Produktif Bekerja di Rumah dengan Ruang yang Nyaman
Mengatur ruang di indekos atau rumah penting agar penghuni nyaman beraktivitas, terutama bila pola kerja jarak jauh masih akan berlangsung lama.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pola kerja jarak jauh masih jadi model kerja ideal di masa pandemi Covid-19. Bahkan, pola kerja itu diperkirakan bertahan di masa mendatang setelah pandemi usai. Ruangan yang nyaman untuk bekerja di rumah pun jadi penting guna menjaga produktivitas.
Karyawan swasta di Jakarta, Anugerah (26), bekerja dari rumah (work from home/WFH) selama setahun lebih. Kantornya yang semula luas kini pindah ke kamar indekos yang sempit. Kendati tidak menghadapi tantangan berarti dengan perubahan ini, ia merasa harus pintar-pintar membagi ruang.
”Tempat tidur untuk istirahat, sementara semua tempat selain tempat tidur adalah ruang serbaguna. Karena ruangnya terbatas, saya menganut prinsip make the best out of it. It works everytime,” katanya di Jakarta, Jumat (30/4/2021).
Pembagian itu membuat Anugerah disiplin beraktivitas. Tubuh dan pikirannya tahu kapan dan di mana harus bekerja serta beristirahat.
Baca juga: Menata Bekerja dari Rumah, Mempersiapkan Realitas Masa Depan
Sementara itu, editor buku di perusahaan swasta, Putri (26), sudah 1 tahun 1 bulan WFH. Ia beberapa kali mampir ke kantor untuk mencari suasana baru. Terlalu lama di indekos membuat dia jenuh hingga sering sakit kepala tanpa sebab. Ini memengaruhi produktivitas kerjanya.
Salah satu faktor yang membuat dia jenuh ialah pemandangan kamar yang stagnan. Untuk menyiasatinya, Putri menanam beberapa tanaman hias di indekos. Hal ini membantunya melepas stres.
”Kamar indekos sebenarnya tidak terlalu sempit, tapi pemandangan yang itu-itu saja kadang membuat saya sedih dan sulit berpikir kreatif,” ujar Putri.
Menurut psikolog klinis Tara de Thouras, manajemen stres bisa dilakukan dengan membuat lingkungan yang nyaman di tempat tinggal, baik rumah maupun indekos. Selain mengatur ruang untuk kerja dan istirahat, menjaga kerapian ruangan juga penting agar pikiran tenang.
Ruang privat dirasa perlu agar seseorang bisa beristirahat dan punya privasi. Selain itu, perlu juga tempat untuk melepas penat, seperti taman atau ruang komunal seperti yang kerap ditemui di rumah indekos.
”Perlu membuat suasana yang senyaman mungkin agar produktif bekerja di rumah. Kalau tidak, akan stres. Padahal, pandemi Covid-19 sudah berpengaruh ke kesehatan mental masyarakat, seperti menyebabkan gangguan kecemasan,” ucap Tara.
Menurut studi yang dipublikasi di Ecological Applications, hunian yang punya akses ke ruang terbuka hijau, seperti taman, mendukung kesehatan mental para penghuninya. Hal ini juga berlaku ke hunian atau ruangan dengan pemandangan hijau, misalnya dari jendela.
Akses ke area terbuka hijau diasosiasikan dengan meningkatnya penghargaan diri, kepuasan, dan kebahagiaan. Potensi depresi dan kesepian pun menurun.
”Hasil studi kami menunjukkan bahwa alam sekitar dapat berfungsi untuk mengurangi dampak buruk dari peristiwa yang menegangkan bagi manusia,” kata penulis utama studi itu, Masashi Soga, seperti dikutip Science Daily.
Ia menambahkan, menjaga lingkungan alam tidak hanya penting untuk konservasi keanekaragaman hayati. Itu juga penting buat menjaga kesehatan manusia, baik fisik maupun mental.