Sakit, Pelaku Perjalanan dari Luar Negeri Langsung Dirujuk ke RS Lapangan Surabaya
Gelombang kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri di Bandara Juanda Surabaya terus berlangsung. Sebanyak 900 orang tiba, Sabtu (1/5/2021). Penumpang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sakit dirujuk ke rumah sakit.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Gelombang kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya terus berlangsung. Sebanyak 900 orang tiba, Sabtu (1/5/2021). Penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sakit langsung dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan Indrapura.
PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda Surabaya mencatat, hingga pukul 12.15 waktu setempat, penumpang dari luar negeri yang tiba sejumlah 451 orang. Jumlah penumpang itu masih bisa bertambah hingga malam nanti. Prediksinya, total 900 orang tiba dalam sehari.
Manajer Humas Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, semenjak kebijakan pengetatan pelaku perjalanan dari luar negeri diberlakukan di Juanda, Rabu (28/4/2021), total penumpang yang datang hingga Jumat kemarin sebanyak 1.391 orang. Mereka berasal dari sejumlah negara, antara lain Malaysia, Hong Kong, dan Singapura.
”Penumpang yang datang mayoritas pekerja migran Indonesia (PMI). Namun, ada juga yang bukan PMI, seperti warga negara asing (WNA). Penanganan terhadap penumpang ini dilakukan oleh Satgas Repatriasi PMI Jatim,” ujar Yuristo.
Satgas ini beranggotakan lintas institusi, antara lain Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya, Imigrasi, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Dinas Perhubungan Jatim, TNI, dan Polri. Dalam kunjungannya ke Bandara Juanda, Sabtu, Pangdam V/Brawijaya Mayjen Suharyanto mengatakan, setiap pelaku perjalanan dari luar negeri harus melalui proses penapisan (screening).
”Selanjutnya, penumpang menjalani masa karantina selama dua hari di Asrama Haji, dilanjutkan tiga hari di daerah masing-masing. Penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sakit langsung dirawat di RS Lapangan Indrapura Surabaya,” ujar Suharyanto di sela kunjungannya di Bandara Juanda.
Suharyanto, yang dalam kunjungannya didampingi Sekretaris Daerah Jatim Heru Tjahjono dan Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta, mengaku telah memastikan proses pemeriksaan kedatangan penumpang di Bandara Juanda berjalan dengan baik. Demikian pula fasilitas tempat karantina di Asrama Haji sangat memadai. Pelaku perjalanan ini mendapat kamar yang bagus dan nyaman.
Selanjutnya, penumpang menjalani masa karantina selama dua hari di Asrama Haji, dilanjutkan tiga hari di daerah masing-masing. (Suharyanto)
Pelaku perjalanan dari luar negeri, terutama PMI, yang menjalani karantina di Asrama Haji juga dijamin konsumsinya tiga kali sehari. Konsumsi ini disediakan oleh dapur umum yang digelar Dinas Sosial Provinsi Jatim dibantu Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya.
Dijemput pemda
Setelah menjalani masa karantina di Asrama Haji, pelaku perjalanan ini akan dijemput oleh pemda masing-masing dan melanjutkan karantina di kabupaten/kota tujuan. Setelah menjalani total karantina selama lima hari dan dinyatakan negatif berdasarkan hasil uji usap Covid-19, barulah pelaku perjalanan dari luar negeri ini diperbolehkan bertemu keluarga.
Untuk WNA diwajibkan menjalani karantina di tempat karantina khusus yang telah disediakan oleh pemerintah selama dua hari. Tempatnya di hotel atau penginapan yang sudah disertifikasi penyelenggaraan akomodasi karantina Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan. Biaya selama karantina ditanggung oleh WNA.
Jatim akan menerima gelombang kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri yang jumlahnya lima kali lipat lebih dari tahun lalu. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sekitar 14.000 PMI dari sejumlah negara pulang ke kampung halamannya di Jatim. Selain pekerja migran, ada juga mahasiswa yang kuliah di luar negeri dan pekerja profesional.
”Mereka ini pulang karena kontrak kerjanya habis dan tidak diperpanjang. Kepulangannya bukan dalam rangka mudik Lebaran,” ujar Khofifah, Jumat (23/4/2021).
Ribuan pekerja migran itu tiba secara bergelombang selama bulan Ramadhan hingga setelah Idul Fitri. Pekerja migran yang pulang tahun ini yakni 14.000 orang, jauh lebih besar dibandingkan dengan pekerja migran yang pulang pada Ramadhan tahun lalu yang hanya 2.100 orang.
Mantan Mensos ini meminta seluruh pemerintah kabupaten dan kota di wilayahnya menyiapkan kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri ini. Di Sidoarjo, misalnya, pemda menyiapkan tempat karantina di hotel yang selama ini digunakan untuk isolasi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala.
”Kapasitas hotel itu 80 orang dan berpotensi dimaksimalkan menjadi 120 orang. Tim kesehatan sudah disiapkan,” kata Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman.