Hadapi Mudik Lebaran, Mitigasi Penularan Covid-19 di Jatim Ditingkatkan
Pemerintah belum putuskan melonggarkan mobilitas warga saat Idul Fitri. Meski demikian, mitigasi penularan Covid-19 mulai ditingkatkan guna mengantisipasi lonjakan pergerakan para pelaku perjalanan saat libur Lebaran.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah belum memutuskan pelonggaran pergerakan masyarakat saat perayaan Idul Fitri 2021. Namun, mitigasi penularan Covid-19 mulai ditingkatkan guna mengantisipasi lonjakan kasus saat mudik Lebaran di Jawa Timur.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan, masih menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait mobilitas masyarakat saat libur Lebaran. Apa pun kebijakan yang diputuskan, pemerintah daerah akan berupaya memperkuat mitigasi penularan atau penyebaran Covid-19, terutama bagi pelaku perjalanan.
Salah satu upayanya, memfasilitasi vaksinasi Covid-19 bagi 1.300 petugas bagian pelayanan di Bandara Juanda yang berinteraksi langsung dengan masyarakat. Penyuntikan vaksin direncakan berlangsung dalam pekan ini. Vaksinasi merupakan upaya membangun kekebalan komunitas untuk mengendalikan sebaran Covid-19.
Upaya lain, bekerja sama dengan pengelola bandara mengawasi para penumpang yang mendarat di Juanda, terutama pekerja migran yang baru pulang kampung. Pemeriksaan terhadap penumpang dari luar negeri ini akan diperketat untuk mencegah sebaran virus atau penyakit berbahaya.
”Pemda Sidoarjo juga akan menyediakan tempat isolasi bagi penumpang yang baru pulang dari luar negeri sampai kondisi kesehatannya benar-benar baik. Hal itu untuk cegah potensi penularan penyakit. Jangan sampai kerja keras mengendalikan Covid-19 yang sudah dilakukan selama ini menjadi sia-sia,” ujar Muhdlor, Kamis (25/3/2021).
Selain Bandara Juanda, Pemkab Sidoarjo juga memberi perhatian terhadap Terminal Purabaya, Surabaya. Terminal bus terbesar di Jatim itu merupakan pintu masuk dan pintu keluar Jatim menggunakan angkutan darat. Arus pergerakan masyarakatnya cukup tinggi dan berisiko menjadi tempat penularan Covid-19.
Meski berlokasi di Sidoarjo, terminal itu dikelola Pemkot Surabaya. Oleh karena itulah, Muhdlor akan berkomunikasi dengan Wali Kota Surabaya mengenai penanganan sebaran Covid-19. Semua pintu masuk dan keluar Jatim di Sidoarjo akan diawasi ketat untuk mencegah munculnya kluster baru.
Di Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, pengelola menggelar simulasi atau uji coba tes GeNose C-19 terhadap para calon penumpang. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga menyiapkan ribuan dosis vaksin Covid-19 bagi petugas di bagian pelayanan yang berinteraksi langsung dengan pengguna jasa transportasi udara.
Direktur Operasi PT Angkasa Pura I Wendo Asrul Rose mengatakan, simulasi penggunaan GeNose C-19 ini tahap persiapan sebelum mulai diimplementasikan 1 April. Di Indonesia, hanya empat bandara yang akan menggunakan alat itu.
”Dua di antaranya berada di bawah pengelolaan Angkasa Pura I, yakni Bandara Internasional Juanda dan Bandara Internasional Yogyakarta. Juanda dipilih karena lalu lintas penumpangnya terpadat dan terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta,” kata Wendo di Sidoarjo.
Saat ini, AP I menunggu kebijakan pemerintah dalam hal ini Satgas Penanganan Covid-19 dan para regulator seperti Kementerian Perhubungan. Para pihak tersebut yang akan mengatur penggunaan hasil tes GeNose C-19 sebagai salah satu syarat pemeriksaan kesehatan Covid-19 bagi para pelaku perjalanan.
Simulasi tes GeNose C-19 di Juanda berlokasi di lobi gedung terminal baru di sisi timur terminal 1. Kegiatan dimulai pukul 13.00 dengan sasaran 150 karyawan Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Juanda dan komunitas bandara. Kegiatan simulasi itu ditunjang dengan enam mesin GeNose C-19, 500 kantong, lima bilik pemeriksaan, empat meja pengambilan hasil, dan satu ruang isolasi.
Durasi pemeriksaan rata-rata 20 menit per penumpang. Durasi pemeriksaan ini lebih singkat dibandingkan tes cepat antigen yang memakan waktu 40 menit per penumpang. Dengan durasi pemeriksaan yang lebih cepat, ditambah biaya yang lebih murah dibandingkan tes antigen, kehadirannya bisa memacu pertumbuhan penumpang secara signifkan.
Wendo mengatakan, masih menghitung tarif tes GeNose C-19 yang akan dibebankan kepada penumpang pesawat. Namun, dia memastikan besaran tarifnya tidak melebihi tes cepat antibodi maupun antigen yang mencapai Rp 150.000-Rp 170.000. Tarifnya diprediksi di bawah Rp 100.000 per penumpang.
Sebelum membuka layanan tes GeNose C-19 di bandara, AP I akan mengumumkan kepada seluruh pengguna jasa kebandarudaraan mengenai fasilitas layanan, cara mengaksesnya, serta kuota yang disediakan. Menurut Wendo, GeNose C-19 diprediksi hanya mampu melayani 10 persen dari total penumpang.
”Untuk Bandara Juanda, Surabaya, tes GeNose C-19 hanya mampu melayani sekitar 1.600 penumpang setiap hari dari total 15.000-16.000 penumpang,” ucap Wendo.
Selain menyediakan tes GeNose, pengelola bandara tetap menyediakan fasilitas tes Covid-19 antigen dan PCR atau metode reaksi berantai polimerase. Hal itu dilakukan karena ada kebijakan dari daerah tujuan penerbangan, seperti Bali, yang mewajibkan setiap penumpang wajib menunjukkan hasil tes PCR atau antigen.