. Akhir April lalu, 51 siswa di Madrasah Aliyah Negeri Cendekia, Kabupaten Muaro Jambi, terkonfirmasi positif. Pada seluruh kluster, sekolah terkait masih ditutup hingga kini
Rangkaian uji usap masif pun masih terus berlangsung terhadap siswa dan tenaga pengajar di MAN Cendekia. Siswa yang tidak terinfeksi virus korona langsung dipisahkan tempat tinggal. Gedung asrama siswa kini terbagi dua untuk yang positif dan yang negatif. ”Ini supaya tidak berlanjut penularan virusnya,” tambahnya.
Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengatakan, pembatasan sosial akan terus diperkuat mendekati masa Lebaran. Pengawasan itu khususnya pada tempat-tempat perbelanjaan. Pihaknya bukan melarang warga berbelanja, tetapi ingin memastikan tidak terjadi kerumunan yang dapat menimbulkan penyebaran virus korona baru.
”Untuk pedagang dari kabupaten sekitar yang punya kebutuhan berbelanja bahan makanan untuk mengisi warung atau tokonya, kami tidak larang, tetapi perlu dilengkapi surat pengantar Rt setempat,” katanya.